Adakah kehidupan itu bak benang yang saling bertautan meski tak menentu bentuknya? Apa yang membuat setiap manusia berbeda pemikiran merasakan kesejukan embun pagi menjelang terbit sang surya? Perjalanan rasa ini mengenai keyakinan. Suatu keyakinan yang telah ada meski benih belum jua tertanam namun semerbak wangi pesonanya telah menaburkan benih-benih keindahan yang menari, mengalun merdu dengan irama angin fajar. 

Kamu hanya perlu pejamkan matamu untuk merasakan gemerlap cahaya bertaburan di angkasa raya. Kamu hanya perlu pejamkan matamu untuk melihat getaran jiwa dalam sanubarimu yang bertaburan kelopak warna-warni menghiasi jembatan pelangi bak busur yang melengkung. 

Ketika perempuan bermain dengan perasaan saat itu juga rasionalitas seperti lenyap berkalang tanah. Being defensive. Semua serba boleh dan wajar. Rasa yang mengikat pada diri Salaga, laksana darah bangsawan yang mengalir turun temurun, tidak pernah hilang. Hanya dari kesadaran dirilah, rasionalitas dapat terbangun lagi dan memerdekakan diri dari belenggu kebodohan diri. Salaga telah menciptakan dunianya sendiri, dunia rasa: rasa cinta, rasa bersalah, rasa ditinggalkan, rasa dimarginalkan oleh kehidupan. Namun, pada satu titik balik, akhirnya dia mampu mengontrol rasa itu menjadi kepingan-kepingan semangat untuk memaknai kehidupan sebenarnya. 

Salaga adalah rasa, dan rasa itu mengejawantah dalam bentuk keikhlasan dalam menjalani hidup. Bahwa hidup adalah perjalanan yang akan bermuara pada satu titik. Titik itu tetap menjadi rahasia Semesta. 

—Lovie Gunansyah, Guru-Penulis 

 

Kegelisahan penulis dalam pencariannya tentang makna kehidupan dan segala yang berputar mengelilinginya, dikemas dengan romansa cinta berbalut nilai-nilai tradisional, disampaikan dengan kalimat-kalimat puitis yang indah, terkadang diselingi kalimat simpel membumi, merupakan perpaduan unik yang sangat "Dhama Dove,” ketika membaca buku ini; sebagai salah seorang sahabat yang mengenalnya... 

—Endrasari, Ibu Rumah Tangga 

 

Novel ini memberikan banyak makna tentang kehidupan dan kekuatan alam semesta: cinta, takdir, keinginan, kemauan, ambisi, emosi. Ditulis dalam bahasa puitis yang mudah dimengerti. Kehidupan bukanlah untuk dipertanyakan, jalani saja dengan penuh syukur, lalu lepaskan…. Selamat terinspirasi! Namaste.

—Putu Efi Akuarini, Wiraswasta