Keberadaan kaum disabilitas sekarang ini menjadikan kita akan terus terperangah. Bahwa mereka itu ada di sekeliling kita dan mereka menjadi bagian dari kehidupan kita. Mereka juga manusia yang berhak hidup sebagai manusia, keluarga, dan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

 

Kaum disabilitas sebenarnya sudah ada dari zaman dahulu, karena Tuhan memang memberikan mereka keterbatasan bukan karena Dia tidak adil kepada mereka, tetapi Tuhan mempunyai rencana-Nya sendiri, yang kita tidak tahu, mengapa.

 

Namun, ketika kaum disabilitas sekarang ini lebih menjadi sebuah ‘fenomena’ dengan perubahan pengertian-pengertian tersendiri, bahwa mereka tidak hanya ‘disabled’ atau ketidak-mampuan secara fisik saja, tetapi juga ‘disabled’ secara psikis dan karena sebuah penyakit, membuat mereka semakin terlihat oleh dunia. Banyak penyandang disabilitas ada karena penyakit atau sindrom keturunan, dan banyak juga mereka menjadi ‘disabled’ karena kecelakaan, yang mana pada kenyataannya mereka tidak mampu menerima keberadaan diri mereka sendiri, bahwa mereka menjadi cacat karena itu. Sehingga, lambat laun seakan-akan kaum disabilitas semakin banyak dan pengertiannya sendiri semakin luas.

 

Akhirnya, kaum disabilitas yang menjadi sadar akan keberadaan diri mereka, berusaha untuk bisa mandiri sebagai manusia sehingga terciptalah banyak kesempatan untuk mandiri sesuai dengan masing-masing kemampuan mereka. Bekerja sama antara kaum disabilitas dengan teman-teman yang sehat dan normal, institusi-institusi dan pemerintah, berusaha menciptakan ‘ruang inklusi’ di ruang-ruang publik. Dan, kenyamanan semua manusia dalam semua ruang pun, semakin nyata.