slogan leutika prio

Mirza Ghulam Ahmad, dkk

Mirza Ghulam Ahmad,  dkkE-Mail: ghofarelghifary[aT]yahoo.co.id

Biodata penulis sudah disertakan bersama naskah.




Daftar Buku

Jumlah buku:5

1. Menuju Asa yang Satu
Menuju Asa yang Satu“Anda boleh berkata cerita di dalam buku ini jelek, tak menarik, dan tak layak dibaca. Namun, secara pribadi saya mengatakan cerita dalam buku ini sangat inspiratif. Menuangkan ide menjadi sebuah tulisan bukanlah perkara mudah. Tidak sepatutnya kita menghakimi lantas hanya berdiam diri. Kisah-kisah dalam buku ini adalah sebuah kesaksian diri. Dua jempol untuk mereka yang berhasil menintakan kisah di dalam buku ini. Sangat menarik dan saya sangat menikmati. Salam inspirasi.” (Ghofar El Ghifary, penulis sekaligus pengelola website abighofar.com) “Cerita yang apa adanya dan ada apanya, kisah yang standar namun menyadarkan. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapat semangat kuliah dan segera wisuda.” (Musalam Firman, Presiden Ranggon Sastra Unindra) “Membaca kisah demi kisah dalam buku ini, saya merasa jeritan hati saya selama ini telah terwakili. Inilah perjuangan yang selalu dihadapi mahasiswa Unindra.” (Saturi Moires, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris)

2. Kisah Pujangga Meraih Cita
Kisah Pujangga Meraih Cita“Lima buku cerpen ini laksana Pandawa Lima yang saling melengkapi, buku cerpen “Menuju Asa yang Satu” memiliki karakter seperti Prabu Yudistira yang mudah mengerti keadaan orang lain dan tidak egois, buku cerpen “Merajut Asa dalam Cerita” memiliki cerita dengan kemauan yang kuat laksana Bima, buku cerpen “Kisah Pujangga Meraih Cita” begitu indah tutur katanya umpama Arjuna dan pesannya menancap di hati seperti busur panahnya, buku cerpen “1001 Kisah Menuju Satu Pintu” dan Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra” memiliki karakter yang hampir sama seraya dengan kembar Nakula dan Sadewa. Kisah yang sederhana namun penuh petualangan hidup.” (Prof. Dr. Zaenal Arifin, Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia) “Sebagai awal yang baik untuk memulai menulis. Menulis tak bisa dipaksa oleh sebuah aturan. Terbukti dari cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini. Para penulis begitu tenang membiarkan jemarinya bebas berkreasi di bawah imajinasi. Bila kita belum puas dengan cerita yang satu, cerita yang lain tersaji saling melengkapi. Good job, Sobat!” (Ghofar El Ghifary, Penulis sekaligus pengelola website abighofar.com) “Buku ini adalah buah tangan yang tak ternilai harganya dari perjalanan panjang bernama Kuliah.” (MH. Kholis, Pemred Majalah Sutera)

3. Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra
Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra“Setiap orang berhak untuk bereksplorasi. Nah, setiap penulis di dalam buku ini berhasil mengeksplorasikan ide masing-masing dengan cara tersendiri pula. Oleh karena itu, tak ada yang patut saya berikan kepada mereka, kecuali mengapresiasi karya nyatanya. Inilah sebuah prestasi.” (Mahidin Syahidu, M.Pd. - Kepsek SMP Al-Qalam Jakarta) “Bagaimana kenyataan yang dialami oleh mahasiswa di Unindra? Bagaimana perjuangan yang harus dilalui oleh mereka. Jika Anda belum tahu, Anda wajib membaca buku ini.” (Abdussafi, Ketua Komunitas BUMI Unindra) “Celitana bagus, aku ga bisa baca tapi mamah bacain celitana pas aku ga mau belangkat cekolah, cedih deh tapi aku jadi cemangat cekolah.” (Thalitha Raihanah Salsabila, Siswa PAUD umur 3 tahun, anak dari Ryna Mahasiswa Unindra Reguler sore)

4. Merajut Asa dalam Cerita
Merajut Asa dalam Cerita“Berangkat kuliah hanyalah sebuah hal yang sederhana sebelum saya membaca buku cerpen ini. Kini saya berasumsi berangkat kuliah adalah hal yang luar biasa yang penuh suka dan duka. Penuturan yang biasa namun kaya akan makna”. (Supeno, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unindra) “Cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini begitu nyata. Meski terkesan to the point, namun kita dihadapkan dengan kenyataan yang benar-benar dialami oleh para penulis. Betapa beratnya perjuangan seorang mahasiswa untuk mengikuti setiap mata kuliah, sehingga mereka pun yakin apa yang diperjuangkannya itu takkan sia-sia.” (Istiqomah Afandi, Guru sekaligus Pemerhati Buku Cerita) “Pembaca akan terbata dalam kata, terlena dalam cerita. Inilah sebuah realita yang patut kita cerna. Perjuangan demi perjuangan yang dituangkan oleh mahasiswa Unindra melalui cerita, demi satu asa, yakni Sosiologi Sastra.” (Rusmin Nuryadin, Wartawan Suara Hidayatullah)

5. 1001 Kisah Menuju Satu Pintu
1001 Kisah Menuju Satu Pintu“Masihkah ada yang berasumsi bahwa kuliah di Unindra adalah main-main? Tidak serius. Terkesan hanya ingin mengejar gelar. Jika masih, berarti mereka wajib membaca buku ini. Buku yang sangat nyata menunjukkan bahwa kuliah di Unindra perlu perjuangan yang ekstra.” (Mahmud Efendi, M.Pd. – Guru sekaligus Wakasek SMP Al-Qalam Jakarta) “Aktivitas sehari-hari kita adalah sebuah intisari. Intisari itulah yang dinamakan ide. Ide bisa kita temukan dengan sengaja maupun tidak, seperti alam bawah sadar kita. Boleh jadi, para penulis berbakat dalam buku ini menulis berdasarkan alam bawah sadar mereka, melalui kenyataan yang dialaminya. Dimana perjuangan demi perjuangan harus mereka lakukan untuk mengikuti mata kuliah Sosiologi Sastra. Inspiratif!” (Ghofar El Ghifary, penulis dan pengelola website abighofar.com) “Mirza si-Lebah Madu, berhasil memanen benih sastra dari mahasiswanya melalui mata kuliah Sosiologi Sastra. Unik, hanya dua kata ‘BERANGKAT KULIAH’ menghasilkan banyak sekali kisah”. (Rohanda, S.Pd. Kepsek. SDN Jatiwaringin 9 Pondok Gede)

Leutika Leutika