Selamat Riadi
E-Mail: ipits_760[aT]yahoo.co.id
Aku lahir di Pangkalan Berandan Kabupaten Langkat Sumatera Utara tanggal 07 November 1972 anak ke 7 dari 7 orang bersaudara yang oleh orang tuaku Alm. H. Isman dan Alm. H. Rabiyatun di beri nama SELAMAT RIADI tapi biasa di panggil IPIT.Daftar Buku
Jumlah buku:11. Manusia, Tuhan, dan Indonesia
Jali seorang beragama Islam abangan yang suka mengamati tingkah laku orang di sekitarnya, dia sangat suka pada seni tapi dia benci pada ajaran Islam karena pengaruh dari gaya ceramah Ustad Faisal yang sering bertentangan dengan cara hidup yang dia yakini kebenarannya, tapi semua berubah setelah dia bertemu dengan pak Darwis seorang pengusaha dari Samarinda Kalimantan Timur yang mengajarinya makna dari Kalimah Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan Tawakal yang oleh pak Darwis di namai sebagai MANAJEMEN ZIKIR. Dari Manajemen Zikir yang di ajarkan pak Darwis padanya, Jali bisa menyadarkan kawan-kawannya yang suka minum-minuman keras dan benci pada ajaran Islam karena pengaruh dari lagu-lagu yang di buatnya. Dari kesukaannya mengamati Jali jadi cinta pada ajaran Islam tanpa pernah mempertentangkannya dengan ideologi negaranya yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia juga Bhineka Tunggal Ika dan itu di pelajarinya dari sikap hidup Rustam, seorang mahasiswa yang kos di rumahnya dan selalu berbeda pendapat dengan Ustad Faisal. Dari orang-orang yang di lihatnya seperti Darsono, seorang pedagang bakso yang memberikan zat-zat berbahaya ke dagangannya juga Badrun dan Ahmad, dua orang sahabat karib yang bersahabat karena uang dan berkelahi juga karena uang, Jali jadi mengerti makna dari kata Bismilahirahmanirahim yang di ajarkan pak Darwis padanya yaitu agar manusia memberikan KASIH DAN SAYANG karena itulah fungsi manusia di ciptakan Allah SWT kemuka bumi ini sebagai KhalifahNYA.
Jali seorang beragama Islam abangan yang suka mengamati tingkah laku orang di sekitarnya, dia sangat suka pada seni tapi dia benci pada ajaran Islam karena pengaruh dari gaya ceramah Ustad Faisal yang sering bertentangan dengan cara hidup yang dia yakini kebenarannya, tapi semua berubah setelah dia bertemu dengan pak Darwis seorang pengusaha dari Samarinda Kalimantan Timur yang mengajarinya makna dari Kalimah Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan Tawakal yang oleh pak Darwis di namai sebagai MANAJEMEN ZIKIR. Dari Manajemen Zikir yang di ajarkan pak Darwis padanya, Jali bisa menyadarkan kawan-kawannya yang suka minum-minuman keras dan benci pada ajaran Islam karena pengaruh dari lagu-lagu yang di buatnya. Dari kesukaannya mengamati Jali jadi cinta pada ajaran Islam tanpa pernah mempertentangkannya dengan ideologi negaranya yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia juga Bhineka Tunggal Ika dan itu di pelajarinya dari sikap hidup Rustam, seorang mahasiswa yang kos di rumahnya dan selalu berbeda pendapat dengan Ustad Faisal. Dari orang-orang yang di lihatnya seperti Darsono, seorang pedagang bakso yang memberikan zat-zat berbahaya ke dagangannya juga Badrun dan Ahmad, dua orang sahabat karib yang bersahabat karena uang dan berkelahi juga karena uang, Jali jadi mengerti makna dari kata Bismilahirahmanirahim yang di ajarkan pak Darwis padanya yaitu agar manusia memberikan KASIH DAN SAYANG karena itulah fungsi manusia di ciptakan Allah SWT kemuka bumi ini sebagai KhalifahNYA.