Adi Wahyudin
E-Mail: Abid8404[aT]yahoo.com
Adi Wahyudin, lahir di kota Cimahi, Bandung pada 10 Februari 1983. Alumni SMK Negeri 1 Cimahi (STMN Pembangunan Bandung) jurusan Listrik Industri angkatan 24. Menikah tahun 2007 dengan Whindy Widhiyanti, dikaruniai 3 orang anak: Ziya,Zahdan dan Zhira.Daftar Buku
Jumlah buku:146. Lorong Waktu di SMK 1
Sudah berpuluh tahun lorong SMK itu ditutup dengan palang yang melintang. Tiada satu siswa pun yang diperbolehkan menyeberang. Semua lantaran lorong tersebut dianggap berbahaya dan pernah memakan korban. Konon, dulu seorang siswa mendadak menghilang, hanya sesaat setelah terlihat masuk ke dalam. Tak disangka, baru-baru ini lorong tersebut menelan korban kedua. Pak Bram pun terpaksa menggelar sayembara rahasia. Memilih satu siswa berkompeten untuk menjadi relawan dan melakukan penyelamatan. Sayangnya, sayembara tersebut ternyata justru dimenangkan oleh Yudha. Seorang siswa penggila novel fiksi, sekaligus murid paling tak berprestasi di sekolah ini. Lantas, akankah Yudha berhasil menjalankan misi tersebut? Dan bagaimanakah misteri lorong itu sesungguhnya? Benarkah itu adalah sebuah portal waktu ke masa lalu? “Kebanyakan cerita remaja selalu berputar soal asmara dan cinta, tetapi novel ini melawan arus itu. Kisah di dalamnya sarat makna, karena berani mengedepankan kepedulian dan keakraban dengan orang-orang di sekitar tokoh. Ini baru novel inspiratif!” (Dwi Suwiknyo, Penulis buku Best Seller ‘Ubah Lelah Jadi Lillah’) “Membaca buku ini seperti masuk ke mesin waktu, membawa jauh ke masa saat menjadi anak STM. Buku ini melihat sisi lain kehidupan anak STM, yang sering orang identikkan dengan tawuran. Buat kamu alumni STM, ataupun yang masih berjuang di STM, direkomendasikan untuk membaca buku ini” (Wawan Hermawan/ Qwenk, ketua IKLIDA SMK 1 tahun 2000)
Sudah berpuluh tahun lorong SMK itu ditutup dengan palang yang melintang. Tiada satu siswa pun yang diperbolehkan menyeberang. Semua lantaran lorong tersebut dianggap berbahaya dan pernah memakan korban. Konon, dulu seorang siswa mendadak menghilang, hanya sesaat setelah terlihat masuk ke dalam. Tak disangka, baru-baru ini lorong tersebut menelan korban kedua. Pak Bram pun terpaksa menggelar sayembara rahasia. Memilih satu siswa berkompeten untuk menjadi relawan dan melakukan penyelamatan. Sayangnya, sayembara tersebut ternyata justru dimenangkan oleh Yudha. Seorang siswa penggila novel fiksi, sekaligus murid paling tak berprestasi di sekolah ini. Lantas, akankah Yudha berhasil menjalankan misi tersebut? Dan bagaimanakah misteri lorong itu sesungguhnya? Benarkah itu adalah sebuah portal waktu ke masa lalu? “Kebanyakan cerita remaja selalu berputar soal asmara dan cinta, tetapi novel ini melawan arus itu. Kisah di dalamnya sarat makna, karena berani mengedepankan kepedulian dan keakraban dengan orang-orang di sekitar tokoh. Ini baru novel inspiratif!” (Dwi Suwiknyo, Penulis buku Best Seller ‘Ubah Lelah Jadi Lillah’) “Membaca buku ini seperti masuk ke mesin waktu, membawa jauh ke masa saat menjadi anak STM. Buku ini melihat sisi lain kehidupan anak STM, yang sering orang identikkan dengan tawuran. Buat kamu alumni STM, ataupun yang masih berjuang di STM, direkomendasikan untuk membaca buku ini” (Wawan Hermawan/ Qwenk, ketua IKLIDA SMK 1 tahun 2000)
7. Alkisah Putri Armida
Armida, seorang Putri kerajaan Mahardika. Putri semata wayang yang tampak seperti anak kebanyakan. Ia begitu lucu, riang, dan menggemaskan. Gemar menyelinap kabur dari Istana, pergi ke pasar, hanya untuk bermain beberapa wahana. Ia pun senang dengan permainan sirkus didalam tenda, menyaksikan laku badut gendut yang kocak dan memancing tawa. Ya, Putri Armida terlihat seperti Putri biasa pada umumnya. Sampai suatu ketika, sebuah dendam datang menghantam. Membentur jiwa Armida mengundang celaka. Laut yang semula tenang, ibarat bergejolak ditatap purnama. Menyulut pasang yang tak mampu dihenti, mencetus ombak yang bergulung teramat tinggi. Itulah kala dimana kedua mata Armida berubah menyala. Lebih terang menyala, dibanding pantulan Surya dimuka Samudera. Itulah kali pertama Putri melepaskan kekuatan airnya. Sebuah kekuatan legenda dari seorang penerus Mahardika. Kisah ini bertambah seru dengan kemunculan empat Bajak Laut yang berbeda. Kapten Zahdan alias Si Kait Tajam, Afkar alias Si Mata Elang, Byaz Si Ahli Kalkulasi, serta Jamil Si Kaki Gesit. Bahu membahu mereka menyerang lawan, hendak menyelamatkan Putri Armida dari mara bahaya. Berhasilkah misi yang diemban mereka? Yuk, Kita ikuti cerita selengkapnya!
Armida, seorang Putri kerajaan Mahardika. Putri semata wayang yang tampak seperti anak kebanyakan. Ia begitu lucu, riang, dan menggemaskan. Gemar menyelinap kabur dari Istana, pergi ke pasar, hanya untuk bermain beberapa wahana. Ia pun senang dengan permainan sirkus didalam tenda, menyaksikan laku badut gendut yang kocak dan memancing tawa. Ya, Putri Armida terlihat seperti Putri biasa pada umumnya. Sampai suatu ketika, sebuah dendam datang menghantam. Membentur jiwa Armida mengundang celaka. Laut yang semula tenang, ibarat bergejolak ditatap purnama. Menyulut pasang yang tak mampu dihenti, mencetus ombak yang bergulung teramat tinggi. Itulah kala dimana kedua mata Armida berubah menyala. Lebih terang menyala, dibanding pantulan Surya dimuka Samudera. Itulah kali pertama Putri melepaskan kekuatan airnya. Sebuah kekuatan legenda dari seorang penerus Mahardika. Kisah ini bertambah seru dengan kemunculan empat Bajak Laut yang berbeda. Kapten Zahdan alias Si Kait Tajam, Afkar alias Si Mata Elang, Byaz Si Ahli Kalkulasi, serta Jamil Si Kaki Gesit. Bahu membahu mereka menyerang lawan, hendak menyelamatkan Putri Armida dari mara bahaya. Berhasilkah misi yang diemban mereka? Yuk, Kita ikuti cerita selengkapnya!
8. Ragam Ceria Bersama Zahdan
“Hmm… jika kau malas salat, cosmomu akan padam, Zahdan! Hatimu akan dikuasai kegelapan!!" tegasku, dengan suara dibuat berat, seolah menjadi musuh yang jahat. Dan… berhasil! Zahdan langsung tergopoh-gopoh menggelar sajadah. Ia mengikuti salat di sampingku dengan gerakan khas anak kecil. Kepalanya menoleh ke sana kemari, mulutnya komat-kamit tanpa henti, melirik ke arahku berulang kali. Tak sabar ingin selesai cepat-cepat, merasa kekuatan cosmonya telah menyala kuat. Tak lama… hanya sesaat setela
“Hmm… jika kau malas salat, cosmomu akan padam, Zahdan! Hatimu akan dikuasai kegelapan!!" tegasku, dengan suara dibuat berat, seolah menjadi musuh yang jahat. Dan… berhasil! Zahdan langsung tergopoh-gopoh menggelar sajadah. Ia mengikuti salat di sampingku dengan gerakan khas anak kecil. Kepalanya menoleh ke sana kemari, mulutnya komat-kamit tanpa henti, melirik ke arahku berulang kali. Tak sabar ingin selesai cepat-cepat, merasa kekuatan cosmonya telah menyala kuat. Tak lama… hanya sesaat setela
9. Perihal Nurla: Antara Fiksi dan Kisah Nyata
Menikah.. Duhai, betapa indah sebutan itu, sangat tak sebanding dengan kata ‘jadian’ yang menyia-nyiakan. Suami-Istri, alangkah elok padanan kata itu. Begitu serasi, satu dan lain saling melengkapi. Ibarat air dan awan, tanah dan hujan, bunga dan dedaunan. Juga selaksa Nur dan Ipah.. Sungguh dua nama yang selaras saat diucapkan, dan lebih selaras lagi ketika dicantumkan dalam undangan, sedemikian selaras lagi saat disandingkan di pelaminan, serta teramat selaras lagi kala dicatatkan di buku pernikahan. Serona tak ada yang bisa menandingi keserasian dua nama tersebut. Nama Nur dan Ipah terdengar lebih harmoni dibanding Romeo dan Juliet, Anthony dan Cleopatra, Pyramus dan Thisbe, atau bahkan em.. Otong dan Nengsih.
Menikah.. Duhai, betapa indah sebutan itu, sangat tak sebanding dengan kata ‘jadian’ yang menyia-nyiakan. Suami-Istri, alangkah elok padanan kata itu. Begitu serasi, satu dan lain saling melengkapi. Ibarat air dan awan, tanah dan hujan, bunga dan dedaunan. Juga selaksa Nur dan Ipah.. Sungguh dua nama yang selaras saat diucapkan, dan lebih selaras lagi ketika dicantumkan dalam undangan, sedemikian selaras lagi saat disandingkan di pelaminan, serta teramat selaras lagi kala dicatatkan di buku pernikahan. Serona tak ada yang bisa menandingi keserasian dua nama tersebut. Nama Nur dan Ipah terdengar lebih harmoni dibanding Romeo dan Juliet, Anthony dan Cleopatra, Pyramus dan Thisbe, atau bahkan em.. Otong dan Nengsih.
10. Alkisah Putri
Alkisah, ada anak kecil pecinta buku yang terlempar ke masa lalu. Ia ditemukan oleh seorang Ratu, yang selalu berduka lantaran kehilangan Putri kesatu. Maka, menemukannya serona anugerah yang tiada terhingga, kebahagiaan yang begitu luar biasa. Sang Raja bahkan mengangkatnya, menjadi satu dari sekian Putri yang melegenda. Putri Mumtaza, itulah namanya. Petualanganpun bermula. Tatkala muncul seorang penyihir, penghianat, dan puluhan pasukan berjubah hitam yang tak mempan ditembus senjata. Bertambah seru dengan adanya Astronot muda, yang tanpa sengaja melintasi masa. Petualangan ini adalah kisah ketiga menyusul Novel Tiga Putri (2016), dan Novel Empat Putri (2018). Untaian cerita-cerita Fiksi berhiaskan imajinasi. Yang jika ditelusuri, sebagian para tokohnya ternyata sungguh-sungguh bisa dijumpai.
Alkisah, ada anak kecil pecinta buku yang terlempar ke masa lalu. Ia ditemukan oleh seorang Ratu, yang selalu berduka lantaran kehilangan Putri kesatu. Maka, menemukannya serona anugerah yang tiada terhingga, kebahagiaan yang begitu luar biasa. Sang Raja bahkan mengangkatnya, menjadi satu dari sekian Putri yang melegenda. Putri Mumtaza, itulah namanya. Petualanganpun bermula. Tatkala muncul seorang penyihir, penghianat, dan puluhan pasukan berjubah hitam yang tak mempan ditembus senjata. Bertambah seru dengan adanya Astronot muda, yang tanpa sengaja melintasi masa. Petualangan ini adalah kisah ketiga menyusul Novel Tiga Putri (2016), dan Novel Empat Putri (2018). Untaian cerita-cerita Fiksi berhiaskan imajinasi. Yang jika ditelusuri, sebagian para tokohnya ternyata sungguh-sungguh bisa dijumpai.