Duma Rachmat
E-Mail: growingcharacter[aT]gmail.com
Seorang ayah dua orang anak yang menghabiskan waktunya untuk belajar mengasuh dirinya di sela-sela pengasuhannya kepada kedua orang anaknya.Seorang guru sekolah karakter yang terus belajar mendalami diri yang tak kunjung selesai dibacanya.Daftar Buku
Jumlah buku:21. Mah, Inikah Tuhan? (Tuhan dalam Pengenalan dan Pengajaran Anak-anak)
Banyak orang beranggapan proses terbentuknya konsep Tuhan pada anak terjadi karena adanya "pengalihan" gagasan dari orang dewasa kepada anak. Padahal, tidak semudah itu, konsep Tuhan adalah konsep dengan "kerumitan" yang tinggi yang bisa dipastikan untuk membentuknya butuh proses yang kompleks. Dalam buku ini, Anda akan diajak untuk memahami bagaimana konsep Tuhan pada seorang anak terbentuk beserta dinamika terbentuknya. Buku yang merupakan hasil olahan penelitian untuk mendapatkan gelar sarja
Banyak orang beranggapan proses terbentuknya konsep Tuhan pada anak terjadi karena adanya "pengalihan" gagasan dari orang dewasa kepada anak. Padahal, tidak semudah itu, konsep Tuhan adalah konsep dengan "kerumitan" yang tinggi yang bisa dipastikan untuk membentuknya butuh proses yang kompleks. Dalam buku ini, Anda akan diajak untuk memahami bagaimana konsep Tuhan pada seorang anak terbentuk beserta dinamika terbentuknya. Buku yang merupakan hasil olahan penelitian untuk mendapatkan gelar sarja
2. Di Taman Itu, Aku Memperjuangkan-Mu
“Menunggu apa lagi dirimu?” tiba-tiba suara itu menanggalkan lamunanku. Menyentak pelan tapi pasti. “Bukankah seorang pencari, tidak hanya berdiam diri? Menunggu? Bukankah seorang pencari itu kuat sebab berjuang untuk tetap berjalan dan berjalan? Bukan duduk dan mendiamkan diri.” Itulah sentakan Bapak,seorang laki-laki penjaga taman yang menyadarkan tokoh 'aku'--bahwa mencintai itu adalah sebuah perjalanan ke dalam dan bukan hanya berdiam diri menanti harapan itu datang di depan mata. Perjalan
“Menunggu apa lagi dirimu?” tiba-tiba suara itu menanggalkan lamunanku. Menyentak pelan tapi pasti. “Bukankah seorang pencari, tidak hanya berdiam diri? Menunggu? Bukankah seorang pencari itu kuat sebab berjuang untuk tetap berjalan dan berjalan? Bukan duduk dan mendiamkan diri.” Itulah sentakan Bapak,seorang laki-laki penjaga taman yang menyadarkan tokoh 'aku'--bahwa mencintai itu adalah sebuah perjalanan ke dalam dan bukan hanya berdiam diri menanti harapan itu datang di depan mata. Perjalan