slogan leutika prio

Christie Damayanti

Christie DamayantiE-Mail: christie.suharto[aT]yahoo.com

Seorang stroke & cancer survivor, arsitek, motivator, filateli dan pemerhati Jakarta. Terus berkarya walau dalam keterbatasan sebagai insan pasca stroke dengan lumpuh ½ tubuh sebelah kanan.




Daftar Buku

Jumlah buku:62

1. Arsitektur Perkotaan & Aksesibiltas Fasilitas Disabilitas & Prioritas @Uzbekistan
Arsitektur Perkotaan & Aksesibiltas Fasilitas Disabilitas & Prioritas @UzbekistanArsitektur itu bukan hanya sekadar membangun yang unik, mewah, atau modern saja. Aritektur juga harus memberikan aksesibilitas untuk semua orang bisa masuk dan berada di dalam desain-desain yang dibangun. Dengan kata lain, seorang arsitek yang baik adalah mampu mendesain bangunan dan lingkungannya untuk bisa semua orang tanpa terkecuali, bis berada di dalamnya denga naman dan nyaman. Ternyata dan realisasinya, tidak semua arsitek itu sadar akan ini. Padahal, disabilitas itu sendiri merupakan “area” yang semua orang akan mengalaminya jika kita semua menjadi tua. Di mana, semakin tua seseorang walau sehat, semakin susah untuk bergerak. Mereka membutuhkan tongkat atau kursi roda untuk mobilitas mereka. Bahkan, penyakit katarak yang menahun, membutuhkan tongkat putih karena mereka akan susah untuk melihat. Konsep-konsep “disability architecture” inilah yang sekarang sedang menjadi isu global dunia, termasuk “negara muda” (walau sudah ribuan tahun lalu sudah ada di sana) Uzbekistan. Dan ketika aku melakukan research tentang aksesibilitas dan fasilitas-fasilitas untuk disabilitas dan prioritas ini, aku menemukan berbagai hal yang menarik untuk mereka berjuang dengan keras membangun negara mereka, yang aku yakin dengan sangat bahwa Uzbekistan akan menjadi salah satu “negeri inklusi” dunia. Uzbekistan dan semua negara di dunia, bersama membangun masa depan semua orang untuk bisa berada di dalamnya. *** Uzbekistan, negeri dengan kota-kota kuno, pemandangan yang menakjubkan, dan warisan budaya yang semarak.

2. Hunian Peninggalan Era Uni Soviet-Blusukan di Permukiman @Tashkent
Hunian Peninggalan Era Uni Soviet-Blusukan di Permukiman @TashkentSebuah perjalanan yang sangat inspiratif, ketika bahkan sampai sekarang aku masih belum mempercayai betapa aku bisa berada disana dan mengalami kejadian-kejadian déjà vu yang aku ingat dalam benakku tentang film di sebuah negara berfaham sosialis komunis. Betapa hebat nya Tuhan ku, memberikan kesempatan untukku untuk mengalami semuanya walau hanya dalam bayang-bayang serta terlibat dengan seorang sahabat yang bisa menceritakan tentang kehidupan sosial di Tashkent, dan bagaimana warga disana sekarang ….. Lebih jauhnya lagi, Bagaimana aku bisa berjalan keliling Tashkent dan blusukan ke gang-gang perkotaan dan melihat dengan mata kepalaku sendiri betapa kehidupan warga lokal ibukota Tashkent dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Semuanya memang karena Zoyir yang bisa membawaku ke tempat-tempat seperti itu serta aku memang ingin sekali untuk mengeksplore sedemikian untuk sebuah buku yang penuh makna dan inspirasi …..

3. White Christmas dalam Arsitektur Islamic Samarkand Uzbekistan
White Christmas dalam Arsitektur Islamic Samarkand UzbekistanKehidupan di Uzbekistan di buku pertama ini,sudah kuselesaikan tetapi ini hanya sebagian kecil saja. Baru beberapa hari saja aku berada disana sejak turun dari pesawat Uzbekistan Airways dan bermalam 1 hari di Tashkent dan menuju ke Samarkad, kota pertama yang kami kunjungi. Kehidupan di Samarkand sebagai wisatawan asing dengan awal musim semi tetapi bergulung dengan salju tebal, membuat aku luluh dan jatuh cinta kepada negeri cantik ini. Dengan salju tebal yang menutupi Samarkand dan Registan Square, membuat aku mampu menciptakan berbagai puisi-puisi ala aku, untuk mengekspresikan rasa hatiku ….. Dan terakhir sebagai penutup, ketika aku mengamati kehidupan warga kota serta kepeduliannya, buku pertama tentang Uzbekistan ini kututup dengan perenunganku tentang negeri cantik ini. Lanjut buku ke-2 tentang Uzbekistan, akan segera terbit juga …..

4. SINGAPORE - Ketika Metropolitan Itu Peduli 2
SINGAPORE - Ketika Metropolitan Itu Peduli 2Cerita Singapore, sebuah negeri mungil tetangga negara tercinta kita, masih berlanjut. Pembuktianku tentang banyak hal tentang Singapore, benar-benar masih berlanjut. Aku keliling ke Singapore, sudah belasan kali dan itu benar-benar ingin aku buktikan, bahwa negeri mungil Singapore ini, mampu membangun negaranya sebagai “tempat tinggal” yang nyaman dan aman bagi warganya. Ketika mereka bisa, walau negara kita jauh lebih besar dari Singapore dengan berbagai masalah heterogen yang tidak bisa disamakan dengan Singapore, aku yakin sekali, setidaknya negara kita bisa mengikuti cara mereka untuk membangun negaranya, lebih nyaman bagi warganya. Aksesibilitas dan fasilitas-fasilitas bagi warga Singapore, benar-benar diperhatikan supaya pemerintah bukan hanya meminta melakukan kewajiban-kewajiban mereka, tetapi juga pemerintah memenuhi kebutuhan sesuai dengan masingmasing keterbatasannya. Singapore, adalah salah satu yang bisa memberikan contoh untuk negara kita, dan cukup mudah untuk membuktikannya karena hanya 1½ jam terbang. Dan, itu akan terus aku buktikan dan kutuliskan bahwa negara kita pun mampu untuk membangunnya, untuk kita semua.

5. Mimpi Malaikat Kecilku 3
Mimpi Malaikat Kecilku 3Aaaah…. Tugasku sebagai orang tua dari Michelle hampir selesai. Ketika dia diwisuda S-1-nya di Universitas Meikai, aku sangat lega dan air mataku tidak berhenti mengalir. Betapa berat perjuanganku untuknya, Ketika aku sebagai mamanya yang terbatas dan sendirian membesarkan kedua anak-anakku tanpa biaya sedikit pun dari mantan suamiku, berjuang untuk kedua anakku berhasil lulus sarjana dengan gemilang. Khusus teruntuk Michelle yang ngotot untuk bisa kuliah, bekerja, dan tinggal di Jepang, itu sungguh perjuanganku yang luar biasa. Bukan karena biayanya, karena Michelle berjuang dengan beasiswa dan pekerjaan-pekerjaannya di 3 tempat, tetapi bagaimana aku bisa mengendalikan rasa kangenku untuk memeluk Michelle yang tinggal di Jepang. Tetapi, akhirnya Berkat Tuhan yang luar biasa membawa Michelle terbang tinggi untuk menggapai impiannya, dan juga membawaku untuk lebih dan semakin berserah, menyerahkan hidup Michelle ke dalam Tangan Tuhan, senantiasa untuk masa depannya yang gilang gemilang.


Leutika Leutika