Aku hanyalah seorang wanita yang tidak memiliki siapa-siapa dan 

sudah divonis oleh dokter tidak akan hidup lama. 

Aku hanyalah seorang wanita yang memiliki penyakit kanker darah. 

Aku cinta kau Dzeko dan tentu aku cinta City gadis manisku. 

Tuhan, jaga cinta mereka.

Air mataku jatuh berlinang, terasa jutaan tombak menancap dalam hatiku setelah membacanya. Ternyata begitu berat hidupnya dan aku hanya menambah beban dalam hidupnya. Lalu tiba-tiba terdengar seseorang membuka kunci rumah. Aku tahu itu pasti dia Tante yang datang. Ketika pintu itu terbuka kulihat tubuh itu, tubuh yang penuh dengan beban, beban karenaku, tetapi tetap sangat mencintaiku. Kupeluk Tante erat-erat, lalu kubisikkan padanya. “Aku sangat mencintaimu, aku akan selalu ada untukmu, maafkan aku, Tante Silvaku.” 

***

Farandina Intan, S.Pd. (Pemerhati Sastra dan Pengajar Bahasa)

“Cerita yang membangun sesuai dengan temanya “pagi” waktunya terbangun dari mimpi. Kisah yang menginspirasi dalam merealisasikan sebuah mimpi, HEBAT!"

WS Restu (Orang Awam)

“Memosisikan diri sebagai pembaca awam, bak terbuai oleh akurasi diksi yang diolah penulis. Mampu merealisasikan impian ke dalam kenyataan, juga bisa merenovasi kenyataan ke dalam impian, “PAGI”.” 

Rohanda, S.Pd. (Kepala Sekolah SDN 09 Jatiwaringin)

“Membaca tiap kisah yang disajikan merasa sayang kalau sampai malam ini saya bermimpi. Karena mimpi sudah terlalu banyak, tetapi pagi yang kurang, pagi untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Menginspirasi.”