Kategori True Stories
Buku mengenai sebuah kumpulan kisah nyata, mengenai perjalanan iman, doa dan semangat pantang menyerah.
Dalam buku ini, penulis berbagi pengalaman kehidupannya. Berasal dari keluarga yang tidak mampu, dia berhasil menunjukkan bahwa ada jalan yang terbuka bila tetap memiliki iman dan percaya, disertai doa serta semangat pantang menyerah.
Dengan bermodalkan iman dan amin dalam setiap doa, penulis berhasil menempuh pendidikan di Negeri Belanda secara gratis melalui program beasiswa yang dia peroleh.
Buku ini akan menceritakan kehidupan keluarga penulis, latar belakang Bapak dan Emaknya, hingga motivasi yang mendorongnya untuk membanggakan orang tua. Pembaca akan dituntun untuk menelusuri jalan yang dilalui sehingga mendapatkan beasiswa kuliah di Belanda sambil bekerja. Berbagai tips bagaimana mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri tersedia di buku ini.
“Sebuah karya yang menyentuh hati. Wajib dibaca para pendidik, orang tua, dan peserta didik. Mengungkap cerita tentang realitas pendidikan yang begitu kaya akan kisah dan pembelajaran. Siapkan dirimu untuk tertawa, terharu, dan belajar bersama buku ini.” (Siwi Mars Wijayanti, Dosen dan Novelis)
Christie Damayanti ternyata bukan hanya seorang stroke survivor, dia juga pernah mengidap kanker dan berbagai masalah kesehatan yang serius dan mengancam keselamatan jiwanya.Ketika sebuah myoma yang ada di rahimnya bertumbuh menjadi tumor jinak, membuat ia pasrah akan kemungkinan bahwa ia akan ‘pergi’ sewaktu melahirkan anaknya yang kedua. Sebuah dilema, seorang perempuan yang mengandung namun pada rahimnya terdapat tumor. Keselamatan bayi yang dikandungnya terancam sekaligus jiwanya sendiri.
Untuk bertahan dan melanjutkan hidup sebagai stroke survivor bukanlah hal mudah. Bukan saja masalah fisik, namun mental dan emosi turut memengaruhi aktivitas mereka sehari-hari. Oleh karenanya, tidak berlebihan apabila insan pascastroke biasanya membutuhkan orang lain untuk membantu mereka, terutama bantuan itu datang dari keluarga mereka sendiri.
Begitu halnya dengan Christie Damayanti, seorang stroke survivor yang kini telah aktif sebagai pembicara di berbagai media dalam memotivasi orang bany
“Mengapa harus kautuliskan namaku di dadamu itu, Kang Dimin? Dan gambar bunga itu, apa pula artinya bagimu?”. “Ini sebagai kado tahun pertama pernikahan kita untukmu, Narti. Kaulah bunga itu! Dengan begini kau akan selamanya melekat di dadaku, bukan?” Istriku menggeleng enggan. Ekspresi sebuah keprihatinan. Tak kusangka, mendengar jawaban dariku ia malah mencibirkan bibirnya. Kupikir ini sesuatu yang romantis seperti yang pernah kulihat di film-film. Bukan hanya di film bahkan. Aku pernah melihat seorang lelaki yang mengabadikan wajah kekasih hatinya di dadanya untuk menunjukkan betapa besar rasa cintanya. Aku menirukannya dengan harapan istriku bakal tersanjung, lantas senyumnya akan semekar gambar setangkai mawar di dadaku ini. Tapi, aku keliru. Apa karena aku pincang?
Tompa harus menjalani operasi enterotomy dan keluar masuk Rumah Sakit Hewan, kemudian menjalani hari hari yang berat: makan makanan blender-an, minum obat dalam jangka panjang, dan berada dalam pengawasan ketat seumur hidupnya. Setelah lebih dari setahun berjuang melewati masa masa sulit, Dokter Hewan lain yang kemudian menanganinya, menemukan sebuah penyebab yang berbeda. Lalu Tompa menjalani operasi enterectomy.**
Kisah yang sangat menyentuh, menginspirasi, dan memperkaya pembacanya dengan pengetahuan tentang kucing sebagai hewan yang sangat patut untuk disayangi. Lebih dari itu, juga memberikan perenungan tentang makna sebuah pelajaran hidup yang diberikan Sang Pencipta kepada seorang manusia melalui seekor kucing yang tak berdaya. -Heddy Lugito, Jakarta, Direktur Pemberitaan Majalah Gatra, yang juga penyayang hewan-
Buku ini wajib dibaca oleh orang-orang yang memutuskan akan mulai mengadopsi hewan kesayangan. Karena mengadopsi mereka berarti cinta dan komitmen seumur hidup mereka. -Drh Elievia Winarno, Jakarta, Dokter Hewan yang suka menulis dan membaca buku-
Buku ini membuat saya malu….Terima kasih, buku ini telah membuat saya
Ketika persepsi orang menjatuhkan nama. Ketika sebagian mereka memandang rendah. Ketika itulah gerakan hati mengajak berbicara. Dengan taring pena yang lembut. Menyulam pahatan-pahatan aksara untuk, kausentuh ... dan kaurasa.
BMI Singapura bukan hanya pejuang Devisa Negara saja, tapi sebuah inspirasi gerakan perjuangan keluarga. Berkarya sambil bekerja. Di atas keringat dan runtuhan air mata. Mereka berhasil menjadikan warisan leluhur yang patut untuk dibanggakan.
Salam Gemilang BMI Singapura.
Perjalanan 60 (enam puluh) nya kami belum usai. Berbagai macam kolong amanah masih antri dan bertumpuk-tumpuk menunggu pertanggungjawaban sisa waktu keberadaan kami di sini. Pertukarpikiran dengan para pembelajar yang masih menyisakan silabus-silabus pengkompetensian, kejuangan !ETOS! yang telah dinantikan oleh stock pemanggungan miris aneka realitas, Desa Mandiri Pendidikan Berbasis Gotong Royong yang masih memiliki daftar kerja tindak lanjut yang mesti kami contreng dengan tidak setengah-setengah, Elaborasi (Each Village Born Teacher Professional) dan Pendampingan Pengusulan Kebutuhan Akses Penyelenggaraan Pendidikan lainnya masih memerlukan semprotan warna kejelasan, lebih dari abu-abu sebuah harapan.
Untuk semua cita-cita nilai sebuah buku tersebut, sangat dipengaruhi oleh dukungan awal berbagai pihak dalam memaketkan dokumentasi-dokumentasi kami ini. Tuhan Yang Maha Esa, Para Keluarga Kami, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Negeri Makassar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dan Masyarakat Sumba Timur adalah entitas zat yang memperadakan segala yang ada ini.
Merealitaskan pembuktian akan kesyukuran kesertaan itu semua untuk selalu menguatkan penyatuan niat, perkataan, dan perbuatan kami dalam memanifestasikan perilaku budaya yang menginternalisasikan urgennya posisi dan nilai pendidikan di masyarakat.
Salam Manifesto Pendidikan!
Buku yang aku selesaikan dalam jangka waktu 1 tahun disela-sela kesibukan kuliah dan kerja ini sangat menarik dan bisa menjadi teman pembaca segala umur terutama yang berminat datang ke Jepang, khususnya Tokyo. Isi buku memaparkan tentang seperti apa nuansa nyata bumi sakura atau negeri matahari terbit ini. Situasi kehidupan sehari-hari yang bersifat mezurashii (langka, jarang terjadi) yang dilakukan oleh pemilik bumi sakura ini, penjelasan tentang hanami, hanabi, Nihon jin, kedisiplinan yang luar biasa, kejujuran orang Jepang, teknologi mutakhir yang ada di bumi sakura, kebiasaan Nihon jin, istilah-istilah penting dalam bahasa Jepang, kenapa rate bunuh diri masih tinggi setiap tahun, budaya tidak ada saling mentraktir, jenis-jenis makanan sehari-hari, dan masih banyak lagi pengalaman nyata yang aku alami aku uraikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan apik serta komunikatif. Baca petunjuk khusus sebelum anda membacanya.
Kisah ke-59 orang pekerja/buruh yang pernah berjuang dan menjadi bagian penting dari FSPMI ini barangkali tinggal cerita. Akan tetapi, ibarat sebuah lentera, ia tetap menyala. Semangatnya tetap hidup dalam setiap hati yang cinta akan keadilan.
Kebersamaan yang indah. Cita dan asa yang tak pernah pupus, meski berulangkali dihampiri prahara. Kita memang tidak pernah bisa memprediksi hasil akhir, sebab itu diluar kewenangan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memastikan bahwa proses ini berjalan dengan sepenuh kemampuan kita, semaksimal yang kita bisa.
Disini bukan tempat buruh malas
Atau mereka yang biasa tidur pulas
Disini tempatnya para pejuang
Yang berjuang, demi keadilan
Rahasia ini begitu lama kusimpan. Tetapi aku berpikir bahwa pengalaman hidup ini akan lebih berarti jika dibagi kepada orang lain. Aku rela menggadaikan rasa malu dan menuliskan kisahku dalam buku ini. Semua demi sebuah hikmah yang mungkin bisa dipetik. (Kamiluddin Azis - Tenang Membawaku Selamat)
Apa kenanganmu tentang Perpustakaan? Hanya sebuah gudang buku yang tak menarik atau merupakan tempat yang nyaman dan bermanfaat? Pasti kita semua memiliki memori berkesan tentang Perpustakaan.
Ngeblog adalah mendokumentasikan segala cuplikan peristiwa bermakna dalam kehidupan. Ada yang menggelitik, menggugah, menyentil, dan menuntut untuk lebih bijak. Sangat mungkin blog mewujud menjadi buku sehingga lebih banyak lagi orang yang ikut membaca beragam kisah yang dipatri di dunia maya ini. Seperti buku ini, adalah penuturan jujur dari penulisnya di blog: http://mugniarm.blogspot.com yang membagi banyak cuplikan kisah dan renungannya dalam tiga bagian (Mendobrak Ego, Celoteh-Celoteh, dan Oase). Buku ini akan membawa Anda ikut tertawa, merenung, tersentil, dan terharu dalam memaknai hidup yang mungkin pula ada kemiripannya dengan cuplikan-cuplikan hidup Anda.
Menyusuri lembaran hikmah di sini, kita seolah diajak lagi untuk semakin peka dalam membaca dan mengumpulkan serakan hikmah serupa yang sebenarnya banyak ditemukan dalam keseharian.
Inilah kami, ADMIRAL. Sebuah generasi fenomenal yang tak kenal lelah menggapai apa yang kami percaya bisa kami lakukan. Tanggal 11 Juli 2009 adalah awal dari semua yang telah terjadi hari ini. Hari itu, kami semua merasa asing.
Buku ini berisi kesaksian manusia-manusia biasa yang mencoba berproses diri menjadi hamba Allah yang bertakwa dengan berpuasa. Memiliki buku ini adalah termasuk bagian dari upaya setiap diri muslim untuk meningkatkan kualitas puasanya di masa datang.
Salah satu kisah tentang persahabatan yang memilukan. Seorang gadis yang dibenci oleh sahabat-sahabatnya secara tiba-tiba. Membuatnya memutuskan untuk pindah kuliah. Namun, dengan tulus ia menerima para sahabatnya kembali, saat mereka memohon maaf.
Di pojok masjid ini kami banyak menemukan keajaiban. Ada cerita sederhana, reflektif dan keindahan hati yang sulit terlukiskan. Kadang, barisan itu punah, menyisakan puing tanpa manusia.
Bucah Lego adalah buku catatan harian lego yang berisi coretan sepanjang kejadian tempoe dulu hingga sekarang. Rasanya nano-nano banget. Ada asem, pahit, manis. Semuanya lengkap menghiasi buku catatan hariannya.
Salah satu buku dari event BYB di LeutikaPrio