Cinta, menyebutkan kata itu ternyata jauh lebih mudah daripada menjelaskannya pada kalian. Pertemuan dengan gadis itu mengubah segala sudut pandangku tentang dunia, ya, lebih tepatnya ia memberi warna pada kehidupanku yang abu-abu. Masalahnya, mereka pula yang membuatku harus berjuang keras menapaki meter demi meter Gunung Rinjani serta bertaruh dalam permainan hidup dan mati demi mendapatkan jawaban tentang perasaan ini. Tapi cinta selalu menemukan jalan. Sejauh apa pun kaki ini melangkah, pada akhirnya setiap orang akan kembali pada rumah, tempat pulang nanti. Pagi ini di bawah langit Rinjani, diapit Barujari, di hadapan Segara Anak, sebuah keputusan dibuat. 

 

Tiap kata yang terkandung dalam buku ini, merupakan curahan hati yang sederhana dan tulus tentang perasaan seorang lelaki pada wanita yang menanti kepulangannya. Ellen mengajarkan kita bahwa tiap orang selalu memiliki rumah untuk kembali.—Barsena Bestandhi 

 

Sebuah kisah romantis dan brilian bagaimana pendaki gunung jatuh cinta, memandang hidup, membicarakan pendidikan, dan menjadi laki-laki paling bahagia di dunia. Anak muda dan orang tua masa kini harus menambah nilai dan kebahagiaan dengan membaca novel ini. Rasa kemanusiaan, petualangan, dan romantisme dunia kampus yang paling saya suka di sini.—Mahabb Adib-Abdillah, Ketua FLP Jawa Barat, Pendaki, Pengajar, dan Novelis 

 

Luar biasa! Buku ini layak dibaca. Penulis mencoba menulis dengan gaya yang berbeda dari yang lainnya. Nggak percaya? Coba aja baca!—Robi Afrizan Saputra. Penulis buku Maafkan Tuhan, Saya Pernah Pacaran. Founder @BergerakPositif