Bona Ventura dan Randy Bagas
E-Mail: bonnaoppa[aT]gmail.com
Bona Ventura Pendidik bahasa dan sastra di SMP Pahoa. Tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana ilmu komunikasi UMB (Universitas Mercubuana Jakarta) Randy Bagas mahasiswa di DKV UMN (Universitas Multimedia Nusantara, Serpong)Daftar Buku
Jumlah buku:21. Love Journey
Perjalanan cinta sungguh sulit diterka. Berhenti di suatu titik. Tiap titik yang penuh warna. Terkadang di luar logika, bahkan sanggup mengetarkan rasa. Kisah cinta yang bertujuan sama: hidup, bahagia dan mati berselimutkan cinta di hati, namun ada yang tak terduga. Menghalangi cinta. Pengkhianatan tak bertepi. Benci yang keji. Akankah cinta mampu tegak berdiri dengan keyakinan yang berasal dari nurani? Sebab kala cinta memanggil ikutilah jalannya, meski jalan cinta terjal, berliku dan mendamparkan ke titik nadir. Jatuh Cinta, Kasmaran, Pengharapan atau Kekecewaan, adalah beragam rasa yang kerap mewarnai hidup, dan beragam rasa itu pula yang mewarnai cerita-cerita dalam buku ini. Dengan kemampuan bertuturnya, Bona Ventura mampu merangkai berbagai rasa dan emosi itu menjadi sebuah kumpulan cerpen yang menarik dalam buku ini. (Ira Lathief, Penulis 15 buku, termasuk Normal is Boring, Do What You Love, Love What You Do) Cerita mengalir cepat namun tidak tergesa-gesa dalam menuntaskannya. Menyentuh hati, kaya rasa dan imajinasinya. Ringan dan sesuai untuk melepas penat dan sangat memanjakan pikiran Anda. (Desiree, Fasilitator Nasional Pendidikan; Penulis buku karakter anak)
Perjalanan cinta sungguh sulit diterka. Berhenti di suatu titik. Tiap titik yang penuh warna. Terkadang di luar logika, bahkan sanggup mengetarkan rasa. Kisah cinta yang bertujuan sama: hidup, bahagia dan mati berselimutkan cinta di hati, namun ada yang tak terduga. Menghalangi cinta. Pengkhianatan tak bertepi. Benci yang keji. Akankah cinta mampu tegak berdiri dengan keyakinan yang berasal dari nurani? Sebab kala cinta memanggil ikutilah jalannya, meski jalan cinta terjal, berliku dan mendamparkan ke titik nadir. Jatuh Cinta, Kasmaran, Pengharapan atau Kekecewaan, adalah beragam rasa yang kerap mewarnai hidup, dan beragam rasa itu pula yang mewarnai cerita-cerita dalam buku ini. Dengan kemampuan bertuturnya, Bona Ventura mampu merangkai berbagai rasa dan emosi itu menjadi sebuah kumpulan cerpen yang menarik dalam buku ini. (Ira Lathief, Penulis 15 buku, termasuk Normal is Boring, Do What You Love, Love What You Do) Cerita mengalir cepat namun tidak tergesa-gesa dalam menuntaskannya. Menyentuh hati, kaya rasa dan imajinasinya. Ringan dan sesuai untuk melepas penat dan sangat memanjakan pikiran Anda. (Desiree, Fasilitator Nasional Pendidikan; Penulis buku karakter anak)
2. Dear Twitter: Here are Our Tweethearts
Linikala (timeline) di Twitter menjadi saksi. Tiap hari ada beragam kisah tersaji. Kisah cinta, canda, galau dan gombal terekam tanpa sembunyi-sembunyi. Tepatlah simbol burung berkicau sebagai perlambang Twitter. Dalam penelitian satwa burung didapati hasil bahwa semakin seekor burung berkicau, semakin ia teridentifikasi sedang stress. Begitupun yang terjadi pada para pemilik akun Twitter. Mereka akan mudah diidentifikasi dengan kicauan (tweet) yang ditampilkan di linikala. Semakin stress atau sedang dilanda masalah, maka pemilik akun semakin lancar berkicau. Kicauan yang berupa kegalauan, keputusasaan dan kecerewatan makin menampilkan karakter pemilik akun. Kreativitas menjadi kunci untuk berkicau di Twitter. 140 karakter mengkondisikan pemilik akun untuk efektif dalam memproduksi kata. Keterbatasan karakter tersebut bukan lagi menjadi halangan, namun jadi ajang untuk melatih memproduksi kata yang artisitik dan mengandung kadar estetik. Kesederhanaan tampilan di Twitter tak menyurutkan pemilik akun untuk mengeksplorasi beragam peristiwa menjadi kicauan yang terkadang mampu meramaikan jagat maya. Keramaian kicauan tersebut terekam melalui penggunaan tagar (hashtag) yang mampu memancing keriuhan perbincangan. Kicau-kicauan dalam buku merupakan rekaman dari beragam tema. Tema-tema yang dibungkus dalam beberapa tagar seperti #MuridGokil, #PuisiSenja, #Bait2Malam, #TweetBebas, #PuisiSingkat, #TimelineGue, #3Serangkai, #PercumaPacaran, #AsyiknyaPacaran, #BuatApaBelajar, #BuatApaPutus, #KamuBerubah, #MasihZaman dan #TweetValentine. Tagar-tagar tersebut memancing keriuhan di linikala. Ada yang mulai berkicau dengan panduan tagar-tagar tersebut. Keasyikan berkicau di twitter bagai menghisap candu. Pemilik akun menjadikan linikala ibarat buku harian yang dapat menampung segala keluh kesah kehidupan, namun berhati-hatilah karena your tweet is your tiger.
Linikala (timeline) di Twitter menjadi saksi. Tiap hari ada beragam kisah tersaji. Kisah cinta, canda, galau dan gombal terekam tanpa sembunyi-sembunyi. Tepatlah simbol burung berkicau sebagai perlambang Twitter. Dalam penelitian satwa burung didapati hasil bahwa semakin seekor burung berkicau, semakin ia teridentifikasi sedang stress. Begitupun yang terjadi pada para pemilik akun Twitter. Mereka akan mudah diidentifikasi dengan kicauan (tweet) yang ditampilkan di linikala. Semakin stress atau sedang dilanda masalah, maka pemilik akun semakin lancar berkicau. Kicauan yang berupa kegalauan, keputusasaan dan kecerewatan makin menampilkan karakter pemilik akun. Kreativitas menjadi kunci untuk berkicau di Twitter. 140 karakter mengkondisikan pemilik akun untuk efektif dalam memproduksi kata. Keterbatasan karakter tersebut bukan lagi menjadi halangan, namun jadi ajang untuk melatih memproduksi kata yang artisitik dan mengandung kadar estetik. Kesederhanaan tampilan di Twitter tak menyurutkan pemilik akun untuk mengeksplorasi beragam peristiwa menjadi kicauan yang terkadang mampu meramaikan jagat maya. Keramaian kicauan tersebut terekam melalui penggunaan tagar (hashtag) yang mampu memancing keriuhan perbincangan. Kicau-kicauan dalam buku merupakan rekaman dari beragam tema. Tema-tema yang dibungkus dalam beberapa tagar seperti #MuridGokil, #PuisiSenja, #Bait2Malam, #TweetBebas, #PuisiSingkat, #TimelineGue, #3Serangkai, #PercumaPacaran, #AsyiknyaPacaran, #BuatApaBelajar, #BuatApaPutus, #KamuBerubah, #MasihZaman dan #TweetValentine. Tagar-tagar tersebut memancing keriuhan di linikala. Ada yang mulai berkicau dengan panduan tagar-tagar tersebut. Keasyikan berkicau di twitter bagai menghisap candu. Pemilik akun menjadikan linikala ibarat buku harian yang dapat menampung segala keluh kesah kehidupan, namun berhati-hatilah karena your tweet is your tiger.