Christie Damayanti
E-Mail: christie.suharto[aT]yahoo.com
Daftar Buku
Jumlah buku:621. Arsitektur Perkotaan & Aksesibiltas Fasilitas Disabilitas & Prioritas @Uzbekistan
Arsitektur itu bukan hanya sekadar membangun yang unik,
mewah, atau modern saja. Aritektur juga harus memberikan
aksesibilitas untuk semua orang bisa masuk dan berada di dalam
desain-desain yang dibangun. Dengan kata lain, seorang arsitek
yang baik adalah mampu mendesain bangunan dan lingkungannya
untuk bisa semua orang tanpa terkecuali, bis berada di dalamnya
denga naman dan nyaman.
Ternyata dan realisasinya, tidak semua arsitek itu sadar akan ini.
Padahal, disabilitas itu sendiri merupakan “area” yang semua orang
akan mengalaminya jika kita semua menjadi tua. Di mana, semakin
tua seseorang walau sehat, semakin susah untuk bergerak.
Mereka membutuhkan tongkat atau kursi roda untuk mobilitas
mereka. Bahkan, penyakit katarak yang menahun, membutuhkan
tongkat putih karena mereka akan susah untuk melihat.
Konsep-konsep “disability architecture” inilah yang sekarang
sedang menjadi isu global dunia, termasuk “negara muda” (walau
sudah ribuan tahun lalu sudah ada di sana) Uzbekistan.
Dan ketika aku melakukan research tentang aksesibilitas dan
fasilitas-fasilitas untuk disabilitas dan prioritas ini, aku menemukan
berbagai hal yang menarik untuk mereka berjuang dengan keras membangun negara mereka, yang aku yakin dengan sangat bahwa
Uzbekistan akan menjadi salah satu “negeri inklusi” dunia.
Uzbekistan dan semua negara di dunia, bersama membangun
masa depan semua orang untuk bisa berada di dalamnya.
***
Uzbekistan, negeri dengan kota-kota kuno, pemandangan yang
menakjubkan, dan warisan budaya yang semarak.

2. (Musim Panas di Uzbekistan ) Hunian Peninggalan Era Uni Soviet-Blusukan di Permukiman @Tashkent
Sebuah perjalanan yang sangat inspiratif, ketika bahkan sampai sekarang aku masih belum mempercayai betapa aku bisa berada disana dan mengalami kejadian-kejadian déjà vu yang aku ingat dalam benakku tentang film di
sebuah negara berfaham sosialis komunis.
Betapa hebat nya Tuhan ku, memberikan kesempatan untukku untuk mengalami semuanya walau hanya dalam bayang-bayang serta terlibat dengan seorang sahabat yang bisa menceritakan tentang kehidupan sosial di Tashkent, dan bagaimana warga disana sekarang …..
Lebih jauhnya lagi,
Bagaimana aku bisa berjalan keliling Tashkent dan blusukan ke gang-gang perkotaan dan melihat dengan mata kepalaku sendiri betapa kehidupan warga lokal ibukota Tashkent dari kalangan atas sampai kalangan bawah.
Semuanya memang karena Zoyir yang bisa membawaku ke tempat-tempat seperti itu serta aku memang ingin sekali untuk mengeksplore sedemikian untuk sebuah buku yang penuh makna dan inspirasi …..

3. White Christmas dalam Arsitektur Islamic Samarkand Uzbekistan
Kehidupan di Uzbekistan di buku pertama ini,sudah kuselesaikan tetapi ini hanya sebagian kecil saja.
Baru beberapa hari saja aku berada disana sejak turun dari pesawat Uzbekistan Airways dan bermalam 1 hari di Tashkent dan menuju ke Samarkad, kota pertama yang kami kunjungi.
Kehidupan di Samarkand sebagai wisatawan asing dengan awal musim semi tetapi bergulung dengan salju tebal, membuat aku luluh dan jatuh cinta kepada negeri cantik ini.
Dengan salju tebal yang menutupi Samarkand dan Registan Square, membuat aku mampu menciptakan berbagai puisi-puisi ala aku, untuk mengekspresikan rasa hatiku …..
Dan terakhir sebagai penutup, ketika aku mengamati kehidupan warga kota serta kepeduliannya, buku pertama tentang Uzbekistan ini kututup dengan perenunganku tentang negeri cantik ini.
Lanjut buku ke-2 tentang Uzbekistan, akan segera terbit juga …..

4. SINGAPORE - Ketika Metropolitan Itu Peduli 2
Cerita Singapore, sebuah negeri mungil tetangga negara
tercinta kita, masih berlanjut. Pembuktianku tentang
banyak hal tentang Singapore, benar-benar masih berlanjut. Aku
keliling ke Singapore, sudah belasan kali dan itu benar-benar
ingin aku buktikan, bahwa negeri mungil Singapore ini, mampu
membangun negaranya sebagai “tempat tinggal” yang nyaman
dan aman bagi warganya.
Ketika mereka bisa, walau negara kita jauh lebih besar dari
Singapore dengan berbagai masalah heterogen yang tidak bisa
disamakan dengan Singapore, aku yakin sekali, setidaknya negara
kita bisa mengikuti cara mereka untuk membangun negaranya,
lebih nyaman bagi warganya.
Aksesibilitas dan fasilitas-fasilitas bagi warga Singapore,
benar-benar diperhatikan supaya pemerintah bukan hanya
meminta melakukan kewajiban-kewajiban mereka, tetapi juga
pemerintah memenuhi kebutuhan sesuai dengan masingmasing keterbatasannya. Singapore, adalah salah satu yang bisa
memberikan contoh untuk negara kita, dan cukup mudah untuk
membuktikannya karena hanya 1½ jam terbang. Dan, itu akan
terus aku buktikan dan kutuliskan bahwa negara kita pun mampu
untuk membangunnya, untuk kita semua.

5. Mimpi Malaikat Kecilku 3
Aaaah….
Tugasku sebagai orang tua dari Michelle hampir selesai.
Ketika dia diwisuda S-1-nya di Universitas Meikai, aku sangat
lega dan air mataku tidak berhenti mengalir. Betapa berat
perjuanganku untuknya, Ketika aku sebagai mamanya yang
terbatas dan sendirian membesarkan kedua anak-anakku tanpa
biaya sedikit pun dari mantan suamiku, berjuang untuk kedua
anakku berhasil lulus sarjana dengan gemilang.
Khusus teruntuk Michelle yang ngotot untuk bisa kuliah,
bekerja, dan tinggal di Jepang, itu sungguh perjuanganku yang
luar biasa. Bukan karena biayanya, karena Michelle berjuang
dengan beasiswa dan pekerjaan-pekerjaannya di 3 tempat,
tetapi bagaimana aku bisa mengendalikan rasa kangenku untuk
memeluk Michelle yang tinggal di Jepang.
Tetapi, akhirnya Berkat Tuhan yang luar biasa membawa
Michelle terbang tinggi untuk menggapai impiannya, dan juga
membawaku untuk lebih dan semakin berserah, menyerahkan
hidup Michelle ke dalam Tangan Tuhan, senantiasa untuk masa
depannya yang gilang gemilang.
