Duhai hitam, warnamu menodai setiap lembaran-lembaran kertas kehidupan, membuat kertas yang tadinya putih bersih menjadi kotor.

 

Hitam, warnamu begitu keras, membuat warna-warna lain menjauhimu. Mengapa kau harus menempel dalam hidupku? Aku menderita karenamu.

 

Dulu, aku menganggap kau hanyalah simbol kerusakan, simbol kehancuran, simbol menyeramkan, membuat aku begitu membencimu. Seiring berjalannya waktu, bertambahlah usiaku, pemahaman-pemahaman tentang kehidupan mulai membaik di benakku. Kini kutahu warna hitam tidaklah jahat seperti yang aku bayangkan.

 

Oh dunia, sungguh hidup kita tidak akan lengkap tanpa warna hitam. Warna hitam ternyata banyak kebaikannya, salah satunya malam. Di malam hari yang gelap gulita, hitam pekat itulah, kita bisa melihat bintik-bintik kecil berhamburan di langit, berjutaan bintang-bintang memanjakan mata, bulan yang menggonta-ganti rupanya pun turut hanya tampak ketika di malam hari.

 

Sinar-sinar, baik itu dari yang alami maupun buatan, baik dari bohlam atau dari indahnya cahaya sebagian tubuh si kunang-kunang kecil juga hanya tampak di kala malam.

 

Hei, aku sadar sekarang, warna hitam tidaklah jahat, warna hitam tidaklah menyeramkan, warna hitam adalah pelajaran.