Tepat di usia tujuh belas tahun Fakhri menambatkan cintanya kepada seorang wanita cantik nan rupawan. Kecantikan wanita itulah yang mampu menghanyutkan Fakhri ke samudra cinta untuk pertama kalinya. Cinta yang melebur antara rasa bahagia dan derita menuntun Fakhri menemukan banyak penghalang untuk mengungkapkan semua rasa yang ada di hatinya. 

 

Dengan latar belakang keluarga tak mampu dan tubuh cacat, Fakhri tak sanggup menampakkan dirinya. Namun, kekurangannyalah yang membuat Fakhri berbeda. Fakhri rela menjadi bayang-bayang di antara kegelapan untuk selalu melindungi gadis itu. Perjuangan cinta Fakhri sempat terseret dalam jurang untuk kehilangan orang-orang yang ia sayangi, tapi semua yang ia lalui tak membuatnya berhenti untuk mencinta. Walaupun sesungguhnya wanita itu tak akan pernah tahu seberapa besar cinta dan pengorbanannya. “Bariq bidadari tak bersayapku” begitulah cara Fakhri menggambarkan sosok wanita yang ia cintai di pikirannya.