La Dawan Piazza
E-Mail: ladawanpiazza1[aT]gmail.com
La Dawan Piazza adalah nama pena dari Muhammad Ridwan yang lahir di Pinrang, 21 Agustus 1980. Alumni STMIK Dipanegara Makassar Angkatan 2000 hobby menulis buku dan saat ini berdomisili di Kota KupangDaftar Buku
Jumlah buku:31. Sumpah Pocong Si Udin
Zaman sekarang, sebuah negeri antah berantah di pedalaman hutan amazon Kolombia. Ada sebuah Kerajaan Luna Maya dari Suku Inica yang di pimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana, bernama Radja Si Bayangkara. Radja ini memerintah dengan amat bijaksana dan pemurah, hingga membuat banyak rakyatnya antri untuk mendapatkan bahan makanan dan kayu bakar. Ini diakibatkan karena kemarau panjang yang melanda kerajaan dan menyebabkan musim paceklik, sehingga rakyatnya banyak yang mengalami gagal panen. Rakyat berbondong-bondong antri mendapatkan beberapa biji buah-buahan dan bahan pangan lainnya. Hingga mereka tewas karena terinjak-injak, akibat panjangnya antrian warga yang butuh jatah BLT (Bantuan Langsung Tewas). Mengetahui ada rakyatnya yang tewas, karena antri pembagian makanan. Radja Si Bayangkara sangat murka dan mendesak para pengawal kerajaan untuk menghentikan pembagian makanan sampai situasi jadi tenang kembali. Konon kabarnya, Kerajaan Luna Maya itu, awalnya adalah sebuah kerajaan yang makmur dan subur dipenuhi dengan buah-buahan yang melimpah. Tapi karena dosa besar para pembesar kerajaan, akibat sering memungut upeti yang tinggi bagi rakyatnya dan melakukan korupsi terhadap upeti yang telah di kumpulkan. Membuat Maha Dewa 19 penguasa angin dan hujan menurunkan bencana berupa kekeringan panjang bagi Kerajaan Luna Maya. Sang Dewa 19 tidak menurunkan setetes air hujan pun di Kerajaan Luna Maya, karena mereka tidak mensyukuri sumber daya alam yang dimilikinya. Melambungnya harga kayu bakar akibat kemarau panjang yang melanda negeri itu dan penggundulan hutan oleh masy
Zaman sekarang, sebuah negeri antah berantah di pedalaman hutan amazon Kolombia. Ada sebuah Kerajaan Luna Maya dari Suku Inica yang di pimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana, bernama Radja Si Bayangkara. Radja ini memerintah dengan amat bijaksana dan pemurah, hingga membuat banyak rakyatnya antri untuk mendapatkan bahan makanan dan kayu bakar. Ini diakibatkan karena kemarau panjang yang melanda kerajaan dan menyebabkan musim paceklik, sehingga rakyatnya banyak yang mengalami gagal panen. Rakyat berbondong-bondong antri mendapatkan beberapa biji buah-buahan dan bahan pangan lainnya. Hingga mereka tewas karena terinjak-injak, akibat panjangnya antrian warga yang butuh jatah BLT (Bantuan Langsung Tewas). Mengetahui ada rakyatnya yang tewas, karena antri pembagian makanan. Radja Si Bayangkara sangat murka dan mendesak para pengawal kerajaan untuk menghentikan pembagian makanan sampai situasi jadi tenang kembali. Konon kabarnya, Kerajaan Luna Maya itu, awalnya adalah sebuah kerajaan yang makmur dan subur dipenuhi dengan buah-buahan yang melimpah. Tapi karena dosa besar para pembesar kerajaan, akibat sering memungut upeti yang tinggi bagi rakyatnya dan melakukan korupsi terhadap upeti yang telah di kumpulkan. Membuat Maha Dewa 19 penguasa angin dan hujan menurunkan bencana berupa kekeringan panjang bagi Kerajaan Luna Maya. Sang Dewa 19 tidak menurunkan setetes air hujan pun di Kerajaan Luna Maya, karena mereka tidak mensyukuri sumber daya alam yang dimilikinya. Melambungnya harga kayu bakar akibat kemarau panjang yang melanda negeri itu dan penggundulan hutan oleh masy
2. Keong Racun dan Tokek Belang
Shinta dan Jojo adalah dua gadis yang menderita penyakit kulit sejak lahir sehingga orang-orang merasa jijik dengan penyakit gadis itu. Ia hidup bersama kedua orang tuanya yg bernama Paijo dan Sartiyem, sehari-hari ia bekerja sebagai petani dan pengumpul kayu bakar untuk memenuhi kehidupan hidupnya. Pada suatu hari, mereka pergi ke hutan mencari kayu bakar dan tiba-tiba turun hujan deras, mereka mencari tempat berteduh tetapi tak disangka ia menemukan sebuah goa keramat yang ada penunggunya “Mbah Maridjan”. Di dalam goa itu mereka menemukan sebuah kolam air yg mengeluarkan cahaya terang benderang, yang kabarnya jika air itu dibasuhkan ke seluruh wajah dan tubuhnya karena konon kabarnya dapat menyembuhkan penyakit kulit yang di derita oleh Shinta dan Jojo. Setelah Shinta dan Jojo meminum air pada saat bulan purnama perubahan terjadi pada kulitnya, mereka jadi berubah menjadi dua wanita cantik dan tidak buruk rupa lagi. Bagaiamana kelanjutan kisahnya, silahkan pesan buku ini
Shinta dan Jojo adalah dua gadis yang menderita penyakit kulit sejak lahir sehingga orang-orang merasa jijik dengan penyakit gadis itu. Ia hidup bersama kedua orang tuanya yg bernama Paijo dan Sartiyem, sehari-hari ia bekerja sebagai petani dan pengumpul kayu bakar untuk memenuhi kehidupan hidupnya. Pada suatu hari, mereka pergi ke hutan mencari kayu bakar dan tiba-tiba turun hujan deras, mereka mencari tempat berteduh tetapi tak disangka ia menemukan sebuah goa keramat yang ada penunggunya “Mbah Maridjan”. Di dalam goa itu mereka menemukan sebuah kolam air yg mengeluarkan cahaya terang benderang, yang kabarnya jika air itu dibasuhkan ke seluruh wajah dan tubuhnya karena konon kabarnya dapat menyembuhkan penyakit kulit yang di derita oleh Shinta dan Jojo. Setelah Shinta dan Jojo meminum air pada saat bulan purnama perubahan terjadi pada kulitnya, mereka jadi berubah menjadi dua wanita cantik dan tidak buruk rupa lagi. Bagaiamana kelanjutan kisahnya, silahkan pesan buku ini
3. Tuhan Kenapa Aku Menjadi OSELLA
Salah satu buku dari event BYB di LeutikaPrio
Salah satu buku dari event BYB di LeutikaPrio