Dhia Citrahayi
E-Mail: cahyaningtyask[aT]ymail.com
Terlampir di dalam naskahDaftar Buku
Jumlah buku:11. Para Pengendali Naga, Nyanyian Perang di Tanah Naga
“Mulai saat ini kau termasuk dalam keluarga Aralefh. Buang jauh-jauh nama keluarga aslimu dari ingatanmu. Sekarang..., nama Ayahmu adalah Kief Aralefh dan nama Ibumu adalah Hana Aedha. Ibumu sudah lama meninggal setelah kau dilahirkan dan kau diasuh oleh Ayahmu selama ini.” Ian memandangnya serius di ruang makan tadi. “Aku mengerti, Paman,” Siyan mengangguk pelan, kemudian menyantap rotinya. “Ingatlah Siyan...” Adel ikut bersuara, “Nama keluargamu sangat tabu untuk disebut. Mulai hari ini..., kau harus hidup dalam kebohongan agar nyawamu tetap selamat.” Siyan harus menyembunyikan identitas aslinya untuk menghindari kecurigaan orang-orang terhadap dirinya. Semenjak tinggal di rumah kawan Pamannya, dia harus membiasakan diri dengan topeng dan kepura-puraan agar tak ada orang yang tertarik dengan dirinya. Siyan berpikir, bahwa kehidupannya di Ibukota akan berjalan sesuai rencana. Namun ternyata perkiraannya salah! Salah seorang Pengendali Naga yang juga putera dari Jendral Hast, mengetahui rahasia Siyan yang sebenarnya! Mau tak mau, Siyan pun harus berhadapan dengan Xiesht putera Hast, karena pemuda itu terus-menerus mengajarnya! Selain masalahnya dengan Xiesht, tekanan yang dihadapi Siyan makin menguat ketika bertemu dengan orang-orang dari masa lalunya. Tak pelak, ini membuat emosi gadis itu tidak stabil dan membuat Naganya kesakitan. Dengan semakin beringasnya sikap Raja kepada enam Tetua Naga di enam provinsi, Siyan harus berpikir cepat agar perjanjian antara Raja Naga dengan leluhur Raja Avriedhas tidak patah. Dan... masa-masa yang makin menyulitkan pun tiba juga!
“Mulai saat ini kau termasuk dalam keluarga Aralefh. Buang jauh-jauh nama keluarga aslimu dari ingatanmu. Sekarang..., nama Ayahmu adalah Kief Aralefh dan nama Ibumu adalah Hana Aedha. Ibumu sudah lama meninggal setelah kau dilahirkan dan kau diasuh oleh Ayahmu selama ini.” Ian memandangnya serius di ruang makan tadi. “Aku mengerti, Paman,” Siyan mengangguk pelan, kemudian menyantap rotinya. “Ingatlah Siyan...” Adel ikut bersuara, “Nama keluargamu sangat tabu untuk disebut. Mulai hari ini..., kau harus hidup dalam kebohongan agar nyawamu tetap selamat.” Siyan harus menyembunyikan identitas aslinya untuk menghindari kecurigaan orang-orang terhadap dirinya. Semenjak tinggal di rumah kawan Pamannya, dia harus membiasakan diri dengan topeng dan kepura-puraan agar tak ada orang yang tertarik dengan dirinya. Siyan berpikir, bahwa kehidupannya di Ibukota akan berjalan sesuai rencana. Namun ternyata perkiraannya salah! Salah seorang Pengendali Naga yang juga putera dari Jendral Hast, mengetahui rahasia Siyan yang sebenarnya! Mau tak mau, Siyan pun harus berhadapan dengan Xiesht putera Hast, karena pemuda itu terus-menerus mengajarnya! Selain masalahnya dengan Xiesht, tekanan yang dihadapi Siyan makin menguat ketika bertemu dengan orang-orang dari masa lalunya. Tak pelak, ini membuat emosi gadis itu tidak stabil dan membuat Naganya kesakitan. Dengan semakin beringasnya sikap Raja kepada enam Tetua Naga di enam provinsi, Siyan harus berpikir cepat agar perjanjian antara Raja Naga dengan leluhur Raja Avriedhas tidak patah. Dan... masa-masa yang makin menyulitkan pun tiba juga!