Sri Samodraningsih
E-Mail: iwestiyuni[aT]gmail.com
Biografi 1. Nama : Ny. Tien Kartinah Sri Samodraningsih 2. Alamat : 3. Tempat & Tgl. Lahir : Semarang, 23 Nopember 1944. 4. Pendidikan : ABA jurusan bahasa Inggris. 5. Hobby : Membaca, menulis, menjaDaftar Buku
Jumlah buku:11. Anggrek Ungu Taman Hatiku
Sinopsis Cerita 1. Nama Peran : 1. Candra Wulan 2. Narto 3. dr. Susanto 4. Ninik 5. Ayah 6. Maria 7. Embok 8. Oom Pram 2. Tempat Kejadian : 1. Bandung 2. Sukarnapura (Jayapura) 3. Ringkasan Cerita : Seorang gadis cilik bernama Candra Wulan dibayangi oleh perkataan ibunya sebelum meninggal dunia, bahwa dia bukan anak kandung mereka. Sikap sang ayah yang otoriter, kaku dan dingin menyebabkan dia tambah tertekan jiwanya dan kian meyakinkannya bahwa itu disebabkan karena dia bukan anak kandung sang ayah. Sang ayah yang kaya raya merasa cukup dengan memberinya harta yang melimpah untuk mengutarakan sayangnya. Untunglah ada di Embok seorang pembantu tua yang setia yang memberinya perhatian, kasih sayang dan kehangatan. Sang ayah sampai Candra Wulan dewasa tidak menikah lagi semenjak ditinggal mati istrinya. Dalam situasi yang demikianlah Candra tumbuh remaja. Wajahnya yang cantik, otaknya yang encer dan lingkungan yang mendukung menyebabkan dia menjadi pusat perhatian di kampusnya. Dia kuliah di ABA jurusan bahasa Inggris. Setamat dari ABA dia merasa kesepian. Dulu dia dapat mengalihkan rasa tertekannya di rumah ke luar rumah dengan kuliah, kursus ini itu, aktif di organisasi kampus, tapi setelah selesai kuliah tamatkah sudah dunia pelariannya. Teman-temannya hilang satu per satu, ada yang nikah, bekerja, pindah kota .. dia kesepian, lebih daripada yang dirasakannya dulu. Setiap ada pemuda yang mendekatinya dia selalu takut bagaimana kalau pemuda itu tahu bahwa dia sebenarnya bukan putri ayah yang kaya raya itu, akhirnya sekian banyak pemuda yang jatuh cinta berlalu tanpa tahu mengapa dia ditolak. Dalam ketidak berdayaannya itu tangannya lumpuh atau hampir lumpuh. Sang ayah yang super sibuk cuma menghantarnya ke dokter dan menyuruhnya minum obat. Sudah beberapa dokter yang dikunjunginya tapi tidak ada yang berhasil menyembuhkannya. Sampai akhirnya dia mendatangi dokter muda yang baru buka praktek : dr. Susanto. Dr. susanto berusaha mati-matian untuk menyembuhkan pasiennya tetapi gagal total. Akhirnya ia mencoba dengan terapi kejiwaan. Sayang sekali belum selesai terapi ini dijalankan dia harus berangkat ke negeri Paman Sam untuk tugas belajar. Di tengah keputus asaannya itu ayahnya menikah dengan seorang wanita muda yang pantas jadi adiknya. Karena kecewanya maka diterimanya cinta Narto seorang pemuda sederhana yang tidak bergeming walau Candra tangannya hampir lumpuh. Akhirnya mereka menikah dan pindah ke Sukarnapura (Jayapura) Irian Barat (Irian Jaya). Mulanya mereka bahagia. Lama kelamaan timbul masalah. Karena keadaan tangannya yang lumpuh sebelah Candra tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah sebagai layaknya seorang istri. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dan untunglah Candra bertemu dengan Oom Pram teman lama ayahnya. Dengan kelihaiannya Oom Pram berhasil meredam pertikaian pengantin baru itu bahkan mempekerjakan Candra di kantornya sebagai sekertaris setelah melalui tahap latihan mengetik dan mengembalikan kepercayaan diri Candra Wulan, sehingga tangannya dapat dimanfaatkan walaupun tidak maksimal. Maklum pada saat itu di Irian tenaga terdidik masih sangat langka. Dalam keadaan demikian Candra hamil. Tapi karena dia kurang memperhatikan kesehatannya dia keguguran. Enam bulan kemudian dia hamil lagi. Kali ini dia sangat memperhatikan kesehatannya. Demikian hati-hatinya sampai ke luar rumahpun dia tidak mau. (Dia ke luar dari pekerjaannya begitu tahu hamil). Bahkan di rumahpun dia tidak mengerjakan apa-apa karena ada pembantu. Namun demikian, rupanya Allah belum memperkenankan untuk punya buah hati. Candra keguguran lagi! Dan keguguran kali ini memukul jiwanya. Untunglah beberapa waktu kemudian dia hamil lagi. Dan kali ini mereka berhasil mempunyai anak perempuan yang mungil dan mereka beri nama DIAN EKAWATI, PELITA pertama walaupun sebenarnya anak yang ketiga. Sayangnya kebahagiaan itu terenggut lagi. Dian meninggal pada usianya yang ke sepuluh bulan. Sekali ini pukulannya sungguh amat telak . bagi Candra. Jiwanya yang memang rapuh sejak ditinggal ibunya dengan terjemahan kata-kata ibunya sebelum meninggal menurut versinya membuatnya tidak dapat bertahan. Raganya yang menyangga jiwanya yang lemah itu lumpuh total. Suaminya tidak menyadari hal itu. Dan dengan keterbatasan kesabaran seorang lelaki dia mulai menyeleweng. Hikmah dari penyelewengan suaminya ini adalah Candra jadi berbaikan lagi dengan ayahnya yang dimusuhinya dulu karena menikahi seorang bekas hostes yang cantik dan masih muda dengan anak satu hasil hubungan gelapnya dengan salah satu pelanggannya. Candra kembali ke rumah orang tuanya. Cerita terus bergulir. Dengan melalui proses yang lambat tapi pasti akhirnya Candra mau menerima ibu tiri dan adik tirinya itu. Dan ternyata Maria baik hatinya. Bahkan akhirnya mereka bersahabat. Maria kemudian orang yang mendukung dan mendorongnya untuk bangkit. Akhirnya mereka bekerja sama membuka usaha Rajutan dan Sulaman serta Candra sendiri membuka kursus bahasa Inggris. Pada saat itu tetangga yang belajar padanya menyusul suaminya ke negeri Paman Sam dan di sana bertemu dengan dr. Susanto yang sudah akan pulang ke tanah air. Dan hubungan mereka terjalin kembali, walau melalui harapan dan ketakutan akhirnya Candra menerima dr. Susanto untuk menjadi dokternya lagi baik sebagai dokter fisik maupun dokter cinta karena semenjak ditinggal Dian dia lumpuh tak dapat berjalan
Sinopsis Cerita 1. Nama Peran : 1. Candra Wulan 2. Narto 3. dr. Susanto 4. Ninik 5. Ayah 6. Maria 7. Embok 8. Oom Pram 2. Tempat Kejadian : 1. Bandung 2. Sukarnapura (Jayapura) 3. Ringkasan Cerita : Seorang gadis cilik bernama Candra Wulan dibayangi oleh perkataan ibunya sebelum meninggal dunia, bahwa dia bukan anak kandung mereka. Sikap sang ayah yang otoriter, kaku dan dingin menyebabkan dia tambah tertekan jiwanya dan kian meyakinkannya bahwa itu disebabkan karena dia bukan anak kandung sang ayah. Sang ayah yang kaya raya merasa cukup dengan memberinya harta yang melimpah untuk mengutarakan sayangnya. Untunglah ada di Embok seorang pembantu tua yang setia yang memberinya perhatian, kasih sayang dan kehangatan. Sang ayah sampai Candra Wulan dewasa tidak menikah lagi semenjak ditinggal mati istrinya. Dalam situasi yang demikianlah Candra tumbuh remaja. Wajahnya yang cantik, otaknya yang encer dan lingkungan yang mendukung menyebabkan dia menjadi pusat perhatian di kampusnya. Dia kuliah di ABA jurusan bahasa Inggris. Setamat dari ABA dia merasa kesepian. Dulu dia dapat mengalihkan rasa tertekannya di rumah ke luar rumah dengan kuliah, kursus ini itu, aktif di organisasi kampus, tapi setelah selesai kuliah tamatkah sudah dunia pelariannya. Teman-temannya hilang satu per satu, ada yang nikah, bekerja, pindah kota .. dia kesepian, lebih daripada yang dirasakannya dulu. Setiap ada pemuda yang mendekatinya dia selalu takut bagaimana kalau pemuda itu tahu bahwa dia sebenarnya bukan putri ayah yang kaya raya itu, akhirnya sekian banyak pemuda yang jatuh cinta berlalu tanpa tahu mengapa dia ditolak. Dalam ketidak berdayaannya itu tangannya lumpuh atau hampir lumpuh. Sang ayah yang super sibuk cuma menghantarnya ke dokter dan menyuruhnya minum obat. Sudah beberapa dokter yang dikunjunginya tapi tidak ada yang berhasil menyembuhkannya. Sampai akhirnya dia mendatangi dokter muda yang baru buka praktek : dr. Susanto. Dr. susanto berusaha mati-matian untuk menyembuhkan pasiennya tetapi gagal total. Akhirnya ia mencoba dengan terapi kejiwaan. Sayang sekali belum selesai terapi ini dijalankan dia harus berangkat ke negeri Paman Sam untuk tugas belajar. Di tengah keputus asaannya itu ayahnya menikah dengan seorang wanita muda yang pantas jadi adiknya. Karena kecewanya maka diterimanya cinta Narto seorang pemuda sederhana yang tidak bergeming walau Candra tangannya hampir lumpuh. Akhirnya mereka menikah dan pindah ke Sukarnapura (Jayapura) Irian Barat (Irian Jaya). Mulanya mereka bahagia. Lama kelamaan timbul masalah. Karena keadaan tangannya yang lumpuh sebelah Candra tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah sebagai layaknya seorang istri. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dan untunglah Candra bertemu dengan Oom Pram teman lama ayahnya. Dengan kelihaiannya Oom Pram berhasil meredam pertikaian pengantin baru itu bahkan mempekerjakan Candra di kantornya sebagai sekertaris setelah melalui tahap latihan mengetik dan mengembalikan kepercayaan diri Candra Wulan, sehingga tangannya dapat dimanfaatkan walaupun tidak maksimal. Maklum pada saat itu di Irian tenaga terdidik masih sangat langka. Dalam keadaan demikian Candra hamil. Tapi karena dia kurang memperhatikan kesehatannya dia keguguran. Enam bulan kemudian dia hamil lagi. Kali ini dia sangat memperhatikan kesehatannya. Demikian hati-hatinya sampai ke luar rumahpun dia tidak mau. (Dia ke luar dari pekerjaannya begitu tahu hamil). Bahkan di rumahpun dia tidak mengerjakan apa-apa karena ada pembantu. Namun demikian, rupanya Allah belum memperkenankan untuk punya buah hati. Candra keguguran lagi! Dan keguguran kali ini memukul jiwanya. Untunglah beberapa waktu kemudian dia hamil lagi. Dan kali ini mereka berhasil mempunyai anak perempuan yang mungil dan mereka beri nama DIAN EKAWATI, PELITA pertama walaupun sebenarnya anak yang ketiga. Sayangnya kebahagiaan itu terenggut lagi. Dian meninggal pada usianya yang ke sepuluh bulan. Sekali ini pukulannya sungguh amat telak . bagi Candra. Jiwanya yang memang rapuh sejak ditinggal ibunya dengan terjemahan kata-kata ibunya sebelum meninggal menurut versinya membuatnya tidak dapat bertahan. Raganya yang menyangga jiwanya yang lemah itu lumpuh total. Suaminya tidak menyadari hal itu. Dan dengan keterbatasan kesabaran seorang lelaki dia mulai menyeleweng. Hikmah dari penyelewengan suaminya ini adalah Candra jadi berbaikan lagi dengan ayahnya yang dimusuhinya dulu karena menikahi seorang bekas hostes yang cantik dan masih muda dengan anak satu hasil hubungan gelapnya dengan salah satu pelanggannya. Candra kembali ke rumah orang tuanya. Cerita terus bergulir. Dengan melalui proses yang lambat tapi pasti akhirnya Candra mau menerima ibu tiri dan adik tirinya itu. Dan ternyata Maria baik hatinya. Bahkan akhirnya mereka bersahabat. Maria kemudian orang yang mendukung dan mendorongnya untuk bangkit. Akhirnya mereka bekerja sama membuka usaha Rajutan dan Sulaman serta Candra sendiri membuka kursus bahasa Inggris. Pada saat itu tetangga yang belajar padanya menyusul suaminya ke negeri Paman Sam dan di sana bertemu dengan dr. Susanto yang sudah akan pulang ke tanah air. Dan hubungan mereka terjalin kembali, walau melalui harapan dan ketakutan akhirnya Candra menerima dr. Susanto untuk menjadi dokternya lagi baik sebagai dokter fisik maupun dokter cinta karena semenjak ditinggal Dian dia lumpuh tak dapat berjalan