slogan leutika prio

Suprapto

SupraptoE-Mail: supr4pto.tegal[aT]gmail.com

Suprapto, lahir di Samarinda, 01 Mei 1961, tinggal di Tegal, bekerja sebagai pelaut. Pernah tinggal di Yogya (1980-1990) dan bergabung dengan Teater AKSARA. Seksi sibuk di pementasan lakon AWAS (Putu Wijaya) yang disutradarai Sri Harjanto Sahid di beberapa kota di Jawa. Puisi-puisi pendeknya di tahun 80-an pernah terbit di beberapa media. Tahun 1991 mulai berlayar, masih menulis puisi, tapi tidak pernah lagi memublikasikannya. Pernah belajar di Universitas Terbuka, program Pengelolaan Lingkungan, lalu mampir di FISIP Universita Terbuka, jurusan Sastra Inggris Penerjemahan. Menikah dengan Julaeha, dikarunia 4 orang anak: Ahmad Hisyam Abdurrasyid, Nada Ismah Sajidah, Hafidz Abdullah Azzam, Abul Khoir Azka.




Daftar Buku

Jumlah buku:1

1. Sajadah di Laut China
Sajadah di Laut ChinaPelaut, anak kapal, sering dipandang sebagai makhluk kasar yang akrab dengan miras dan kehidupan remang-remang, jauh dari kecerdasan intelektual apalagi spiritual. Mengeneralisasi suatu keadaan tentu saja tidaklah tepat. Pada kenyataannya masih ada pelaut yang mampu menjaga kesehatan akal dan hatinya sehingga dapat memandang sisi-sisi kehidupan dengan lebih jernih. Kehadiran buku ini setidaknya meluruskan, bahwa kerja kreatif olah rasa dan fikiran yang mengandung nilai-nilai keluhuran sesungguhnya bisa muncul dimana saja oleh siapa saja, tanpa memandang apa kesehariannya. apa yang kita miliki tak membuat kita berbeda apa yang kita berikan itulah soalnya berbedalah tapi jangan berhenti belajar kegaduhan terjadi dimana-mana sebab orang sudah merasa pintar --Refleksi ketika amanat diabaikan harta benda menjadi murah kedudukan menjadi rendah --Tahanan Hati nurani, persaudaraan dimana-mana sama Nafsu kekuasaan membuatnya berbeda --Empat Tentara Pulang Patroli rumahku ladangku danau yang jernih dan tenang mengundang angsa-angsa berenang, menghirup kesegaran cahaya keheningan --Rumahku Ladangku

Leutika Leutika