Erna Suminar
E-Mail: ernasu[aT]yahoo.co.id
Profil Penulis Erna Suminar, dosen dan penulis. Ia memiliki hobi membaca, fotografi dan pecinta alam. Beberapa esai dan puisinya pernah dimuat di media cetak regional dan nasional.Daftar Buku
Jumlah buku:31. Kekasih yang Tak Diinginkan
Sepertiapakahrupakerinduan yang menolakpertemuan? Sepertiapakahrupacintapadakekasih yang takpernahdiinginkan? Apakahiaselayakkehidupan yang mengingkariadanyakematian? Kerinduansepertiapakah yang dapatkugambaruntukmenarikgaris-garis agar sampaipada-Mu? Kerinduandalamkecemasanku ; apakahEngkauakanmemalingkanWajah-Mu?
Sepertiapakahrupakerinduan yang menolakpertemuan? Sepertiapakahrupacintapadakekasih yang takpernahdiinginkan? Apakahiaselayakkehidupan yang mengingkariadanyakematian? Kerinduansepertiapakah yang dapatkugambaruntukmenarikgaris-garis agar sampaipada-Mu? Kerinduandalamkecemasanku ; apakahEngkauakanmemalingkanWajah-Mu?
2. Obrolan di Kedai Plato
Hidup ini sederhana, jika tak melibat kemelekatan di dalamnya. Seperti kelahiran saat kita datang ke dunia, dan kepulangan nanti yang tak membawa apa-apa, dan menjadi bukan siapa-siapa. Namun, keinginan mengubah segalanya. Keinginanlah yang membuat hidup menjadi indah dan berwarna. Sayangnya, dalam keinginan ada penumpang lain di dalamnya yaitu ego. Seandainya kita banyak menanggalkan ego, yang teringgal kelak adalah saling berendah-hati, meneguhkan dan memaklumi. Kita membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri. Kita tak akan lagi banyak berharap pada kebaikan dan perhatian orang, kecuali semangat menanam kebaikan, Berbalas atau pun tidak. Mengasihi, bukan untuk menguasai atau pun menaklukan. Tatkala hati penuh dengan kelapangan, mungkin dunia ini akan menjadi taman ‘bermain’ seluruh manusia yang nyaman. Tetapi harus diterima, memang dunia ini ruangnya kegelisahan. Buku ini mengajak melihat hidup dengan cara yang sahaja, memandang positif segala yang terjadi sebagai aliran semesta. Melihat keragaman kehidupan bagai nyanyian suara hati. Barangkali saja melalui ketulusan, jiwa yang hening dan sederhana, akan menemukan Tuhan di atas sana.
Hidup ini sederhana, jika tak melibat kemelekatan di dalamnya. Seperti kelahiran saat kita datang ke dunia, dan kepulangan nanti yang tak membawa apa-apa, dan menjadi bukan siapa-siapa. Namun, keinginan mengubah segalanya. Keinginanlah yang membuat hidup menjadi indah dan berwarna. Sayangnya, dalam keinginan ada penumpang lain di dalamnya yaitu ego. Seandainya kita banyak menanggalkan ego, yang teringgal kelak adalah saling berendah-hati, meneguhkan dan memaklumi. Kita membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri. Kita tak akan lagi banyak berharap pada kebaikan dan perhatian orang, kecuali semangat menanam kebaikan, Berbalas atau pun tidak. Mengasihi, bukan untuk menguasai atau pun menaklukan. Tatkala hati penuh dengan kelapangan, mungkin dunia ini akan menjadi taman ‘bermain’ seluruh manusia yang nyaman. Tetapi harus diterima, memang dunia ini ruangnya kegelisahan. Buku ini mengajak melihat hidup dengan cara yang sahaja, memandang positif segala yang terjadi sebagai aliran semesta. Melihat keragaman kehidupan bagai nyanyian suara hati. Barangkali saja melalui ketulusan, jiwa yang hening dan sederhana, akan menemukan Tuhan di atas sana.
3. Bukan Cinta yang Buta, Engkaulah yang Buta
Orang yang dicintai selalu nampak indah bagi yang mencintainya. Cinta menutupi seluruh kekurangan diri orang yang dicintai. Apa pun yang orang katakan kepadamu tentang orang yang engkau cintai, engkau tutup mata dan telingamu, karena orang yang tercinta adalah sosok yang sempurna di matamu. Jika engkau membayangkan dan membicarakan orang yang dicintai, kau tak akan membicarakan kekurangannya. Pijaran api pun kalau perlu kau padamkan untuk menutupi kelam pada sosok yang tercinta. Kau tahu,
Orang yang dicintai selalu nampak indah bagi yang mencintainya. Cinta menutupi seluruh kekurangan diri orang yang dicintai. Apa pun yang orang katakan kepadamu tentang orang yang engkau cintai, engkau tutup mata dan telingamu, karena orang yang tercinta adalah sosok yang sempurna di matamu. Jika engkau membayangkan dan membicarakan orang yang dicintai, kau tak akan membicarakan kekurangannya. Pijaran api pun kalau perlu kau padamkan untuk menutupi kelam pada sosok yang tercinta. Kau tahu,