Adi Wahyudin
E-Mail: Abid8404[aT]yahoo.com
Adi Wahyudin, lahir di kota Cimahi, Bandung pada 10 Februari 1983. Alumni SMK Negeri 1 Cimahi (STMN Pembangunan Bandung) jurusan Listrik Industri angkatan 24. Menikah tahun 2007 dengan Whindy Widhiyanti, dikaruniai 3 orang anak: Ziya,Zahdan dan Zhira.Daftar Buku
Jumlah buku:141. Bukan Puisi, Bukan Sajak, hanya Sekelumit Rasa yang Terserak
Buku ke-lima belas,ditulis dengan tinta hitam yang bebas. Yang semakin diurutkan,kalbu ini malah kian ditaklukkan. Lantaran kalimat-kalimat yang berjajar,justru pada pipi sendiri mereka menampar.Sebegitu menusuk,sedemikian menghujam. Membongkar habis perihal perangai yang acapkali dirundung lalai. Ya,sederet petuah dibuku ini,justru lebih tertuju kepada rasa di jiwa,yang kerap terberai entah kemana.Terlalu erat terpenjara di ruang fana dunia,dan menjadikan akal serta harta sebagai pujaan utama. Maka sebelum benar-benar celaka,kini patahan-patahannya aku kumpulkan.Sekeping demi sekeping,sepuing demi sepuing. Merengkuh damai pada luka pedih di masa silam.Yang masih menganga,bahkan hingga sekarang.
Buku ke-lima belas,ditulis dengan tinta hitam yang bebas. Yang semakin diurutkan,kalbu ini malah kian ditaklukkan. Lantaran kalimat-kalimat yang berjajar,justru pada pipi sendiri mereka menampar.Sebegitu menusuk,sedemikian menghujam. Membongkar habis perihal perangai yang acapkali dirundung lalai. Ya,sederet petuah dibuku ini,justru lebih tertuju kepada rasa di jiwa,yang kerap terberai entah kemana.Terlalu erat terpenjara di ruang fana dunia,dan menjadikan akal serta harta sebagai pujaan utama. Maka sebelum benar-benar celaka,kini patahan-patahannya aku kumpulkan.Sekeping demi sekeping,sepuing demi sepuing. Merengkuh damai pada luka pedih di masa silam.Yang masih menganga,bahkan hingga sekarang.
2. Ragam Cinta Bersama Zhira
Adalah Mazhira, seorang bayi mungil nan lucu, yang lahir di hari Rabu, pada 17 Januari tahun 2018 yang lalu. Ya, hanya lima belas menit menjelang Adzan Isya, Alhamdulillah bayi itu beralih ke alam dunia, alam dimana kita semua sekarang berada. Aku melihat sendiri saat ditarik kepala dan tubuh kuyupnya, pun mendengar sendiri waktu dia melantunkan tangis pertama kalinya. Tentu saja, tangisnya bukanlah tangisan yang keras menggema, yang menggetarkan dinding dan jagat raya. Melainkan sebuah tangisan malu yang begitu syahdu, menenangkan hati hingga ke ulu, serona sepoi yang bertiup di hutan bambu. Buku ini berisi sekelumit keseharian bersama Zhira. Bisa membersamai perkembangannya, adalah anugerah teramat berharga dari Allah Sang Maha Kuasa.
Adalah Mazhira, seorang bayi mungil nan lucu, yang lahir di hari Rabu, pada 17 Januari tahun 2018 yang lalu. Ya, hanya lima belas menit menjelang Adzan Isya, Alhamdulillah bayi itu beralih ke alam dunia, alam dimana kita semua sekarang berada. Aku melihat sendiri saat ditarik kepala dan tubuh kuyupnya, pun mendengar sendiri waktu dia melantunkan tangis pertama kalinya. Tentu saja, tangisnya bukanlah tangisan yang keras menggema, yang menggetarkan dinding dan jagat raya. Melainkan sebuah tangisan malu yang begitu syahdu, menenangkan hati hingga ke ulu, serona sepoi yang bertiup di hutan bambu. Buku ini berisi sekelumit keseharian bersama Zhira. Bisa membersamai perkembangannya, adalah anugerah teramat berharga dari Allah Sang Maha Kuasa.
3. Harta Karun di SMK 1
Gapura biru, kokoh berdiri seraya membisu. Menyandang makna, seperti sebuah gawang besar yang tanpa penjaga. Tidak..! Gapura itu tak pernah beringsut, walau angin keras sesekali bertiup. Dia melulu berdiam, seolah menyimpan misteri jauh di kedalaman. Tak jauh darinya, seorang siswa menatap gapura dengan mata yang menyala. Serona melihat harta melimpah teronggok di belakangnya. Harta legenda yang teramat dia yakini sungguh berada disana. “Ayah.. aku akan memburunya! Aku berjanji akan memburu harta legenda di SMK itu!” bisiknya, sungguh-sungguh. Ah, betulkah ada harta legenda yang tersembunyi disana? Ataukah itu semua hanya bualan semata? Sekedar dongeng fiksi yang mempermainkan siapapun yang mempercayainya?
Gapura biru, kokoh berdiri seraya membisu. Menyandang makna, seperti sebuah gawang besar yang tanpa penjaga. Tidak..! Gapura itu tak pernah beringsut, walau angin keras sesekali bertiup. Dia melulu berdiam, seolah menyimpan misteri jauh di kedalaman. Tak jauh darinya, seorang siswa menatap gapura dengan mata yang menyala. Serona melihat harta melimpah teronggok di belakangnya. Harta legenda yang teramat dia yakini sungguh berada disana. “Ayah.. aku akan memburunya! Aku berjanji akan memburu harta legenda di SMK itu!” bisiknya, sungguh-sungguh. Ah, betulkah ada harta legenda yang tersembunyi disana? Ataukah itu semua hanya bualan semata? Sekedar dongeng fiksi yang mempermainkan siapapun yang mempercayainya?
4. Alkisah Putri Na'isylla
Kerajaan Campaka diserang wabah penyakit yang tiba-tiba. Sebuah penyakit menular yang belum ada obatnya. Membuat Raja harus bersegera menutup gerbang istana, mengurai kerumunan, serta mengisolasi setiap warga yang terpapar ataupun tanpa gejala. Beruntung, saat itu terjadi, Putri Na’isylla tengah berada di Kota Pustaka. Menemui seorang penulis idola bernama Zhira. Tak disangka, penulis tersebut berkata bahwa wabah di Campaka adalah disengaja. Perbuatan pelaku jahat yang hendak membuat celaka. Maka, Putri Na’isylla pun bergegas pulang, bahu membahu dengan prajurit Zahdan untuk menyelamatkan kerajaan. Dan di tengah usahanya tersebut, sang Putri ternyata berhasil memunculkan sebuah kekuatan hebat. Melambatkan waktu.. itulah kekuatannya. Lantas, berhasilkah Putri Na’isylla dan Zahdan mengungkap misteri wabah tersebut? Pun, berhasilkah para pembaca mengungkap teka-teki pada halaman yang ada?
Kerajaan Campaka diserang wabah penyakit yang tiba-tiba. Sebuah penyakit menular yang belum ada obatnya. Membuat Raja harus bersegera menutup gerbang istana, mengurai kerumunan, serta mengisolasi setiap warga yang terpapar ataupun tanpa gejala. Beruntung, saat itu terjadi, Putri Na’isylla tengah berada di Kota Pustaka. Menemui seorang penulis idola bernama Zhira. Tak disangka, penulis tersebut berkata bahwa wabah di Campaka adalah disengaja. Perbuatan pelaku jahat yang hendak membuat celaka. Maka, Putri Na’isylla pun bergegas pulang, bahu membahu dengan prajurit Zahdan untuk menyelamatkan kerajaan. Dan di tengah usahanya tersebut, sang Putri ternyata berhasil memunculkan sebuah kekuatan hebat. Melambatkan waktu.. itulah kekuatannya. Lantas, berhasilkah Putri Na’isylla dan Zahdan mengungkap misteri wabah tersebut? Pun, berhasilkah para pembaca mengungkap teka-teki pada halaman yang ada?
5. Bukan Sajak - Bukan Puisi, Hanya Sehimpun Jejak Aksara Hati
Buku ke sepuluh, di penghujung tahun duaribu duapuluh. Di dalamnya terbubuh candramawa sebanyak tujuh, tersimpul judul sejumlah limapuluh, senandika keluh semasa dasawarsa ditempuh. Bukan! Bukan hendak bersilang lengan merasa jumawa. Bukan pula hendak meninggi diri merengkuh bangga. Angka ini hanya sebagai penanda, atas usia yang kian menua. Angka yang menggerogoti raga, pada jiwa yang tertawan senja.
Buku ke sepuluh, di penghujung tahun duaribu duapuluh. Di dalamnya terbubuh candramawa sebanyak tujuh, tersimpul judul sejumlah limapuluh, senandika keluh semasa dasawarsa ditempuh. Bukan! Bukan hendak bersilang lengan merasa jumawa. Bukan pula hendak meninggi diri merengkuh bangga. Angka ini hanya sebagai penanda, atas usia yang kian menua. Angka yang menggerogoti raga, pada jiwa yang tertawan senja.