Kategori True Stories
Sekolah yang berkesan. Untuk siswa, bagi guru. Belajar, tidak sebatas nilai rapor, tapi pembelajaran bermakna untuk kehidupan.
Sekolah kami, Sekolah Sukma Bangsa. Kami lelah, kami bahagia, dalam waktu bersamaan. Duka dengan suka telah berbaur. Kami satu.
Pada akhirnya, kami sangat bahagia.
Sebuah perjalanan lintas dimensi. Dengan kesadaran penuh, hari itu aku sempat mengalami semacam kematian yang sangat indah dan menyenangkan di atas sajadah. Ketika itu, aku merasakan semacam rohku berjalan lembut mulai dari ujung kaki hingga berakhir pada dua titik keheningan, keindahan, kedamaian, ketenteraman, kebahagiaan yang tiada tara dan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata hingga aku sadar. Setelah itu aku merasakan suatu kehidupan baru yang terjadi pada diriku. Sekujur tubuhku terasa
Bibi lagi baik bikinin gue bekal buat ke kantor. Tapi karena gue buru-buru, akhirnya bekal itu ketinggalan. Sampe kantor Bibi telepon gue.
Bibi : “Halo, Neng.”
Gue : “Iya kenapa, Bi?”
Bibi : “Gimana sih Bibi udah siapin bekel kok nggak dibawa?” (Bibi Protes.)
Gue : “Oh iya, maap, Bi, lupa. Buru-buru sih....” (Sambil cengengesan, tapi gue penasaran juga, si Bibi nyiapin bekel apaan sih?)
Gue : “Emang bekalnya apaan, Bi?”
Bibi : “Nasi.”
Gue : “Iya, nasinya pake apa?”
Bibi : “Pake kertas na
“Buku kecil ini aku persembahkan untuk orang tua istimewa yang dikaruniai anak berkebutuhan khusus. Terutama bagi mereka yang masih dalam masa penyesuaian atas kehadiran putra-putrinya dengan diagnosa gangguan perkembangan.
Semoga buku ini dapat menjadi teman menemukan semangat, untuk bangkit dan berjuang, membantu anak-anak kita melewati masa-masa sulit dalam kehidupannya.”
Buku berjudul Ayahku, Jenderal Besarku adalah buku ketiga yang ditulis dan diterbitkan ke masyarakat luas. Buku ini bercerita bagaimana seorang ayah yang tinggal di sebuah asrama tentara mendidik anak-anaknya agar memiliki kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Pendidikan bagi anak-anaknya bukanlah hanya bisa sekolah formal saja seperti TK, SD, sampai perguruan tinggi. Yang lebih penting menurutnya adalah bagaimana anak-anaknya memiliki, sikap, budi pekerti, dan mental yang baik saat dewas
Setiap mahasiswa yang telah dilantik menjadi sarjana kedokteran harus melanjutkan program studinya ke program studi profesi dokter. Inilah yang sering disebut masa kepaniteraan klinik. Masa kepaniteraan klinik selalu meninggalkan kenangan yang takkan terlupakan bagi setiap dokter yang menjalaninya. Susah, senang, lelah, dan bahagia, semua campur aduk jadi satu. Jaga di rumah sakit tiga puluh dua jam sudah bukan hal yang baru. Belum lagi kalau kebagian stase di luar kota. Di setiap rumah sakit
Kisah nyata ini menceritakan bagaimana seorang wanita sederhana yang empat puluh tiga tahun menderita sakit syaraf dan akhirnya lumpuh, tetapi harus merawat suami yang juga lumpuh, tidak hanya fisiknya tapi juga pikiran dan perasaannya sampai pada akhir kehidupannya. Namun dalam ketidakberdayaannya itu ia tetap tegar dan berpikir besar untuk membesarkan hidup dan menghidupi kehidupan. Anda akan dibawa tamasya ke setiap sisi kehidupan dan menelusuri sebuah ruang batin yang menyajikan banyak santa
Gerakan Bersama Pekerja/Buruh di BUMN (GEBER BUMN) merupakan aliansi yang berbasis pada data, pemikiran, serta kesadaran kolektif guna menghadapi berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan pada perusahaan-perusahaan BUMN. GEBER BUMN percaya, perubahan tidak akan datang tiba-tiba. Perubahan hanya akan terjadi jika ada sekelompok orang yang berpartisipasi untuk mewujudkan perubahan itu sendiri. Dengan kata lain, partisipatif menjadi "kunci" bagi kelangsungan masa depan dari pergerakan in
Sebuah kumpulan tulisan yang berasal dari pelbagai pengalaman dan saripati-saripati kehidupan. Tulisan ini tentang perjuangan hidup, keistikamahan, kepemimpinan, perjuangan, dan bagaimana berlaku & berperangai terhadap sesama manusia. Tulisan ini adalah eja-eja yang terangkai dari banyak proses pembelajaran penulis, mulai dari saat hendak menjadi mahasiswa hingga kini tercatat sebagai seorang dosen muda di salah satu universitas yang ada di Makassar. Namun, lebih dari sekadar proses yang dijalan
Seven librarians of ITB tell the other side of the main job, including experience as a language staff at NAM Summit and took a picture with Presidents; gained a double-degree scholarship and go abroad; feel comfortable and proud with the profession of being a librarian ; involved in librarian organization and convey knowledge to the youth; as a friend for students to talk about to find inspiration; awarded an overseas speakers and the librarian who always eager to improve herself (Librarian Speaking is a book in Indonesian and English)
Tujuh pustakawan ITB menceritakan juga sisi lain dari pekerjaan utama, diantaranya pengalaman sebagai tenaga kebahasaan pada KTT GNB dan berfoto dengan Presiden; mendapat beasiswa double-degree dan melanglang buana; merasa nyaman dan bangga dengan profesi pustakawan; dapat berorganisasi dalam kegiatan kepustakawanan dan menyampaikan ilmu perpustakaan kepada generasi muda; sebagai teman mahasiswa “curhat” untuk mencari inspirasi; mendapat kesempatan menjadi pembicara di luar negeri; serta pustakawan yang selalu ingin meningkatkan kualitas dirinya.
Boleh jadi kita menganggap hidup ini terlalu senyap dan membosankan.Tetapi, sekali waktu, cobalah untuk membuka kembali lembaran hari-hari yang telah kita lalui. Akan selalu ada sisi terang yang membuat kita bersenandung riang. Tentang kebahagiaan, kenangan, atau bahkan kemenangan yang sayangnya tak pernah kita rayakan. Bahkan dengan cara yang paling sederhana sekali pun.
Terkadang kita begitu mudah melewatkan hal-hal yang sepintas terlihat sederhana. Seperti membalas pesan, menanyakan kabar, menjabat erat tangan sahabat, memberikan senyum termanis yang kita miliki, membuat perayaan sederhana, memberikan kecupan mesra untuk istri atau suami, serta hal-hal lain yang terkesan biasa saja. Tetapi jika kita lakukan, sesungguhnya hal itu yang membuat kita nyaman menjadi manusia. Menghargai dan dihargai. Mencintai dan dicintai.
Seperti halnya kawan-kawan MTU yang harus menerima realita pabriknya tutup, seperti itulah kita pada akhirnya. Kebersamaan yang pernah terjalin begitu singkat, sedangkan hari-hari kedepan sedemikian panjang. Apakah hanya karena itu kita akan berhenti di tengah jalan? Tidak, kan. Oleh karena itu mari kita rayakan kebersamaan ini.
Dan oh ya, demi keamanan, gue putuskan untuk mencabut plat motornya. Kenapa begitu? ya harus gitu. Coba kalian bayangkan.. gimana kalau misalkan gue kebelet mau ke panti pijet atau berpacaran di semak-semak pinggir jalan, masa iya itu motor berplat merah ini dengan jelas terparkir dengan polosnya? kalau ada razia gimana? kan malu kalau nanti ada berita gini,
“Berita memalukan.. sebuah motor dinas kantor xxx diangkut paksa oleh aparat yang sedang menggelar razia di panti pijet yyy, oknum pegawainya sedang dalam pencarian”,
Atau berita kaya gini,
“Berita heboh, sebuah kendaraan dinas dibakar massa karena ketahuan sedang berbuat asusila di semak-semak, oknum pegawainya lari ke dalam hutan. Sedangkan barang bukti berupa seperangkat celana dalam telah diamankan”.
(diambil dari bab antara gue dan korps baju coklat)
***
Lucu, kocak, seger, dan apa adanya. Selamat om!! Ditunggu tulisan lainnya yang bisa berguna bagi nusa dan bangsa
Andi suhandi, mantan ketua osis
Gue gak nyangka, sebegitu diemnya elo waktu SMP (ehh kita kenalan waktu SMP bukan sih?), bisa bikin buku yang (mungkin) bisa nyaingin raditya dika. Mantap dah tu.
Setyo Nugroho, mantan temen sebangku
Kalau mau liat sisi lain dari pegawai negeri yang gila sekaligus bodoh, maka kalian harus membaca buku ini, dijamin ketawa deh.
Erys, penjual kupluk garong
Jiahhhh.. perasaan dulu judulnya PNS bodoh deh, kok diganti? dapet tekanan dari penguasa ya, hehehe.
Elfirman, temen seangkatan
ini kisah tentang Syifa, seorang PNS yang terperosok dalam perbuatan korupsi, yang telah bertobat, berusaha menjadi orang yang bisa memberi manfaat bagi lingkungannya. Tapi karma dari perbuatannya terus mengejar dan seolah ingin menghancurkan kehidupannya. Syifa karena merasa sadar akan kesalahan yang pernah diperbuat, berusaha terus bersyukur dan bersyukur atas segala konskwensi yang harus dijalani.
Baca novel ini bikin merinding (Olan, PNS Kabupaten Tanah Datar)
Idham Khalid – ESQ Perwakilan Kalimantan Timur
Nyata sekali bahwa esensi Umroh adalah penggemblengan karakter yang semua layak mengupayakannya, dan semoga setiap hikmah yang terkandung di dalamnya mampu menginspirasi sebanyak mungkin orang untuk berkunjung ke Tanah Haram.
Budi Utomo – “Lurah” Rombongan Sangatta, Kaltim
Beberapa peristiwa kadang juga dikira sebagai sesuatu hal yang biasa saja, ya sudahlah memang itulah yang terjadi. Tapi saat diurai lebih teliti, ternyata di dalamnya ada pergulatan yang mendalam, gejolak perasaan dalam mengambil keputusan, yang bisa mengandung begitu besar makna bagi yang mau memetik hikmahnya.
Membaca buku ini serasa sedang berada di Tanah Suci lagi. Perasaan diaduk-aduk terus menerus. Tertawa, menangis, ketakutan, pasrah, bahagia, datang silih berganti………….
Puti Aspita – Sangatta, Kaltim
Anda patut membacanya, dan perkiraan saya setelah anda selesai membaca, paling anda juga akan segera menabung bersiap-siap untuk Umroh pula bersama keluarga tercinta
Ketika Bunga Solekha mengatakan bahwa menulis adalah untuk menyejarahkan kenangan, dengan kalimat yang lain saya ingin mengatakan, menulis adalah sebuah upaya untuk memperpanjang nafas perjuangan.
Di atas mobil komando, lirih ia mengatakan jika hari ini tepat ulang tahun pernikahannya yang ke-10. Saya yang saat itu berada diatas mobil komando mengucapkan selamat sambil menjabat tangannya dengan hangat. Hanya itu yang bisa saya sampaikan, karena pada saat yang bersamaan, kami sedang dalam perjalanan.
Di hari yang bersejarah ini, seharusnya ia berada di rumah. Bersama istri tercinta, merayakan 10 tahun kebersamaannya. Atau pergi ke tempat romantis didunia, melakukan honeymoon untuk yang kesekian kalinya.
Tetapi dasar Ozy, ia justru memilih berada di jalanan. Ikut serta dalam long march Bandung – Jakarta selama empat hari empat malam. Berorasi di sepanjang jalan, hingga kehabisan suara.
Di dunia ini, ada banyak kebetulan yang indah. Kami sedang memperjuangkan 10 tuntutan buruh dan rakyat ketika pernikahan kawan kami, Ozy, memasuki tahun yang ke-10.
Bukan hanya tentang Ozy. Buku ini menceritakan bagaimana kegigihan buruh-buruh yang lain dalam memperjuangkan Sepultura. Mereka dihina. Dikecewakan. Disepelekan. Dianggap sebelah mata. Tetapi pada akhirnya berhasil membawa gerakan buruh menjadi bagian penting dalam pemilihan umum presiden 2014.
Buku ini wajib Anda miliki, sebagai dokumentasi berharga yang pantas untuk diceritakan kepada generasi berikutnya.
Namanya memang KeCE, tapi mutlak, ini buku biasa, dengan kisah-kisah based on true story yang standar. Kemilau Cahaya Emas, tidak ada yang spesial di dalamnya. Polos. Hanya sebuah buku dalam bingkai personal literature. Jika kau suka hal-hal yang berbau konyol dan norak, mungkin buku ini cocok untukmu. Tapi tentu saja, di sini berlaku teori relativitas. Tahu kenapa? Ingatlah, kehidupan tidak pernah sama.
Seperti terlukis dari namanya, pancaran cahayanya tidak menyilaukan mata tapi membuat kagum siapa yang memandangnya. Dalam uraian kata-katanya, terkandung pesan dakwah, memotivasi diri dan memberi inspirasi.
(Azura Zie, Penulis Buku Kertas Kusam, Jakarta Selatan)
Bukunya bagus, jujur saya suka. Ceritanya ringan mengalir, bagus dibaca kalau lagi bad mood. Soalnya bukunya seperti penulisnya, dimanapun dia, dia selalu membuat suasana menjadi lebih baik.
(Sufra Shofiyyah, Ners & Pengurus Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia, Makassar)
Suka! Pengen selalu mengikuti karya-karya Nurmayanti Zain. Soalnya tulisannya lugu, jujur dan apa adanya.
(Chyntia Puti Army, Karyawan Swasta, Pontianak)
Hari Raya Idul Fitri atau yang sering kita sebut Hari Lebaran adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Bukan hanya sebagai perayaan setelah sukses menjalankan puasa selama sebulan, namun juga sebagai hari berkumpul bersama sanak saudara. Banyak kisah yang bisa diceritakan mengenai Lebaran. Cerita mudik yang seru atau justru bikin bete, cerita saat berkumpul dengan keluarga besar, berbagi angpau, persiapan baju lebaran, serunya masak bersama keluarga, asyiknya menyiapkan kue lebaran, dan masih banyak lagi.
Cerita monoton tentang hari raya saat membaca buku ini ternyata tidak terbukti. Di dalam buku ini terdapat berbagai macam cerita seru yang berkaitan dengan Lebaran. Tidak hanya tentang berbagi angpau, mudik, atau berkunjung ke rumah saudara, tetapi ada juga cerita tentang pertunangan, susahnya Lebaran di negeri tetangga, dan masih banyak lagi. Penasaran? Segera baca buku ini.
Mimpi, karenanya seseorang masih tegak berdiri. Meskipun sering kali terjatuh dan mengaduh tetapi karena mimpi, ia masih mencoba untuk bangkit kembali. Tetapi bagaimana jika realitas yang terjadi tidak sesuai dengan mimpi? Haruskah melupakan mimpi dan berdamai dengan kenyataan? Atau memilih berpaling dari realitas dan tetap teguh mengejar mimpi yang terpatri di hati?
Tak pernah terbayang olehku, anak sekecil itu harus menghadapi cobaan yang begitu berat. Ditinggal orang yang dicintai untuk selamanya di tengah rasa sakit pascaoperasi akibat kecelakaan. Aku tahu, Faris pastilah sangat sedih meski senyum cerianya mampu menutupi kegundahan yang ada. Masih kuingat kata-katanya, “Ustaz, nggak usah sedih. Ini adalah jalan yang terbaik bagi kita semua. Kalaupun Bapak bisa bertahan, itu hanya membuat beliau menderita. Faris tidak tega jika harus melihat Bapak menderita sakit yang demikian.”
Ya Allah, betapa tegarnya dia. Dia yang tengah berduka mampu berkata seperti itu.
Ya, Faris, pahlawan kecilku, mengajariku banyak hal, bagaimana menyikapi musibah yang menimpa, bagaimana memandang cobaan yang diberikan Tuhan. Darinya, aku bisa belajar, ada pesan yang ingin disampaikan Sang Pencipta melalui ujian-Nya. Tuhan memberi cobaan bukan karena tidak sayang kepada hamba-Nya. Ujian yang diberikan sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan hamba-Nya.
Catatan-catatan ini hadir sebagai pengingat akan nikmat Tuhan, sehingga kita akan tambah bersyukur. Bisa juga untuk mengenang kembali saat-saat Faris berjuang menjalani cobaan, saat berjuang untuk kembali berdiri tegak, dan belajar untuk kembali melangkah meski harus dengan uraian air mata, harus terjatuh, dan mengulang kembali perjuangannya sedari awal lagi. Akhirnya, inilah sebuah persembahan cintaku kepada pahlawan kecilku. Semoga para pembaca bisa mengambil pelajaran dari catatan-catatan sederhana ini.