Christie Damayanti
E-Mail: christie.suharto[aT]yahoo.com
Seorang stroke & cancer survivor, arsitek, motivator, filateli dan pemerhati Jakarta. Terus berkarya walau dalam keterbatasan sebagai insan pasca stroke dengan lumpuh ½ tubuh sebelah kanan.Daftar Buku
Jumlah buku:6111. SINGAPORE Ketika Metropolitan itu Peduli (Arsitektur,Perencanaan Kota & Peduli Disabilitas)
Setelah 2 tahun pandemic mulai berangsur melemah, aku siap traveling lagi keliling dunia lagi. Salah satunya dan pertama kali aku terbang ke luar negeri setelah pandemic adalah ke Singapore. Terima kasih sekali tuhan Yesusku, ketika selama pandemic ini aku tetap dan selallu sehat, karena Tuhan selalu melindungiku, sehingga aku mampu melewati masa2 sulit dunia melawan pandemic, juga untukku. Lalu, aku memikirkan bagaimana jika Singapore justru membuat aku sakit, tetapi justru negeri singa ini membuat aku sehat dan excited, bersama dengan Tuhan Yesusku untuk melakukan sebuah mimpi besarku untuk menuliskan beberapa buku bertema “Disabilitas di 4 Benua”, dan ini dimulai dengan Indonesia dan Singapore. Terima kasih juga, ketika perjalananku ke Singapore untuk survey disabilitapun, memberikan dampak2 positif bagi Indonesia, dan Tuhan pun memberikan seorang “malaikat plindung” untukku, yang selalu membantuku sampai sedetail2n ya di Singapore. Terima kasih sekali untuk mas Kardy Chiu, seorang malaikat pelindung yang diberikan Tuhan untukku selama aku berada di negeri cantik tersebut. Dan dalam hitungan beberapa bulan, sebuah buku baru bertema Singapore, Arsitektur dan Disabilitas ini, berhasil diterbitkan! Puji Tuhan Semesta Alam …… Semoga buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang sbuah kehidupan yang mempunyai banyak jenis manusia, dan kita semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara, dan itulah yang aku mau angkat, salah satunya dalam buku ini tentang disabilitas ……
Setelah 2 tahun pandemic mulai berangsur melemah, aku siap traveling lagi keliling dunia lagi. Salah satunya dan pertama kali aku terbang ke luar negeri setelah pandemic adalah ke Singapore. Terima kasih sekali tuhan Yesusku, ketika selama pandemic ini aku tetap dan selallu sehat, karena Tuhan selalu melindungiku, sehingga aku mampu melewati masa2 sulit dunia melawan pandemic, juga untukku. Lalu, aku memikirkan bagaimana jika Singapore justru membuat aku sakit, tetapi justru negeri singa ini membuat aku sehat dan excited, bersama dengan Tuhan Yesusku untuk melakukan sebuah mimpi besarku untuk menuliskan beberapa buku bertema “Disabilitas di 4 Benua”, dan ini dimulai dengan Indonesia dan Singapore. Terima kasih juga, ketika perjalananku ke Singapore untuk survey disabilitapun, memberikan dampak2 positif bagi Indonesia, dan Tuhan pun memberikan seorang “malaikat plindung” untukku, yang selalu membantuku sampai sedetail2n ya di Singapore. Terima kasih sekali untuk mas Kardy Chiu, seorang malaikat pelindung yang diberikan Tuhan untukku selama aku berada di negeri cantik tersebut. Dan dalam hitungan beberapa bulan, sebuah buku baru bertema Singapore, Arsitektur dan Disabilitas ini, berhasil diterbitkan! Puji Tuhan Semesta Alam …… Semoga buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang sbuah kehidupan yang mempunyai banyak jenis manusia, dan kita semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara, dan itulah yang aku mau angkat, salah satunya dalam buku ini tentang disabilitas ……
12. Aku dan Taxi Online kemanapun,kapanpun & dimanapun
Sejak akhir tahun 2017, setelah sopirku ditanggil Tuhan karena sakit, padahal beliau sudah ikut denganku sejak tahun 1999, aku tidak ingin mencari sopir pribadiku lagi. Karena kriteriaku banyak. Karena aku cacat, ibuku saat itu sudah renta, jadi butuh sopir yang dekat dengan rumah atau bersedia tinggal di rumah. Itu tidak mudah. Sehingga, aku memutuskan lebih baik mencari taxi online. Sekarang, lebih cepat, lebih murah, dan gampang mencarinya. Jadi sejak Pak Emon sopir pribadiku meninggal, ke mana pun dan kapan pun aku mencari taxi online. Cepat sekali dapatnya dan aku tidak harus berpikir tentang perawatan mobil pribadiku lagi, biar anakku yang berganti-ganti dengan mobilnya sendiri dengan mobilku, juga untuk melewati area “ganjil–genap”. Lalu, mulailah aku “bertualang” dengan taxi online, dan aku merasa aman dan nyaman walau tengah malam sendirian harus pulang setelah selesai pameran-pameranku, aku tetap dijemput taxi online, yang aku tidak kenal. Suka dan dukaku bersama driver taxi online, aku tuliskan di buku ini, semoga menambah wawasan bagi orang-orang yang masih mencari alternatif untuk kendaraan umum, tetapi “tidak terlalu umum”, hi-hi-hi…. Yuk, kita bertualang.
Sejak akhir tahun 2017, setelah sopirku ditanggil Tuhan karena sakit, padahal beliau sudah ikut denganku sejak tahun 1999, aku tidak ingin mencari sopir pribadiku lagi. Karena kriteriaku banyak. Karena aku cacat, ibuku saat itu sudah renta, jadi butuh sopir yang dekat dengan rumah atau bersedia tinggal di rumah. Itu tidak mudah. Sehingga, aku memutuskan lebih baik mencari taxi online. Sekarang, lebih cepat, lebih murah, dan gampang mencarinya. Jadi sejak Pak Emon sopir pribadiku meninggal, ke mana pun dan kapan pun aku mencari taxi online. Cepat sekali dapatnya dan aku tidak harus berpikir tentang perawatan mobil pribadiku lagi, biar anakku yang berganti-ganti dengan mobilnya sendiri dengan mobilku, juga untuk melewati area “ganjil–genap”. Lalu, mulailah aku “bertualang” dengan taxi online, dan aku merasa aman dan nyaman walau tengah malam sendirian harus pulang setelah selesai pameran-pameranku, aku tetap dijemput taxi online, yang aku tidak kenal. Suka dan dukaku bersama driver taxi online, aku tuliskan di buku ini, semoga menambah wawasan bagi orang-orang yang masih mencari alternatif untuk kendaraan umum, tetapi “tidak terlalu umum”, hi-hi-hi…. Yuk, kita bertualang.
13. Pulih 85% dari Serangan Stroke dengan Lumpuh Tubuh Kanan
Dalam Nama Tuhan, kuserahkan hidupku, apapun yang Engkau inginkan untuk aku kerjakan. Praise the Lord Jesus ……
Dalam Nama Tuhan, kuserahkan hidupku, apapun yang Engkau inginkan untuk aku kerjakan. Praise the Lord Jesus ……
14. Seoul korea - klasik, tradisional dan modern
Persahabatan itu memang seharusnya tidak akan lekang oleh waktu. Karena, persahabatan mempunyai dampak untuk kita menjadi bahagia ….. Persahabatanku dengan grup Fortissimo dari Filipina pun, sampai sekarang tetap terjaga, walau kami dipisahkan oleh pandemic dan jarak antar Negara masing-masing. Tetapi, kami tetap saling sapa di media social, dan saling ketawa ketiwi jilka kami memposting foto-foto jadul kami. Ketika sahabatku harus bertugas ke Seoul, akupun sempat datang memenuhi undangan mereka, untuk menginap di aparteen mereka. Dan, travelling ku selama di Seoul, walau mereka tidak bisa terus bersama menyusuri kota Seoul, aku sudah sangat berbahagia. Diharapkan, jika pandemic usia, bisa saja Fortissimo bermusik lagi di Hotel Hyatt Jakarta sehingga kami bisa bertemu lagi. Seoul merupakan catatan bahagia dua Negara, Indonesia dan Filipina dalam persahabatan untukku, dan kota ini akan terus memberkas di hatiku ……
Persahabatan itu memang seharusnya tidak akan lekang oleh waktu. Karena, persahabatan mempunyai dampak untuk kita menjadi bahagia ….. Persahabatanku dengan grup Fortissimo dari Filipina pun, sampai sekarang tetap terjaga, walau kami dipisahkan oleh pandemic dan jarak antar Negara masing-masing. Tetapi, kami tetap saling sapa di media social, dan saling ketawa ketiwi jilka kami memposting foto-foto jadul kami. Ketika sahabatku harus bertugas ke Seoul, akupun sempat datang memenuhi undangan mereka, untuk menginap di aparteen mereka. Dan, travelling ku selama di Seoul, walau mereka tidak bisa terus bersama menyusuri kota Seoul, aku sudah sangat berbahagia. Diharapkan, jika pandemic usia, bisa saja Fortissimo bermusik lagi di Hotel Hyatt Jakarta sehingga kami bisa bertemu lagi. Seoul merupakan catatan bahagia dua Negara, Indonesia dan Filipina dalam persahabatan untukku, dan kota ini akan terus memberkas di hatiku ……
15. Kekuatan disabilitas dalam Paralimpiade Tokyo 2020
Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang “tersingkir” dan tidak perlu masuk di dunia persaingan dengan orang non-disabilitas. Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang perlu dan patut dikasihani dan dilindungi, dan tidak perlu berjuang untuk sebuah kebanggaan. Sebaiknya hanya duduk diam dan aka nada orang yang membantunya. Tetapi, kenyataannya tidak demikian, karena memang ada yang benar membantu bagi personal disabilitas? Tidak semua keluarga yang bisa membantu, bahkan negarapun dangat terbatas untuk membantu. Sehingga, para disabilitas pun harus berjuang untuk kehidupannya, termasuk para atlet disabilitas, yang pada kenyataannya sangat memprihatinkan di beberapa Negara. Tetapi, apapun yang terjadi bagi disabilitas itu adalah kenyataan, yang harus diantisipasi untuk memperoleh kehidupan yang aman dan nyaman. Tidak ada yang bisa mendukung para disabilitas itu, selain dirinya sendiri. Dukungan keluarga dan Negara pun, tidak mungkin sedetail yang disabilitas butuhkan, sehingga mereka poun harus tidk boleh manja. Para atlet disabilitas pun, alau sudah mengharumkan nama Negara masing-masing, tetap harus berjuang untuk hidupnya. Dan, keberlanjutan kehifupan mereka, sekali lagi, sangat bergantung pada emangatnya untuk terus survive, sampai Tuhan memanggilnya pulang …… Dan, inilah realitas bagi kaum disabilitas (termasuk atlet-atletnya) dunia …..
Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang “tersingkir” dan tidak perlu masuk di dunia persaingan dengan orang non-disabilitas. Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang perlu dan patut dikasihani dan dilindungi, dan tidak perlu berjuang untuk sebuah kebanggaan. Sebaiknya hanya duduk diam dan aka nada orang yang membantunya. Tetapi, kenyataannya tidak demikian, karena memang ada yang benar membantu bagi personal disabilitas? Tidak semua keluarga yang bisa membantu, bahkan negarapun dangat terbatas untuk membantu. Sehingga, para disabilitas pun harus berjuang untuk kehidupannya, termasuk para atlet disabilitas, yang pada kenyataannya sangat memprihatinkan di beberapa Negara. Tetapi, apapun yang terjadi bagi disabilitas itu adalah kenyataan, yang harus diantisipasi untuk memperoleh kehidupan yang aman dan nyaman. Tidak ada yang bisa mendukung para disabilitas itu, selain dirinya sendiri. Dukungan keluarga dan Negara pun, tidak mungkin sedetail yang disabilitas butuhkan, sehingga mereka poun harus tidk boleh manja. Para atlet disabilitas pun, alau sudah mengharumkan nama Negara masing-masing, tetap harus berjuang untuk hidupnya. Dan, keberlanjutan kehifupan mereka, sekali lagi, sangat bergantung pada emangatnya untuk terus survive, sampai Tuhan memanggilnya pulang …… Dan, inilah realitas bagi kaum disabilitas (termasuk atlet-atletnya) dunia …..