Adi Wahyudin
E-Mail: Abid8404[aT]yahoo.com
Adi Wahyudin, lahir di kota Cimahi, Bandung pada 10 Februari 1983. Alumni SMK Negeri 1 Cimahi (STMN Pembangunan Bandung) jurusan Listrik Industri angkatan 24. Menikah tahun 2007 dengan Whindy Widhiyanti, dikaruniai 3 orang anak: Ziya,Zahdan dan Zhira.Daftar Buku
Jumlah buku:1411. Empat Putri
"Para Putri beraksi lagi. Setelah dulu berhasil mengalahkan Raja Berwajah Garang, kini mereka dihadapkan pada musuh baru. Yakni seorang pria berjubah hitam yang mengaku bernama Rahwana. Kekuatan pengendali apinya didapat dengan jalan menculik Putri Naysila untuk diambil sample DNA istimewanya. Serunya, Putri Naysila ternyata diculik bukan di satu masa kerajaan. Melainkan dibawa ke masa depan, masa dimana Kita semua berada sekarang. Alhasil Putri Mumtaza, Putri Armida, beserta seorang tokoh baru
"Para Putri beraksi lagi. Setelah dulu berhasil mengalahkan Raja Berwajah Garang, kini mereka dihadapkan pada musuh baru. Yakni seorang pria berjubah hitam yang mengaku bernama Rahwana. Kekuatan pengendali apinya didapat dengan jalan menculik Putri Naysila untuk diambil sample DNA istimewanya. Serunya, Putri Naysila ternyata diculik bukan di satu masa kerajaan. Melainkan dibawa ke masa depan, masa dimana Kita semua berada sekarang. Alhasil Putri Mumtaza, Putri Armida, beserta seorang tokoh baru
12. Sembilu Berwarna Biru
Ada begitu banyak sembilu yang menikam kalbu, menelikung pilu, menggelepak sesak. Sembiluku sempurna berwarna biru, menghantam hati bertubi-tubi, mengoyak asa hingga binasa. Bagaimana dengan sembilumu kawan? Masihkah terasa begitu menyakitkan? Hmph.. Mereka yg berbahagia di taman-taman bunga sana, tentu tak akan paham pada jubah kesetiaan yg mati-matian kita kenakan. Mereka yg tertawa-tawa di belahan dunia sana, tentu tak akan mengerti pada jeri yang berpayah-payah kita rasai. Tapi buku ini peduli, terlahir dan hadir tuk menemani. Kisah2 menyedihkan didalamnya seolah berperi,
Ada begitu banyak sembilu yang menikam kalbu, menelikung pilu, menggelepak sesak. Sembiluku sempurna berwarna biru, menghantam hati bertubi-tubi, mengoyak asa hingga binasa. Bagaimana dengan sembilumu kawan? Masihkah terasa begitu menyakitkan? Hmph.. Mereka yg berbahagia di taman-taman bunga sana, tentu tak akan paham pada jubah kesetiaan yg mati-matian kita kenakan. Mereka yg tertawa-tawa di belahan dunia sana, tentu tak akan mengerti pada jeri yang berpayah-payah kita rasai. Tapi buku ini peduli, terlahir dan hadir tuk menemani. Kisah2 menyedihkan didalamnya seolah berperi,
13. Tiga Putri
Sambil menggeram marah, Si Pembuat Onar melirik tajam ke arah Putri Naysila kecil. Ia lalu cepat mengambil ember yang tadi, masih ada sepertiga sisa lumpur didalamnya, "Kau, gara-gara kau rencanaku gagal. Sekarang terima akibatnya!!" bentak Si Pembuat Onar sembari mengangkat ember tinggi-tinggi, hendak menyiramkannya pada Putri Naysila yang terdiam ketakutan. Dua detik.. Satu detik.. Tidak, hanya dalam waktu setengah detik saja, WUUUSH..!! angin sangat kencang tiba-tiba saja datang. Dan bersama
Sambil menggeram marah, Si Pembuat Onar melirik tajam ke arah Putri Naysila kecil. Ia lalu cepat mengambil ember yang tadi, masih ada sepertiga sisa lumpur didalamnya, "Kau, gara-gara kau rencanaku gagal. Sekarang terima akibatnya!!" bentak Si Pembuat Onar sembari mengangkat ember tinggi-tinggi, hendak menyiramkannya pada Putri Naysila yang terdiam ketakutan. Dua detik.. Satu detik.. Tidak, hanya dalam waktu setengah detik saja, WUUUSH..!! angin sangat kencang tiba-tiba saja datang. Dan bersama
14. Ragam Cerita Bersama Ziya
“Abi..kalo kata abi, cantikan Ummi ato bidadari?” “Abi , kalo di surge ada boboiboy ngga?” “Abi, kalo semut itu ato jahat ato baik?” “Abi, yang ngecat langit itu Allah ya?” “Abi, kenapa kelelawar tidurnya kebalik? Kan kasian..” Celoteh ziya kecil dengan polosnya, acuh bertanya, tanpa tahu pertanyaannya tersebut telah sempurna membuat kelabakan. Itulah sekelumit cerita bersama ziya, disamping kejadian-kejadian lainnya yang kerap membuat tawa. Seperti saat pulang sekolah ziya bernyanyi lagu “libur tlah tiba” dengan riangnya. Padahal saat itu nyata-nyata adalah hari.. Senin. Semua potongan-potongan kejadian tersebut dirangkai dalam sebuah buku ini, sederhana, ringan, mengunci setiap kenangan kedalam setiap baris tulisan. Sebuah hadiah kecil tanda sayang seorang ayah pada anaknya.. Maziya.
“Abi..kalo kata abi, cantikan Ummi ato bidadari?” “Abi , kalo di surge ada boboiboy ngga?” “Abi, kalo semut itu ato jahat ato baik?” “Abi, yang ngecat langit itu Allah ya?” “Abi, kenapa kelelawar tidurnya kebalik? Kan kasian..” Celoteh ziya kecil dengan polosnya, acuh bertanya, tanpa tahu pertanyaannya tersebut telah sempurna membuat kelabakan. Itulah sekelumit cerita bersama ziya, disamping kejadian-kejadian lainnya yang kerap membuat tawa. Seperti saat pulang sekolah ziya bernyanyi lagu “libur tlah tiba” dengan riangnya. Padahal saat itu nyata-nyata adalah hari.. Senin. Semua potongan-potongan kejadian tersebut dirangkai dalam sebuah buku ini, sederhana, ringan, mengunci setiap kenangan kedalam setiap baris tulisan. Sebuah hadiah kecil tanda sayang seorang ayah pada anaknya.. Maziya.