Di sebuah telaga, setiap malam datang, kau akan mendengar isak tangis gadis dan bunyi riak air serupa air mata yang berbulir mengena lantai tanah. Tidakkah kau mendengar, ribuan tahun lalu, seorang gadis selalu payah, tersedu, dan menahan ringkih, sampai akhirnya ia akan menyatu dengan air mata... 

 

"Jika dikombinasi tafakur dan filsafat, tulisan-tulisan Rajif Duchlun ke depannya bisa berpengaruh sebagaimana Paulo Coelho..." (Yanuardi Syukur, Dosen Antropologi Sosial Unkhair)

 

"Di tengah kelesuan dunia baca dan tulis di Maluku Utara, munculnya penulis muda seperti Rajif Duchlun adalah pelita. Adalah harapan. Saya mengapresiasi kehadiran buku ini dan berharap penulisnya terus mengembangkan upaya penulisan dan kualitas karya dengan menyelami lebih dalam kearifan nilai-nilai lokal..." (Dino Umahuk, Budayawan dan Sastrawan)