Jika sejarah tidak menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan, maka mustahil Al-Qur’an akan membicarakannya dalam paparan dan dimensi yang begitu luas. Melalui tangan dinginnya, penulis yang telah menyelesaikan karyanya ini di usia 23 tahun, dengan semangat keislaman berusaha mengetengahkan beberapa fase dari perjalanan historis keemasan Islam melalui pendekatan yang ilmiah dengan bersandar kepada fakta-fakta yang tidak terbantahkan, baik yang terdapat pada literatur klasik maupun modern.
Tidak hanya mengajak pembaca untuk menikmati dan memperhatikan puncak menara emas Islam, penulis pun menuntunnya pula sebagai bahan renungan dan penceraman, bahwa ternyata kegemilangan masyarakat Islam di masa lalu itu tidak sebatas hiasan pelengkap dalam etalase peradaban manusia belaka. Kaidah empirisme yang diagung-agungkan ilmuwan barat sebagai metode ilmiah, tak pelak bersumber dari hasil kerja keras para ilmuwan muslim meski banyak fakta-fakta yang coba disembunyikan. Oleh karenanya, kenalilah sejarah, maka engkau akan mengenali bangsa dan asal-usulmu.