Bea Cukai Kudus
E-Mail: beacukaikudus[aT]yahoo.com
Penulis buku ini adalah Anis Luthfiani, siswi kelas XII MAN 2 Kudus, dan 24 penulis muda potensial lainnya.Daftar Buku
Jumlah buku:11. Our Kretek Stories
Pada saat ini, di ruang diskusi manapun, ketika berbicara mengenai rokok, pastilah tidak akan lepas dari kerangka berpikir polarisasi: mereka yang pro dan mereka yang kontra. Dari kutub yang mendukung, berargumen bahwa rokok (dalam hal ini kretek) merupakan warisan budaya bangsa yang patut dilestarikan, keberadaan industri rokok memberi lapangan kerja yang luas, serta industri rokok menyumbang penerimaan negara yang signifikan. Sementara dari kutub yang kontra, berargumen bahwa rokok adalah barang yang membahayakan kesehatan manusia, kenyataannya buruh rokok dibayar terlalu murah (apalagi dibandingkan dengan biaya iklan rokok), serta besarnya cukai yang diterima negara tidak sebanding dengan ongkos kesehatan yang harus ditanggung masyarakat. Debat ini kemudian melebar dan menguat di masing-masing kubu. Kubu pro menyajikan berbagai penyangkalan akan ancaman rokok yang membahayakan kesehatan. Kubu kontra memperkuat dengan fatwa haram. Polemik ini seperti tidak berujung pangkal, hanya melahirkan dilema. Tapi kedua polar itu hampir selalu abai terhadap satu hal: hakikat cukai. Padahal dengan sejenak memahaminya, jalan cerita mungkin sekali untuk berubah. Buku Our Kretek Stories ini merupakan kumpulan cerpen karya siswa-siswi SMA sederajat peserta Customs Writing Class gelaran Bea Cukai Kudus tahun 2012 yang menghadirkan sepotong demi sepotong realitas industri kretek yang mungkin jarang kita ketahui. Realitas yang begitu menggiurkan sekaligus menohok nasib mereka yang tak kuasa mengejarnya.
Pada saat ini, di ruang diskusi manapun, ketika berbicara mengenai rokok, pastilah tidak akan lepas dari kerangka berpikir polarisasi: mereka yang pro dan mereka yang kontra. Dari kutub yang mendukung, berargumen bahwa rokok (dalam hal ini kretek) merupakan warisan budaya bangsa yang patut dilestarikan, keberadaan industri rokok memberi lapangan kerja yang luas, serta industri rokok menyumbang penerimaan negara yang signifikan. Sementara dari kutub yang kontra, berargumen bahwa rokok adalah barang yang membahayakan kesehatan manusia, kenyataannya buruh rokok dibayar terlalu murah (apalagi dibandingkan dengan biaya iklan rokok), serta besarnya cukai yang diterima negara tidak sebanding dengan ongkos kesehatan yang harus ditanggung masyarakat. Debat ini kemudian melebar dan menguat di masing-masing kubu. Kubu pro menyajikan berbagai penyangkalan akan ancaman rokok yang membahayakan kesehatan. Kubu kontra memperkuat dengan fatwa haram. Polemik ini seperti tidak berujung pangkal, hanya melahirkan dilema. Tapi kedua polar itu hampir selalu abai terhadap satu hal: hakikat cukai. Padahal dengan sejenak memahaminya, jalan cerita mungkin sekali untuk berubah. Buku Our Kretek Stories ini merupakan kumpulan cerpen karya siswa-siswi SMA sederajat peserta Customs Writing Class gelaran Bea Cukai Kudus tahun 2012 yang menghadirkan sepotong demi sepotong realitas industri kretek yang mungkin jarang kita ketahui. Realitas yang begitu menggiurkan sekaligus menohok nasib mereka yang tak kuasa mengejarnya.