Ahmad Sobirin
E-Mail: ahmad.sobirin330[aT]yahoo.com
sejak kecil hidup di papua,SMA tidak lulus, pernah kuliah di UMY walau smester dua, dan sekarang gak tau mau kerja apa nih, hehe :)Daftar Buku
Jumlah buku:11. Secarik Kertas Putih
Heri purnama, adalah tokoh utama dalam kisah ini. dalam berbagai rintangan dalam perjalanannya menempuh pendidikan. Heri selalu mendapatkan pelajaran berharga dari teman-temannya termasuk para guru yang sarat dalam pengalaman getir untuk menjalani hidup. Heri adalah keturunan orang jawa yang lama hidup di tanah Papua. sejak kecil dirinya berada di permukiman transmigrasi yang memiliki teman-teman putra daerah di sekolahnya. Dia merasa senang karena bisa bermain Asyik bersama temannya dengan suasana alam yang masih sejuk dan terhirup segar. Namun ketika masuk di bangku SMA, dia memilih hijrah dari perkampungan transmigrasi menuju kota Jayapura hanya untuk mencari pendidikan yang lebih baik lagi. Dengan berbagai rintangan hidup yang ia jalani bersama teman-teman SMA-nya, dia telah berusaha untuk hidup mandiri bersama dua orang kawan seperjuangannya, Tofan dan Enas adalah dua siswa yang senasib dengan Heri. Sebagai seorang remaja yang bergejolak dengan cinta, tak tertinggal juga Heri telah jatuh hati dengan seorang gadis teman kelasnya sendiri. namun sungguh sayang, gadis incaran hatinya ternyata lebih dulu di ambil teman lainnya. Dengan berbagai kisah yang tak diduga, akhirnya Heri juga menemukan seorang gadis lain yang bernama Cintia Ayu sebagai gadis yang bersedia menghibur hatinya. walau Heri anak yang terlihat kusam, tapi Ayu tidak memandang Heri hanya dari raut wajahnya, melainkan telah memandang Heri dari kepribadiannya yang tekun dalam berusaha. Namun sungguh malang nasib Heri selama tiga tahun di SMA itu, ternyata anak keturunan jawa yang hidup di Papua itu tidak lulus sekolah. Dengan rasa malu dan penuh penyesalan. Akhirnya dia melarikan diri pada malam itu juga menuju kota Jogjakarta. Tanpa sepengetahuan teman bahkan Heri juga tidak pamit orang tuanya yang ada di desa. Heri telah melarikan diri dari kenyataan yang di hadapinya. Karena ketidaklulusan selalu menghantui kehidupan di masa depannya. Heri masih selalu di kelabuti kebimbangan antara semangat dan keterputusasaan pada masa depan yang telah tertunda.
Heri purnama, adalah tokoh utama dalam kisah ini. dalam berbagai rintangan dalam perjalanannya menempuh pendidikan. Heri selalu mendapatkan pelajaran berharga dari teman-temannya termasuk para guru yang sarat dalam pengalaman getir untuk menjalani hidup. Heri adalah keturunan orang jawa yang lama hidup di tanah Papua. sejak kecil dirinya berada di permukiman transmigrasi yang memiliki teman-teman putra daerah di sekolahnya. Dia merasa senang karena bisa bermain Asyik bersama temannya dengan suasana alam yang masih sejuk dan terhirup segar. Namun ketika masuk di bangku SMA, dia memilih hijrah dari perkampungan transmigrasi menuju kota Jayapura hanya untuk mencari pendidikan yang lebih baik lagi. Dengan berbagai rintangan hidup yang ia jalani bersama teman-teman SMA-nya, dia telah berusaha untuk hidup mandiri bersama dua orang kawan seperjuangannya, Tofan dan Enas adalah dua siswa yang senasib dengan Heri. Sebagai seorang remaja yang bergejolak dengan cinta, tak tertinggal juga Heri telah jatuh hati dengan seorang gadis teman kelasnya sendiri. namun sungguh sayang, gadis incaran hatinya ternyata lebih dulu di ambil teman lainnya. Dengan berbagai kisah yang tak diduga, akhirnya Heri juga menemukan seorang gadis lain yang bernama Cintia Ayu sebagai gadis yang bersedia menghibur hatinya. walau Heri anak yang terlihat kusam, tapi Ayu tidak memandang Heri hanya dari raut wajahnya, melainkan telah memandang Heri dari kepribadiannya yang tekun dalam berusaha. Namun sungguh malang nasib Heri selama tiga tahun di SMA itu, ternyata anak keturunan jawa yang hidup di Papua itu tidak lulus sekolah. Dengan rasa malu dan penuh penyesalan. Akhirnya dia melarikan diri pada malam itu juga menuju kota Jogjakarta. Tanpa sepengetahuan teman bahkan Heri juga tidak pamit orang tuanya yang ada di desa. Heri telah melarikan diri dari kenyataan yang di hadapinya. Karena ketidaklulusan selalu menghantui kehidupan di masa depannya. Heri masih selalu di kelabuti kebimbangan antara semangat dan keterputusasaan pada masa depan yang telah tertunda.