1. Kabut di Bumi Mentaya
Suatu hari di minggu pagi, pada hari ke delapan belas di bulan Februari. Tak ada seorang pun yang mengira di hari itu awal sebuah malapetaka terjadi. Asap hitam membumbung tinggi, kobaran api menyebar menghembuskan udara panas ke tengah kota. Suasana tenang terpecahkan oleh teriakan kasar dan dentingan logam beradu. Darah tertumpah membasahi jengkal bumi mentaya. Firasat buruk yang dirasakan lelaki paruh baya itu akhirnya menjadi kenyataan. Sebuah keputusan telah diambil. Akankah lelaki itu lebih memilih pergi atau tetap bertahan demi sebuah harga diri?

2. IMPIAN SANG SYUHADA
Ahmad dan Yusuf, dua remaja yang bersahabat dekat, harus menghadapi kenyataan sebagai orang-orang terusir dari negeri penuh kecamuk perang tak berkesudahan, Palestine. Ahmad memiliki impian syahid seperti pejuang-pejuang Palestine yang dikaguminya. Namun sang sahabat justru lebih memilih jalan lain, menjadi seorang pesepakbola profesional seperti yang ia idam-idamkan selama ini. Impian sahabatnya itu justru hampir menjadi kenyataan ketika sang Maestro Sepakbola menemukan bakat terpendam Yusuf di sekolah darurat pengungsian. Akankah Ahmad kehilangan sang sahabat? Mampukah Yusuf menggapai impiannya? Selain cerpen di atas, beragam kisah seru, lucu, haru, dan menegangkan akan kita temukan di kumpulan cerpen ini. Tiga orang sahabat yang memulai karier kepenulisan di FLP banjarbaru ini mencoba merangkum tiga tema berbeda ke dalam satu buku. Ada tema horor/ misteri, humor/ komedi, serta kemanusiaan dituangkan ke dalam empat belas cerpen pilihan.