Hidup adalah perjuangan. Perjuangan adalah kehidupan itu sendiri. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Pengorbanan adalah ciri utama. Dimana penulis harus melepas keluarga demi memperjuangkan pendidikan anak-anak Indonesia di Sabah Malaysia. Laksana seorang tentara yang akan berjuang di medan perang dialah sang laskar pejuang pendidikan. Tidak mudah karena semuanya butuh pengorbanan bahkan harus memilih salah satu diantara dua hal yang sama-sama kita sayangi. Terlebih lagi pilihan itu menguras air mata. Tapi itulah kenyataan, itulah kehidupan yang harus di jalani.

Tantangan sang laskar pejuang pendidikan bersifat luas. Kondisi lingkungan ladang sawit menjadikan tolok ukur bahwa guru terkadang di Dewa-kan. Anggapan seperti itu tentunya menginterpretasikan guru dianggap serba bisa dan serba tahu dalam segala hal. Kisah pengalaman ini cukup menarik karena menceritakan situasi sosial yang penuh tantangan untuk memanusiakan manusia. Susah senangnya pengalaman, menjadi bumbu manisnya kisah kehidupan yang pernah dialami penulis.

Pada buku Laskar Sekar Jilid 1 pembaca dapat menemukan kisah menarik berbagai pengalaman tersaji mulai dari porses seleksi dan selama enam bulan bertugas di Negeri Sabah Malaysia hingga akhir Desember 2017. Pepatah Yunani berbunyi “verba voalnt, scripta manent” yang berarti bahwa sesuatu yang diucapkan akan hilang bersama angin, tetapi yang tertulis akan abadi. Karenanya buku ini diterbitkan agar kisah pengalaman penulis dapat diingat dan dikenang sepanjang masa khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.