Clara Nova Prawita
E-Mail: claraprawita[aT]gmail.com
Clara Nova Prawita, baginya puisi adalah bentuk lain dari sebuah kepercayaan akan tenaga kata-kata, pada senja dan semesta. Saat ini tinggal dan mengukir kisah di Yogyakarta, bersama 2 kekasih hati yang membuat hidupnya berwarna.Daftar Buku
Jumlah buku:21. Diam
Hidup menyajikan manis, bahagia, pahit dan kesedihan. Jika kemarin kamu bahagia, dan sekarang kamu merasa sedih, jangan khawatir. Aku ada menemanimu, mengobati segala rasamu. Memberimu secawan cinta tanpa keangkuhan. Untukmu yang tengah berjuang, yang mempertahankan dan yang patah hatinya, mari kita sederhanakan semua luka dan bahagia menjadi hanya 60 menit saja lewat buku yang sedang kamu genggam. Setelahnya, kamu akan bangun dan tersenyum.
Hidup menyajikan manis, bahagia, pahit dan kesedihan. Jika kemarin kamu bahagia, dan sekarang kamu merasa sedih, jangan khawatir. Aku ada menemanimu, mengobati segala rasamu. Memberimu secawan cinta tanpa keangkuhan. Untukmu yang tengah berjuang, yang mempertahankan dan yang patah hatinya, mari kita sederhanakan semua luka dan bahagia menjadi hanya 60 menit saja lewat buku yang sedang kamu genggam. Setelahnya, kamu akan bangun dan tersenyum.
2. Cita Vs Cinta
“Jangan pergi, Ibu…,” bisiknya dibungkam keramaian. Dalam buku ini tersaji sebuah kisah perjalanan seorang gadis belia tentang keluarga yang tak pernah ia rasakan kesempurnaannya. Di mana tak akan pernah ada lagi seorang ayah yang selalu jadi pujaan namun ada seorang adik kecil yang menjadi hadiah terindah dan ada seorang ibu yang kini dirindukan. Juga, ada dia. Gadis belia yang tumbuh dalam pencarian jati diri dalam labilnya emosi. Ia harus memilih antara cita dan cinta yang begitu saja meling
“Jangan pergi, Ibu…,” bisiknya dibungkam keramaian. Dalam buku ini tersaji sebuah kisah perjalanan seorang gadis belia tentang keluarga yang tak pernah ia rasakan kesempurnaannya. Di mana tak akan pernah ada lagi seorang ayah yang selalu jadi pujaan namun ada seorang adik kecil yang menjadi hadiah terindah dan ada seorang ibu yang kini dirindukan. Juga, ada dia. Gadis belia yang tumbuh dalam pencarian jati diri dalam labilnya emosi. Ia harus memilih antara cita dan cinta yang begitu saja meling