slogan leutika prio

Dedi Mahardi

Dedi MahardiE-Mail: dedimahardi[aT]gmail.com

DEDI MAHARDI adalah seorang Inspirator-Innovator-Author, suatu brand yang tentu saja bukan dilekatkan sendiri oleh Dedi, tetapi dilekatkan oleh orang lain karena sesuatu yang telah diperbuatnya atau ditulisnya.




Daftar Buku

Jumlah buku:2

1. Guru Bangsa: Setetes Embun Di Padang Tandus
Guru Bangsa: Setetes Embun Di Padang TandusSekarang ini amat sangat sulit menemukan tokoh atau sosok teladan, apalagi setelah era reformasi yang sebagian besar masyarakat dan tokoh merasa memiliki negeri ini lalu ingin menikmati negeri ini. Padahal pada era perkembangan teknologi yang begitu dasyat dibutuhkan kepribadian dan moral etika anak bangsa, sehingga anak bangsa ini bisa menjadi subjek dari teknologi dan bukan hanya sebatas sebagai objek dari teknologi apalagi jika sampai menjadi korban dari perkembangan teknologi. Buya adalah sosok teladan yang saat ini sulit ditemukan tandingannya, beliau adalah sosok yang sudah selesai dirinya dan pada usia senja masih sangat bersemangat untuk menghibahkan ilmu dan keteladanan serta masukan untuk kemajuan dan untuk keutuhan bangsa ini. Hampir semua tokoh bangsa termasuk presiden dan wakil presiden serta calon wakil presiden telah sowan ke kediaman beliau di Yogyakarta.

2. DI BALIK KECEWA
DI BALIK KECEWAKecewa adalah suasana hati ketika sesuatu yang diinginkan atau sesuatu diharapkan belum terujud atau bisa juga karena sesuatu yang dimiliki kemudian hilang. Kenapa seseorang bisa kecewa? Karena manusia di anugerahkan Tuhan Nafsu dan hati nurani sehingga ketika ada keinganan hawa nafsu yang tidak atau belum tercapai maka hati merasa kekecewaan. Berbeda dengan hewan yang hanya dilengkapi dengan hawa nafsu tapi tanpa hati nurani maka ketika ada keingan nafsunya yang tidak terpenuhi maka hewan biasa saja. Makanya tidak pernah ada hewan yang kecewa karena tidak mendapat makanan terus putus asa dan tidak mau makan lagi. Dengan begitu tentunya ada maksud dan tujuannya kenapa Tuhan menjadikan manusia memiliki hati nurani sekaligus hawa nafsu. Agar dengan hawa nafsunya manusia bersemangat berbuat untuk kesejahteraan dirinya dan agar dengan hati nuraninya manusia mengontrol diri dari hal-hal yang tidak boleh dilakukannya. Keseimbangan nafsu dan hati nurani bukan hanya berguna pada awal usaha atau ketika akan memulai atau mengusahkan sesuatu. Tetapi seharusnya juga digunakan pada akhir usaha atau ketika apapun hasil dari usaha atau keinginan yang sudah dilakukan. Sehingga seharusnya ketika usaha telah membuahkan hasil yang sesuai dengan keinganan hawa nafsu maka hati nurani akan berbahagia dan bersyukur. Sebaliknya ketika usaha belum membuahkan hasil sesuai dengan keinginan hawa nafsu maka seharusnya hati meresponnya dengan sabar dan ikhlas. Lalu pertanyaannya kenapa ada hati yang kecewa? Kekecewaan hati muncul karena dalam menyikapi hasil usaha seseorang lebih dominan menggunakan hawa nafsu dari pada hati nurani. Lalu apakah kecewa salah? Jawabannya : Tidak!! Asal kecewanya hanya sesaat saja. Selanjutnya menjadikan kecewa tersebut sebagai pemicu untuk seseorang selalu mengintrospeksi diri atas semua rencana dan perbuatannya selama ini serta menemukan penyebab kegagalan. Bahkan untuk memicu munculnya energi ekstra untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan kadang-kadang diperlukan efek dari kecewa terlebih dahulu. Adakalanya efek dari satu kali kekecewaan saja sudah cukup dan mampu membangkitkan energi ekstra untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan. Namun kadang-kadang dibutuhkan beberapa kali kekecewaan barulah terpicu energi ekstra dan jalan terang meraih sukses atau keberhasilan. Untuk itu jangan pernah menganggap kekecewaan sebagai malapetaka yang mengancam atau menutup peluang kesuksesan berikutnya. Tentunya jika kecewa tersebut disikapi secara positif dengan mengambil hikmah dan pelajaran serta kecewa harus diikuti dengan tekad untuk tidak mengulang kekecewaan berikutnya. Analoginya seperti seorang pemain layangan yang kecewa karena layangannya putus ketika layangan tersebut sedang melayang tinggi di atas awan. Layangan yang bisa naik tinggi menembus awan pasti layangan yang baik dan dibuat dari bahan yang baik sehingga juga sangat disayang oleh pemiliknya. Sehingga ketika layangan tersebut putus maka si empunya layangan pasti berusaha mengejar dan mencari sampai layangan tersebut didapat kembali. Kecepatan lari dan stamina si empunya layangan ketika mengejar layangan tersebut sampai didapatkannya layangan tersebut kembali sudah pasti jauh lebih cepat dan lebih kuat.

Leutika Leutika