Semburat Jingga Hijau
Penulis: Luky Hidayat, Kategori: NovelZoom | ISBN: 978-602-225-686-1 Terbit: Juni 2013 Halaman : 340, BW : 340, Warna : 0 Harga: Rp. 78.400,00 Deskripsi:
Sementara itu, masih mengenai kata cinta; hatiku yang berbunga-bunga dengan kelopak-kelopak aneka warna dan serbuk sari yang terpadu apik dengan putik, nampaknya memiliki relung yang demikian panjang seperti tak berpenghujung. Seperti lengkungan-lengkungan labirin yang membutuhkan waktu dalam mencapai tujuan ujungnya. Waktu dan ketekunan, ilusi dan realita, nyatanya memang membentuk labirin mutiara. Mutiara putih suci dari kediamannya di dasar laut yang tersembunyi di dalam kerang yang bersahaja tidak tersentuh. Kelihatan tapi tidak tersentuh. Perasaan yang begitu dalam ini terpendam sempurna di kedalaman sanubari hatiku. Perasaan teduh yang bersemayam dalam percikan cahaya penantian. Perjalanan penuh canda tawa, pelukan semangat, tatapan nan menyejukkan, kerinduan yang terbalut malam gulita yang tersampaikan oleh dinginnya angin yang berhembus melewati dedaunan satu persatu. Rainheart. Apakah karena namanya yang menyentuh hati yang membuatku luruh terhipnotis akan pesonanya. Pesonanya menembus relung batinku, dalam, dan kilatan cahayanya tiada pernah padam dan begitu membludak. Aku takjub sekaligus merana. Ruang hatiku sepertinya tidak mampu menopang gejolak yang aku rasakan yang bertemu dengan keindahan pesonanya. Biasan-biasan cahaya yang mebludak keluar inilah sepertinya yang mencari sandaran. Aku mencari sandaran karena aku belum mampu bersanding dengan si empunya hati.
Pemandangan yang ditampilkan di ufuk barat dengan semburat jingganya seakan memberikan harapan yang entah bagaimana tersampaikan juga dalam sanubariku. Suatu warna yang menurutku memberikan sensasi bahwa aku, meskipun sendiri; bukanlah akhir dari segalanya. Entah kebetulan atau tidak tapi disini, dibawah pohon flamboyan jingga, akupun merasakan kombinasi yang cantik antara langit dengan bumi. Dan aku berada diantaranya. Pohon flamboyan yang terus berbunga seperti bintang-bintang yang bisa kau sentuh dengan jemarimu. Kaupun dapat merasakan sensasi cemerlangnya bintang dalam bentuk bunga yang tumbuh di tanah melalui batang kokoh dan energi yang tersebar melalui dahan-dahannya. Aku bisa duduk berjam-jam disini. Tidak ada kebosanan, yang ada hanya rasa rindu yang kian melanda tatkala sang surya hendak tenggelam. Semburat jingganya akan kembali aku rindukan esok sorenya kemudian. Aku rela menunggu demi saat itu. Saat-saat yang memberikan harapan dan keyakinan. Harus kurelakan. Hanya itu yang bisa walaupun tak mampu kulakukan. Penyesalan selau datang belakangan. Siapa menyangka pertemuanku dengan Arya membuka lembaran lama yang belum sepenuhnya terisi, tak kuasa kuhapus. Sementara hatiku yang terlanjur terisi dengan kehadiran Dewangga serta merta dipenuhi bunga aneka warna sebelum sempat aku menyadarinya. Aku begitu polos tidak menyadari keberadaan bunga-bunga itu, hingga aku mampu melakukan cerita yang belum usai. Belum lagi perjalanan rasaku melewati labirin mutiara ke relung batinku, suatu rasa yang begitu sakral yang hanya terpatri pada Rainheart. Download contoh buku: Download Dilihat: 2872 kali. |
Produk Sejenis
Review
Belum ada review