Kategori Novel
Inilah karya yang imajinatif dari seroang penulis yang kreatif, lanjutkan berkreasinya (Dr. Khusnul Wardan,M.Pd Dosen Pasca Sarjana UINSI Samarinda)
Kurikulum Merdeka mengajarkan kemerdekaan belajar dan kemerdekaan mengajar. Buku ini menjadi buah dari proses tumbuh dan berkembangnya pembelajaran yang dinamis, fleksibel, dan kontekstual yang merupakan tuntutan atas dinamika dan dialektika perkembangan zaman. Cara lain sang murid dan guru mengabadikan pikiran dan karyanya adalah dengan menulis.( Kamaruddin, S.Pd.I Guru PAI SMAN Bantaeng)
Novel ini sangat menarik. Dari segi edukasi karya ini cukup membuka wawasan, meneguhkan prinsip, kaya dengan pengetahuan. Gaya tutur, amanat, dan segala unsur intrinsik nya semakin membuat novel ini sangat bagus menjadi bacaan semua kalangan terkhusus para pelajar juga mahasiswa maupun aktivis. Selain ditulis dengan latar disiplin ilmu dan profesinya yang konsisten juga sarat dengan pengalaman penulisnya sebagai Aktivis KOHATI sejak menjadi mahasiswa di IAIN Alauddin Makassar
( Sumarni, S.Pd.I., S.Pd., - Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Tapalang)
eorang gadis berusia kisaran 15 tahun yang mengenakan seragam putih birunya berjalan memasuki gerbang sekolahnya. Bernama
Reya, Zareya Dirgantara. Senyum yang terukir indah dari bibirnya membuat Reya semakin cantik, tapi siapa sangka dibalik senyum manisnya itu terdapat kenangan pahit semasa sekolah dasar.
“Temen-temen udah pada berangkat belum ya?” gumamnya.
Senyum masih terukir indah di wajah Reya. Sedari kecil Reya memang sering tersenyum, walaupun Reya cengeng. Tak heran mengapa temannya dulu sering memanfaatkannya.
Reya gadis yang baik, bahkan sangat baik. Sampai-sampai dimanfaatkan oleh temannya pun Reya tidak menyadari. Bahkan Reya sering merasa tak enak pada temannya. Menegur saat temannya berbuat yang tidak baik saja tidak berani.
“REYAAA!!”
Reya berhenti berjalan kala mendengar namanya dipanggil. Reya menoleh kebelakang.
“Mandaaa, kukira siapa ternyata kamu tohh” Reya tersenyum kala melihat sahabatnya ceria.
“Hehehe, nggak kerasa ya kita udah kelas delapan aja, perasaan baru kemarin, belum lama masuk sekolah ini,” ujar Amanda.
Amanda adalah sahabat Reya sewaktu SD. Mereka berdua dekat belum terlalu lama, kurang lebih tiga tahunan.
“Iya juga ya, nggak kerasa udah kelas delapan. Setahun lagi kita kelas sembilan,” katanya.
Manda pun terdiam. Benar juga sebentar lagi mereka akan kelas sembilan, lalu lulus dan berpisah dengan Reya.
“Manda,” panggil Reya. Manda menoleh pada Reya.
“What?” tanyanya.
Reya menggelengkan kepalanya, “Ayo masuk!”
ua gadis kecil salling berpandang, menatap satu sama lain dan masih belum ada yang membuka suara.
“Kalau udah pindah kesana nanti jangan pernah lupain aku ya? Kalau engga aku bakal marah sama kamu! Bercanda,” ucap seorang gadis kecil kepada gadis kecil didepannya.
“Engga akan kok. Aku janji deh!” janjinya pada temannya itu.
Akhirnya kedua bocah itu saling menautkan jari kelingkingnya masing-masing.
“Janji!”
“Pasti! Sekarang aku harus pergi dulu. Tungguin aku ya, disini.”
Gadis kecil itu mengangguk. Mereka berpelukan sebentar, menyalurkan rasa rindu yang akan muncul suatu hari nanti.
“Sayang, ayo cepat! Mobilnya sudah mau berangkat. Nanti takut ketinggalan pesawat. Nak Geya, Tante pamit dulu, ya? Sampaikan salam kepada bundamu, oke?”
Bunda dari seorang anak perempuan tadi memanggil anaknya lalu mendatangi keduanya.
“Iya, Tante. Nanti Geya sampaikan Bunda! Tante, Alice, Juna, dan Om hati-hati dijalan ya? Jangan lupa balik lagi ke Indonesia temuin Geya.”
Bunda Alice mengelus rambut lembut Geya.
“Insya Allah.”
Setelah mengucapkan kata tersebut, Bunda Alice menggandeng pelan Alice menuju mobil, meninggalkan halaman rumah Geya.
“Dadah Tante! Hati-hati di jalan,” Geya melambaikan tangan dan dibalas oleh Alice.
“Geya, masuk. Udah selesai kan perpisahannya?” Jevan meminta adik kecilnya itu untuk masuk kedalam rumah karena mobil yang ditumpangi Alice dan keluarganya sudah melesat jauh menuju tempat tujuan Bandara.
Keyfannisa Larasati Putri biasa dipanggil dengan Keyfa. Lahir pada
tanggal 14 November. Memiliki akun Instagram bernama @kyfnnsa.putri.
Awalnya tidak suka menulis atau membuat sebuah cerita, namun pada
saat masa pandemi mulai memiliki hobi membaca beberapa novel remaja
dan mulai tertarik membuat novel sampai saat ini. Sekarang berstatus
menjadi siswi di SMPIT Alam Nurul Islam kelas delapan semester akhir.
Meski membuat sebuah karya, Keyfa selalu malu dengan hasil karyanya,
tetapi ia mencoba untuk membuang rasa malu itu. Alhamdulillah, karya
ini berhasil diselesaikan bersama sahabat dekatnya Rafifah.
Sesuai ketentuan KD 45, Negeri KKN menyelenggarakan Sidang Umum Istimewa (SUI) sekali 25 tahun guna mengkonfirmasi dan mengevaluasi kinerja lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan.
Diperoleh kesimpulan bahwa bangsa dan pemerintah Negeri KKN sedang sakit. Perlu diformulasikan vaksin-vaksin untuk pemulihannya.
Setelah terformulasikan, SUI Negeri KKN akan menyelenggarakan jajak pendapat guna mengetahui setuju atau tidak setuju masyarakat untuk melaksanakan vaksin-vaksin
Kaba Kacaunya Minangkabau mengungkapkan globalisasi dan moderenisasi membuat generasi muda NKRI - yang umumnya bermukim di kota metropolis - krisis jati diri, di mana prilaku dan gaya hidup mereka bertentangan dengan adat Timur yang santun dan agama Tuhan yang tauhid.
Empat puluh tunduik (tunangan saumua hiduik) padusi dan bujang berdarah Minang yang lahir dan besar di rantau urang - tidak ingin umbuik mudo nagari asa nenek dan kakek mereka krisis jati diri pula.
Sebelum resmi pulang ke Bako (menikah dengan kemenakan ayah/anak mamak) mereka pulang basamo ke nagari asa nenek dan kakeknya. Mereka usung program perubahan agar mereka hidup nyaman dan sejahtera berdasarkan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, dan syarak mangato adat mamakai (ABS-SBK dan SMAM). Umbuik mudo dan urang sumando nagari asa nenek mereka menolaknya. Bahkan, pembentukan kembali Nagari Minangkabau juga ditolak.
Minangkabau telah jadi Minangkacau!
Kaba Terdakwanya Uang Hilang ini - berasal dari naskah drama Uang Hilang - sebuah novel yang menggugat eksistensi pemberian uang hilang dalam tajuk nikah-kawin pada lingkup budaya Minang khususnya urang Piaman Laweh.
Pemberian uang hilang di satu sisi sesuai dengan salah satu dari pasa nan tigo dalam budaya Minang di mana pusaka tinggi (sawah) boleh digadaikan dengan barang emas sehingga gadih gadang atau jando balaki. Pemberiaan uang hilang di sisi lainnya bertentangan dengan ajaran agama (Islam) di mana lelaki adalah junjungan (pelindung) bagi perempuan. Karena pemberian uang hilang telah jadi adat teradatkan banyak pusaka tinggi (sawah) tergadai dan tak mampu ditebus oleh dua sampai tiga keturunan. Jika sawah dijual uangnya jauh tidak cukup untuk menebus gadai karena harga emas telah melonjak naik.
”Manakah yang lebih mudah?
Tinggal diam di dalam desa yang asri nan tenteram dengan tetangga dan teman baru,
Melangkah keluar untuk kembali berhadapan dengan keluarga dan musuh lama?
Perubahan zaman yang tak terduga membukakan jalan yang tak disangka juga.”
”Manakah yang lebih menguntungkan?
Duduk bersantai di kedai teh sambil menikmati hiruk pikuk kota yang semarak,
Berdiri tegak di istana dinasti demi mengkritisi kesunyian yang acuh dan apatis?
Prinsip yang benar bolehlah dipegang, tetapi janganlah dipendam di dalam benak.”
”Manakah yang benar?
Mahkota merah padam yang dikobarkan sepanas-panasnya ke seluruh penjuru,
Jubah hitam legam yang dilebarkan seluas-luasnya dari lubuk hati terdalam?
Ketika kawan dan lawan beradu dan bersitegang antara dua warna,
kemuliaan seperti apa yang akan kamu junjung?”
Kenapa?
Kenapa pada akhirnya malah begini?
Padahal aku selalu berharap semua ini berjalan dengan lancar.
Namun ternyata, pada akhirnya masa lalu itu datang kembali kepadaku.
Kenapa?
Kenapa masa lalu itu gemar sekali menemuiku?
Kenapa masa lalu itu selalu datang?
Untuk apa?
Untuk mengganggu kehidupanku?
Apakah masa laluku yang begitu kelam, membuatku tak pantas untuk menjalani masa depan yang cerah?
Atau apakah masa lalu itu sebetulnya ingin aku mati?
Jauh pergi, meninggalkan dunia ini?
----------------------------------
Gapura biru, kokoh berdiri seraya membisu. Menyandang makna, seperti sebuah gawang besar yang tanpa penjaga. Tidak..! Gapura itu tak pernah beringsut, walau angin keras sesekali bertiup. Dia melulu berdiam, seolah menyimpan misteri jauh di kedalaman.
Tak jauh darinya, seorang siswa menatap gapura dengan mata yang menyala. Serona melihat harta melimpah teronggok di belakangnya. Harta legenda yang teramat dia yakini sungguh berada disana.
“Ayah.. aku akan memburunya! Aku berjanji akan memburu harta legenda di SMK itu!” bisiknya, sungguh-sungguh.
Ah, betulkah ada harta legenda yang tersembunyi disana? Ataukah itu semua hanya bualan semata? Sekedar dongeng fiksi yang mempermainkan siapapun yang mempercayainya?
Kerajaan Campaka diserang wabah penyakit yang tiba-tiba. Sebuah penyakit menular yang belum ada obatnya. Membuat Raja harus bersegera menutup gerbang istana, mengurai kerumunan, serta mengisolasi setiap warga yang terpapar ataupun tanpa gejala.
Beruntung, saat itu terjadi, Putri Na’isylla tengah berada di Kota Pustaka. Menemui seorang penulis idola bernama Zhira. Tak disangka, penulis tersebut berkata bahwa wabah di Campaka adalah disengaja. Perbuatan pelaku jahat yang hendak membuat celaka.
Maka, Putri Na’isylla pun bergegas pulang, bahu membahu dengan prajurit Zahdan untuk menyelamatkan kerajaan. Dan di tengah usahanya tersebut, sang Putri ternyata berhasil memunculkan sebuah kekuatan hebat.
Melambatkan waktu.. itulah kekuatannya.
Lantas, berhasilkah Putri Na’isylla dan Zahdan mengungkap misteri wabah tersebut?
Pun, berhasilkah para pembaca mengungkap teka-teki pada halaman yang ada?
“Kalau mencinta, aku akan mencinta seratus persen. Aku mencintai indahnya kehidupan ini beserta tantangannya dengan sepenuh hati. Virus hepatitis C yang menggerogoti liverku, yang mengaburkan nasib dan mengancam kehidupanku, dapat aku kalahkan melalui perjuangan dalam kuasa Nya.” - Fauzan (graduate student, hepatitis C survivor).
Let's spread positivity all day, no matter how cruel the times are, let's look on the positive side. No matter what mistakes, regrets you have done, you are you to improve and be a better person. You are loved. Let's spread love
“Tidak ada restu bagi pelacur. Aku menyesal tidak mendengarkanmu, Sarah,” Donna menangis dengan sisa-sisa airmata yang mengering.
Sarah berkata yang dikutip dari Damar that mencintai adalah pekerjaan yang tidak mudah jika bertemu orang yang salah. Cinta tidak harus cinta buta. Cinta adalah juga seni yang perlu dipolesi dengan tipuan, rayuan atau kebohongan demi kebaikan sehingga cinta tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak tahu diri.
“Cinta adalah barang mewah yang tidak diberikan kepada o
Dari lubang teropong Masjid Jabal Arafah aku melihat sekeliling Kota Batam. Sungguh megah kota metropolitan ini. Di antaranya terlihat masjid-masjid yang megah dan indah. Di sela-sela menara masjid-masjid yang menjulang tinggi samar kulihat bayangan pulau kecil. Suasana tenang dan sepi di sana pasti tidak kalah syahdu dengan hiruk pikuk keramaian di sini.
Waktu berjalan, lubuk dan rawa menjelma menjadi tumpukan aspal dan beton, mengubah watak manusia menjadi pragmatis dan materialistis. Mereka s
Sudah berpuluh tahun lorong SMK itu ditutup dengan palang yang melintang. Tiada satu siswa pun yang diperbolehkan menyeberang. Semua lantaran lorong tersebut dianggap berbahaya dan pernah memakan korban. Konon, dulu seorang siswa mendadak menghilang, hanya sesaat setelah terlihat masuk ke dalam.
Tak disangka, baru-baru ini lorong tersebut menelan korban kedua. Pak Bram pun terpaksa menggelar sayembara rahasia. Memilih satu siswa berkompeten untuk menjadi relawan dan melakukan penyelamatan. Sayangnya, sayembara tersebut ternyata justru dimenangkan oleh Yudha. Seorang siswa penggila novel fiksi, sekaligus murid paling tak berprestasi di sekolah ini.
Lantas, akankah Yudha berhasil menjalankan misi tersebut? Dan bagaimanakah misteri lorong itu sesungguhnya? Benarkah itu adalah sebuah portal waktu ke masa lalu?
“Kebanyakan cerita remaja selalu berputar soal asmara dan cinta, tetapi novel ini melawan arus itu. Kisah di dalamnya sarat makna, karena berani mengedepankan kepedulian dan keakraban dengan orang-orang di sekitar tokoh. Ini baru novel inspiratif!” (Dwi Suwiknyo, Penulis buku Best Seller ‘Ubah Lelah Jadi Lillah’)
“Membaca buku ini seperti masuk ke mesin waktu, membawa jauh ke masa saat menjadi anak STM. Buku ini melihat sisi lain kehidupan anak STM, yang sering orang identikkan dengan tawuran. Buat kamu alumni STM, ataupun yang masih berjuang di STM, direkomendasikan untuk membaca buku ini” (Wawan Hermawan/ Qwenk, ketua IKLIDA SMK 1 tahun 2000)
Apakah makna sesungguhnya daripada cinta? Apakah cinta itu manis? Banyak sekali pertanyaan yang akan muncul jika kita berbicara mengenai cinta. Namun, tidak banyak dari kita yang mengetahui bahwa cinta itu pahit. Cinta terkadang membawa anak-anak manusia kepada jalan yang salah. Ia menyesatkan mereka dengan sengatannya yang begitu manis nan membutakan.
Kepahitan adalah buah daripada cinta. Cinta dengan kepedihan berkesinambungan akan melahirkan kepahitan, di mana kepahitan itu dapat mengubah hi
After an encounter with a genie, Billy's hat can now talk! It also has secret powers to possess any living being. Join Billy and his hat as they encounter a vicious hunter and try to stop a gang of terrorists.
Tak selamanya kehidupan berjalan mulus. Tuhan selalu memberikan ujian untuk menguji kadar keimanan hamba-Nya. Tentu saja ujian yang diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Ujian yang Dika hadapi tak bisa dibilang mudah. Kekayaan dan jabatan tinggi ternyata bukanlah jaminan kebahagiaan. Dari mulai konflik keluarga, usaha membangun perusahaan, berurusan dengan pegawai korup, hingga kisah asmara yang nyaris tanpa ujung.
Bagaimana Dika yang notabene hanya seorang anak ingusan berani memper
Armida, seorang Putri kerajaan Mahardika. Putri semata wayang yang tampak seperti anak kebanyakan.
Ia begitu lucu, riang, dan menggemaskan. Gemar menyelinap kabur dari Istana, pergi ke pasar, hanya untuk bermain beberapa wahana. Ia pun senang dengan permainan sirkus didalam tenda, menyaksikan laku badut gendut yang kocak dan memancing tawa.
Ya, Putri Armida terlihat seperti Putri biasa pada umumnya.
Sampai suatu ketika, sebuah dendam datang menghantam. Membentur jiwa Armida mengundang celaka. Laut yang semula tenang, ibarat bergejolak ditatap purnama. Menyulut pasang yang tak mampu dihenti, mencetus ombak yang bergulung teramat tinggi.
Itulah kala dimana kedua mata Armida berubah menyala. Lebih terang menyala, dibanding pantulan Surya dimuka Samudera. Itulah kali pertama Putri melepaskan kekuatan airnya. Sebuah kekuatan legenda dari seorang penerus Mahardika.
Kisah ini bertambah seru dengan kemunculan empat Bajak Laut yang berbeda. Kapten Zahdan alias Si Kait Tajam, Afkar alias Si Mata Elang, Byaz Si Ahli Kalkulasi, serta Jamil Si Kaki Gesit. Bahu membahu mereka menyerang lawan, hendak menyelamatkan Putri Armida dari mara bahaya.
Berhasilkah misi yang diemban mereka? Yuk, Kita ikuti cerita selengkapnya!