Zamzami A Karim
E-Mail: jend_abdulharisnas[aT]yahoo.com
Penulis Drs. Zamzami A Karim, MADaftar Buku
Jumlah buku:31. Ksatria Penakluk Melayu
Novel sejarah ini adalah kombinasi antara system penulisan sebuah hasil karya Novel dengan sebuah hasil karya buku, yang sengaja penulis gunakan untuk menuliskan sebuah karya sejarah yang belum pernah terungkap oleh penulis buku sejarah lainnya. Sebagai Jawaban dari bukan hanya ahli sejarah luar negeri saja yang mampu mengungkap sejarah Indonesia dan Nusantara, tetapi masih ada anak bangsa yang peduli untuk mengungkapkan sejarah masa lampau yang terputus. Selain itu, ini merupakan tantangan bagi para ahli sejarah untuk membuktikan kebenaran dari hasil karya Novel sejarah ini, walaupun unsur dari Novel ini tidak digarap secara maksimal. Penulis mengharapkan ini nantinya bisa menjadi pedoman sejarah bagi generasi bangsa berikutnya.
Novel sejarah ini adalah kombinasi antara system penulisan sebuah hasil karya Novel dengan sebuah hasil karya buku, yang sengaja penulis gunakan untuk menuliskan sebuah karya sejarah yang belum pernah terungkap oleh penulis buku sejarah lainnya. Sebagai Jawaban dari bukan hanya ahli sejarah luar negeri saja yang mampu mengungkap sejarah Indonesia dan Nusantara, tetapi masih ada anak bangsa yang peduli untuk mengungkapkan sejarah masa lampau yang terputus. Selain itu, ini merupakan tantangan bagi para ahli sejarah untuk membuktikan kebenaran dari hasil karya Novel sejarah ini, walaupun unsur dari Novel ini tidak digarap secara maksimal. Penulis mengharapkan ini nantinya bisa menjadi pedoman sejarah bagi generasi bangsa berikutnya.
2. Dinamika Politik Pasca Reformasi
Sejak dibukanya kran reformasi, masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam mengeluarkan berpendapat dengan bebas tanpa dihantui rasa ketakutan akan ditangkap oleh Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) atau semacamnya, yang pada saat rezim Soeharto berkuasa, institusi ini di bawah garis komando langsung Pangkopkamtib, atau ditangkap lalu dipenjarakan tanpa di proses ke Pengadilan. Hal itu membuat inspirasi tersendiri bagi sosok Zamzami A Karim dalam menorehkan tinta penanya dalam tulisan-tulisan yang produktif, dalam bentuk kajian dan pengamatan di bidang sosial politik khususnya di Kepulauan Riau, yang waktu itu sedang bersiap diri untuk memproklamirkan dirinya menjadi Propinsi yang Ke- 33, dari propinsi-propinsi lain di Indonesia, dan secara resmi berpisah dari Propinsi induk yakni Propinsi Riau, yang beribukota-kan Pekanbaru. Reformasi yang sudah dibuka tersebut berimbas pada muatan politik lokal di Propinsi Kepulauan Riau, oleh penulis yang produktif ini satu demi satu ditulis dengan cermat dan dimuat pada media cetak yang terbit ke Propinsi Kepri, bertitik tolak dari hasil pengamatan seorang Zamzami A Karim itu, lalu buku ini disusun berdasarkan peristiwa yang terekam dalam tulisan-tulisan, dari permasalahan Otonomi daerah, Pemerintahan Propinsi yang baru itu, hingga masalah pertikaian perbatasan dan kawasan perbatasan dan pesisir di sekitar wilayah propinsi yang lebih luasan lautannya dari pada daratannya itu. Hingga menjejas pada persoalan legislatif yang berada di wilayah kota Tanjungpinang yang merupakan kota dimana ibukota Propinsi Kepulauan Riau berada.
Sejak dibukanya kran reformasi, masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam mengeluarkan berpendapat dengan bebas tanpa dihantui rasa ketakutan akan ditangkap oleh Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) atau semacamnya, yang pada saat rezim Soeharto berkuasa, institusi ini di bawah garis komando langsung Pangkopkamtib, atau ditangkap lalu dipenjarakan tanpa di proses ke Pengadilan. Hal itu membuat inspirasi tersendiri bagi sosok Zamzami A Karim dalam menorehkan tinta penanya dalam tulisan-tulisan yang produktif, dalam bentuk kajian dan pengamatan di bidang sosial politik khususnya di Kepulauan Riau, yang waktu itu sedang bersiap diri untuk memproklamirkan dirinya menjadi Propinsi yang Ke- 33, dari propinsi-propinsi lain di Indonesia, dan secara resmi berpisah dari Propinsi induk yakni Propinsi Riau, yang beribukota-kan Pekanbaru. Reformasi yang sudah dibuka tersebut berimbas pada muatan politik lokal di Propinsi Kepulauan Riau, oleh penulis yang produktif ini satu demi satu ditulis dengan cermat dan dimuat pada media cetak yang terbit ke Propinsi Kepri, bertitik tolak dari hasil pengamatan seorang Zamzami A Karim itu, lalu buku ini disusun berdasarkan peristiwa yang terekam dalam tulisan-tulisan, dari permasalahan Otonomi daerah, Pemerintahan Propinsi yang baru itu, hingga masalah pertikaian perbatasan dan kawasan perbatasan dan pesisir di sekitar wilayah propinsi yang lebih luasan lautannya dari pada daratannya itu. Hingga menjejas pada persoalan legislatif yang berada di wilayah kota Tanjungpinang yang merupakan kota dimana ibukota Propinsi Kepulauan Riau berada.
3. Sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesia
Sistim Keperpatai dan Pemilu, hingga kini masih menarik untuk disimak, sejak dari Republik ini belum merdeka, perkembangannya masih menarik untuk dikaji ulang. Meskipun dalam pekembangan dari masa ke masa mengalami perubahan dan intrik dari rezim yang berkuasa. Disamping permasalahan kepartaian dan pemilu selalu saja menjadi topik bahasan dari rezim satu ke rezim yang lainnya. Kendatipun kepertaian di Indonesia, masih mengacu pada para tokoh-tokoh politik yang berperan sudah tinggal sejarah, namun konsep dan pemikiran masih diterapkan oleh sebagian partai dan sistim pemilu menuju ke alam demokrasi .......
Sistim Keperpatai dan Pemilu, hingga kini masih menarik untuk disimak, sejak dari Republik ini belum merdeka, perkembangannya masih menarik untuk dikaji ulang. Meskipun dalam pekembangan dari masa ke masa mengalami perubahan dan intrik dari rezim yang berkuasa. Disamping permasalahan kepartaian dan pemilu selalu saja menjadi topik bahasan dari rezim satu ke rezim yang lainnya. Kendatipun kepertaian di Indonesia, masih mengacu pada para tokoh-tokoh politik yang berperan sudah tinggal sejarah, namun konsep dan pemikiran masih diterapkan oleh sebagian partai dan sistim pemilu menuju ke alam demokrasi .......