Meminang Pelacur
Penulis: Antoni Farhan, Kategori: NovelZoom | ISBN: 978-602-371-319-6 Terbit: Oktober 2016 Halaman : 270, BW : 268, Warna : 2 Harga: Rp. 67.800,00 Deskripsi:
“Kau ini bagaimana Nu? Kau sendiri yang selama ini berteriak bahwa penampilan seseorang tidak menjamin kepribadiannya. Manusia tidak bisa menilai seorang dari penampilan fisik semata. Seorang Muslimah, yang akhowat katamu, itu juga tidak bisa lepas dari kesalahan. Ia punya rasa, punya nafsu. Tidak munafik ia juga ingin dibelai laki-laki. Ia juga rindu ingin mengecap manisnya cinta. Bahkan, perempuan-perempuan itu terkadang pergi sendiri menyerahkan mahkotanya. Tiada siapa peduli. Peduli apa? Peduli bangsat. Peduli neraka. Peduli sorga. Bahkan, mereka tidak peduli dengan diri sendiri.” Andri terus mencerocos. Sementara itu, Marjinu menjadi pendengarnya yang paling setia. Dan tiba-tiba.
“Bagus!” Marjinu terbelalak, ungkapan Andri memang benar adanya.
Tidak bisa untuk tidak setuju ketika Andri menyudutkan sebagian wanita. Ah, bukan saja wanita. Peduli bangsat. Bangsat-bangsat itu ternyata ada di mana-mana, ketika sebagian besar orang mulai beranggapan mahkota wanita tidak terlalu penting, ketika keperawanan dapat dikembalikan melalui operasi. Keperawanan menjadi hal menakutkan bagi gadis-gadis yang telah beranjak dewasa, dari sisi usia sehingga timbul anggapan jika tidak menyerahkan diri maka mereka akan sulit untuk mendapatkan jodoh. Sungguh pandangan yang keliru, pandangan yang menyesatkan kaum ibu.
Betapa sulit untuk mendapatkan perempuan salehah. Akhwat sejati yang mampu menjaga mahkotanya, menjaga kesucian jiwanya. Dan hal itu benar-benar telah menggerogoti kehidupan masa kini, memasuki abad yang nyaris kehilangan adab. Tidak dapat lagi dipungkiri ketika dunia digital tak mampu lagi dibendung, bukan saja para wanitanya—dari upaya-upaya legalisasi LGBT—menganggap lumrah hubungan sedarah, sampai seorang ayah tega meniduri putrinya, menantu berselingkuh dengan mertua. Adanya pejabat memiliki simpanan wanita. Bahkan, banyak publik figur yang berakhlak bejat, terlepas dari budaya korupsi mesum juga jadi tradisi. Sebagian orang sudah menjadi primitif, lupa etika, lupa hukum, lupa Tuhan. Lupa segala-galanya. Mereka tinggal di hutan belantara gedung-gedung pencakar langit, dari pusat kota sampai ke pelosok negeri, bahkan sampai tepat di sisi hutan belantara yang sesungguhnya.
Download contoh buku: Download Dilihat: 2147 kali. |
Produk Sejenis
Review
Belum ada review