Kategori Kumpulan Cerpen
Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jalan. Ibnu Umar r.a. berkata, “Bila engkau berada di sore hari maka jangan menunggu datangnya pagi dan bila engkau di pagi hari maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)
“Kedewasaan terbentuk karena faktor keimanan, bukan banyaknya angka. Kelembutan akan menghadirkan ketenangan. Ketulusan akan menghadirkan keikhlasan karena yang tulus ya
Buku Pertama tuk Pertama “Dari Negeri Ilusi”. Ini merupakan rampaian cerita dan kata yang tercecer, yang dipungut kembali tuk menjadi sebuah buku kecil. Tulisan-tulisan sederhana dalam buku ini merupakan tulisan-tulisan yang merasa apatis terhadap pemiliknya, yang memaksa tuk menjadi pembelajar, sekaligus penikmat dalam kata-kata. Kita tidak akan percaya dengan pesimis jika kita merasa optimis, begitu juga sebaliknya. Buku ini seakan mengalir butir-butir rasa pesimis yang akan menjadi semangat o
Sandiwara Cinta : Mempunyai nama Juliet seperti tokoh wanita ciptaan Shakespeare tidaklah jelek…, selama tidak ada Romeo nya. Paling tidak itulah yang dirasakan oleh Juliet Mason sampai umurnya mencapai 15 tahun. Hidup dengan bahagia bersama kedua orang tuanya. Sampai suatu hari, ia harus berpetualang di negeri kakeknya dan bergaul dengan teman-teman baru dari manca negara.Disitulah ia bertemu dengan Romeo.
Champagne dan Susu : Angelicca dan David hidup bersama di suatu ladang kecil milik seorang paman tua di daerah pegunungan yang indah. Susu yang berlimpah adalah minuman kesukaan bagi keduanya. Kedamaian itu terganggu ketika Jacob, seorang dari kota menjanjikan hidup mewah dan terkenal bagi Angelicca. Licca tergiur oleh bayangan pesta minum Champagne dan makan Caviar. Licca menolak lamaran dari David dan pergi ke Roma. Ternyata Jacob seorang penipu. Licca terdampar di kota besar yang kejam. Ia bekerja di sebuah bar demi uang. Dengan kerja keras, David sukses. Tapi… ia tak pernah melupakan Angelicca. Ia menyusul ke kota dan meminta Angelicca menikah dengannya. Angelica menolak karena malu ia bukan lagi seorang gadis. David tidak perduli. Ia menerima Angelicca apa adanya dan mengajaknya kembali sebagai nyonya atas ratusan hektar tanah
Dunia Semu : TAK ! TAK ! TAK ! Terdengar langkah kaki berlari di lorong rumah sakit. BRAKK ! Pintu terbuka dan terlihat seorang pemuda berambut coklat terengah-engah. “Dokter… bagaimana keadaannya ?”. Dokter itu tersenyum. “Nyawanya terselamatkan. Anda kenal sifat-sifat Viviane. Gadis jenius yang terperangkap oleh masa kecilnya….”
sebuah surat tergeletak di depan meja Nayala ditinggalkan suaminya setelah menghamili dia. Penta meninggalkan surat itu dan bayi mereka Adim. Semua rahasia itu ada surat itu, misteri terungkap jika Nayala membuka surat itu. Tapi Nayala ragu antara membukanya atau tidak.
Kumpulan cerpen dari 10 penulis yang terjalin persahabatan sejak lama. Temanya beragam dengan kosa kata luas, bahasa komunikatif. Sebuah buku antologi yang indah menawan. Patut dimiliki. Selamat ya untuk para penulis!
[Pipiet Senja, Novelis Humanis Indonesia.]
Coffee Break. Cerita beragam rasa dari berbagai penulis Pena Emas. Seperti secangkir kopi, warna dan rasa masing-masing penulis hangat untuk dibaca. Telusuri ceritanya dari awal dan jangan lupa secangkir kopi sebagai temannya. Good luck.
[Tya Subiakto, Film Score Composer]
Coffe Break. Saatnya kita rehat sejenak sambil minum kopi ditemani kudapan. Dan kali ini akan lebih istimewa karena berteman dengan cerita yang menggugah selera.
Seperti kisang tentang perjuangan ibu yang menjadi Joki three in one untuk menghidupi anaknya. Atau juga seperti cerita Haikal yang menghilangkan sandal jepit baru untuk yang kedua kalinya. Lalu ia ketakutan dan menghabiskan separuh malam di atap masjid. Ada juga kisah tentang Raya, seorang gadis tomboy menemukan semangat pada dirinya untuk berubah saat melihat sosok Rasyid yang taat beragama. Namun tanpa disadarinya ternyata ada sosok lain yang menunggu perubahan dirinya sejak lama. Atau cerita seru tentang El tahu kondisi mantannya, Dinda, hanya dari secangkir kopi yang Dinda minum.
Dan masih banyak cerita dan keseruan lainnya.Yang jelas membaca buku ini seperti kita berkaca diri untuk kehidupan yang lebih baik. Cerita ini mungkin tentang kamu. Seperti inspirasi yang tercipta usai menikmati secangkir kopi di pagi hari. Selamat membaca.
Akhirnya, hari yang dinanti-nati pun tiba. Hari yang akan meluruhkan setumpuk kegelisahan yang sudah hampir setahun menyelimutinya. Setelah melewati belasan kali persidangan, hari ini majelis hakim akan membacakan putusan perkara perdata yang dikuasakan salah satu pihak yang berperkara, kepadanya. Kliennya; yang memberinya kuasa, hari ini terus menatapnya dengan antusias. Tak sedikit pun ia melihat ketegangan atau cemas dari sorot matanya. Tak seperti orang-orang lain yang pernah ia bantu. Mungkin sang klien sudah sangat yakin dengan kemampuannya, atau mungkin pula, sangat yakin pada Dewi Keadilan yang akan berpihak pada mereka. Tapi, sesekali ia bisa memastikan sesuatu yang lain dari tatapan kliennya itu. Terpancar sebuah kebohongan. Ketika ia berusaha mencari tahu kebenaran lewat tatapan yang didapatnya, ia justru menemukan dirinya, tersesat.
“Air itu hebat ya?” kata seorang perempuan yang cantik
“Memangnya apa hebatnya?” ucap seorang laki-laki balik bertanya
Dia Maura. Seorang gadis yang riang. Dan laki-laki itu Tiko, sahabatnya sejak TK.
“Kau tak tahu manfaat air?” tanya Maura
“Ah! Aku hanya bercanda,” elak Tiko. “Tapi, aku mau tanya satu hal, boleh?” sambung Tiko hanya bergumam sebentar, “Apa kau suka bermain air?” tanya Tiko dengan serius.
“Tentu, memang kenapa?” Maura balik bertanya.
“Oh, tidak apa-apa. Hari Minggu nanti, temui aku di rumah pohon ya!” kata Tiko sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Memang ada apa?” tanya Maura dengan ekspresi bingung sekaligus penasaran
“Sudah datang saja, nanti juga kau tahu!” kata Tiko sambil berlalu
Air... Maura adalah gadis pecinta air. Dan Tiko sahabatnya tidak suka air. Mereka berbeda namun persahabatan mereka tetap berjalan dengan baik.
Ada 12 cerita di buku Gadis Pecinta Air ini. Beberapa cerita bercerita tentang pentingnya air. Beberapa lagi bercerita tentang pentingnya pohon dan udara. Buku ini ditulis oleh anak SD Sekolah Alam Bogor.
Tiga belas cerita yang ditulis oleh 13 penulis cilik siswa Sekolah Alam Bogor. Cerita yang diangkat bercerita tentang kehidupan, persahabatan, lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Di Ujung Langit Masih Ada Mimpi adalah cerita pendek karya Nesya (siswa kelas 4 SD Sekolah Alam Bogor), bercerita tentang perjuangan anak-anak kampung dalam meraih mimpi di tengah keterbatasan.
Ada juga cerita berjudul Gara-gara Slime yang ditulis oleh Theta (Kels 3 SD Sekolah Alam Bogor) bercerita tentang seorang anak yang terpaksa berbohong demi membeli bahan-bahan slime.
Cerita berjudul Tetangga Baru yang ditulis Sheila (Siswa kelas 5 SD), bercerita tentang sahabat sejati yang sempat terlupakan karena tabrak lari.
Selain tiga cerita di atas, masih ada 10 cerita lainnya yang tak kalah seru. Cerita dalam kumcer ini ditulis oleh siswa kelas 2, 3, 4, dan 5 SD Sekolah Alam Bogor.
Malam, batasan untuk keheningan memecah keramaian. Obrolan penghuni, raungan kendaraan, udara kotor yang sendu, lampu temaram gang-gang sempit, begitu pula cerita disetiap sudutnya. Jingga menghitung lembar demi lembar jeripayahnya dengan pasti, berikut dengan kepingan recehnya. Kemudian ia berpikir sebentar, lalu mengulangnya lagi. Ia mendesah pasrah, malam ini Ia tak mendapatkan begitu banyak uang. Lima belas ribu, cukup apa ? “Perasaan tadi banyak yang ngasih, deh ? Kok Cuma dapet segini sih ?” Jingga mengacak rambutnya frustasi, “gimana bisa beliin tas buat si Nila ?” Jingga bangkit berdiri, lalu mengangkat gitar usangnya yang sedari tadi bersandar pada sebuah rolling door toko emperan yang sudah sedari tadi tutup. Malam senin, pikirnya. Besok sekolah dan waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 11 lewat 10 malam. Nila mungkin sudah tidur, tapi tidak menutup kemungkinan Nila lapar. Pasti dia belum makan, toh Jingga tau persis kalau di rumahnya tidak ada apa-apa untuk dimakan sehabis
Berisi sepuluh kumpulan cerpen koleksi Sekar Aruna. Perpaduan antara cinta, misteri, sakit hati hingga dikibuli. Mencecap rasa berbeda di setiap bagian ceritanya. Tak akan kecewa jika kau memulai menelusuri kisahnya, sekarang.
Menurutmu tidak bisa. Tapi aku pasti mencari cara supaya aku dan kamu bisa melihat ke arah yang sama.
-Ketika Aku dan Kamu Tidak Melihat Ke Arah Yang Sama-
Hanya waktu yang akan membuatmu kembali padaku. Aku percaya itu.
-Berharap Untukmu-
Oleskan minyak cendana, melati atau kenanga. Selanjutnya kau bisa mengira sendiri bagaimana perawatan terbaik untuknya. Jangan sampai kau lupa dengan perawatan itu karena keris ini bisa murka sesuai kehendaknya.
-Warisan-
“Tidak akan. Sekalipun Ayah tetap menikah dengan Ibunya, aku enggan mengakuinya sebagai saudara.”
-Masih Ada Kereta Berikutnya-
Ada begitu banyak sembilu yang menikam kalbu, menelikung pilu, menggelepak sesak. Sembiluku sempurna berwarna biru, menghantam hati bertubi-tubi, mengoyak asa hingga binasa. Bagaimana dengan sembilumu kawan? Masihkah terasa begitu menyakitkan?
Hmph.. Mereka yg berbahagia di taman-taman bunga sana, tentu tak akan paham pada jubah kesetiaan yg mati-matian kita kenakan. Mereka yg tertawa-tawa di belahan dunia sana, tentu tak akan mengerti pada jeri yang berpayah-payah kita rasai.
Tapi buku ini peduli, terlahir dan hadir tuk menemani. Kisah2 menyedihkan didalamnya seolah berperi,
“Dik, putu lezat yang kau makan semalam itu dibuat dengan seluruh rangkaian kesakitan dan tekanan yang luar biasa. Butir-butir beras utuh digilas oleh dasyatnya mesin penggiling sampai hancur menjadi tepung. Lalu dibuatkan adonan, dimasukkan ke dalam cetakan, ditekan-tekan sekuat tenaga sampai padat. Barulah dimasak, dikukus dalam panci panas bertekanan tinggi. Kalau putu-putu itu matang, pancinya akan berdesis seperti tangisan, itu tandanya putu tersebut sudah bisa dilepaskan dari cetakannya.”
“Bunga Kertas, Brokoli, dan Kupu-Kupu” merupakan antologi cerita pendek karya pemenang lomba menulis cerita anak yang diadakan Penerbit Leutikaprio dalam rangka memperingati hari jadi yang keenam pada November 2016. Dengan adanya lomba menulis cerpen anak, LeutikaPrio berharap penulis bisa mengembangkan bakatnya di dunia kepenulisan dan turut serta memperkaya bacaan bagi anak-anak Indonesia yang dapat digunakan juga sebagai sarana pendidikan.
0O0
Tiba-tiba saja udara di Negeri Zaira terasa sesak. Jika biasanya langit berwarna jernih, kini berubah menjadi abu-abu. Jika biasanya mentari bersinar terang, kini seperti ada tabir yang menutupi. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di Negeri Zaira?
0O0
“Mungkin kau harus menggunakan kalungmu, Brokoli. Barangkali saja itu bisa membuat gadis ini bangun,” bujuk Wortel disertai tatapan dari kedua temannya.
“Apa iya kalungku bisa membantu? Tapi, anak-anak tak menyukaiku.” Brokoli tak yakin.
“Coba saja dulu.” Tomat menyakinkan.
0O0
“Nak, tugas kita sebagai kupu-kupu ialah menyerbuki bunga. Kalau bunga tidak diserbuki maka pohon-pohon dan seluruh tanaman yang ditanam Bu Tani tidak akan berbuah,” sahut Mami Erly menutup penjelasan.
“Jadi, kita ini penghulu para bunga ya, Mi?” timpal Guntur menyimpulkan.
Aku menatap mama hingga tubuhnya menghilang di balik pintu masuk menuju pesawat, ada kesedihan yang tiba-tiba menyelimutiku saat itu. Aku harus berjuang mengusir kesepian dan kesunyian saat orang-orang terkasihku sangat jauh di pelupuk mata. Aku harus terlihat semangat di hadapan adikku. Aku tidak boleh rapuh.
Namun menjalani hidup tanpa mereka memang benar-benar butuh perjuangan. Setiap malam diam-diam ku tatap wajah adikku yang tertidur pulas dengan linangan air mata. Aku tidak dapat memejamkan mata pikiranku terbang menuju papa. Aku rindu saat-saat bersama papa, aku rindu masa kecilku bersama papa atau setidaknya keadaan rumah dengan anggota keluarga yang lengkap.
Teluk Kiluan. Juariah selalu pergi ke sana setiap kali kesedihan itu datang. Kemarahan yang ditahannya dalam diam, seolah menjelma gelombang di hatinya. Ia tidak ingat kapan terakhir kali menikmati keindahan teluk. Desa Kiluan memang tanah kelahirannya, tetapi terkadang justru menjadi neraka baginya. Emaknya telah meninggal sejak usianya 11 tahun. Gelombang yang bergemuruh dalam hatinya itu ia petik, lalu dilarungkan bersama gelombang Teluk Kiluan. Dan malam itu, sebuah gelombang menghempaskanny
Kumpulan cerpen ini terdiri dari 15 buah cerpen yang kesemua tokoh utamanya adalah perempuan dengan beragam masalah hidup yang dihadapinya. Kumpulan cerpen ini cocok dibaca oleh remaja hingga dewasa. Cerpen-cerpen yang ditulis dalam rentang waktu 2007 hingga 2015 ini mengangkat tema sentral tentang kesabaran dengan segala perwujudannya dalam kehidupan.
“Apa kau sudah lupa waktu aku menggunting rambutmu dari belakang ketika kita belajar matematika?”
Ari bertemu dengan teman SD-nya, Elisa, dengan tidak sengaja di Bukit Mananggala setelah bertahun-tahun berpisah. Pertemuan itu membawa kembali ke masa-masa mereka masih bersekolah dan kelakuan-kelakuan kekanakan yang sekarang mereka tertawai. Masa lalu memang tidak pernah bisa dilupakan karena sudah menjadi bagian diri kita sendiri. Seperti Fahdis yang akhirnya pulang kampung, dengan harapan seseo
“Perayaan pergantian Tahun Baru di berbagai belahan dunia menyiratkan makna yang berbeda di setiap benak manusia. Terlepas dari segala bentuk kontroversi pemahaman itu, ada satu persamaan berupa HARAPAN. Sayangnya, harapan itu seringkali hilang karena kegagalan dalam memaknai masa lalu membuat seseorang takut untuk mengambil peluang dan mencobanya lagi. Namun, masih ada sisa keberanian yang bisa kita andalkan untuk membuka kembali kotak pandora dan menemukan harapan di dalamnya.”
Antologi C
“Aku selalu menyenangi jalan Braga. Entah kenapa. Setiap aku merasa bosan dan kesepian, aku selalu ke sini, lalu duduk di salah satu kursi di pinggir jalan yang menghadap sebuah kafe kecil sambil menikmati suara merdu penyanyi perempuan yang mengalunkan lagu romantis di dalamnya.
Braga buatku tidak hanya sebuah jalan biasa. Lebih dari itu. Braga telah menjadi saksi bagaimana sebuah rasa kagum tumbuh menjadi sebuah perasaan sayang dan ingin memiliki. Braga ikut mendengarkan bagaimana tawa kami se
The Feelings ini semacam buku yang galau sebenarnya. Ia adalah semacam kumpulan cerita, soliloquy, catatan harian atau apapun kemasannya, yang bercerita tentang, tentu saja, Perasaan.
Sesungguhnya, perasaan itu melibatkan hati, maka ia menjadi sesuatu yang rumit.Kita tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk ikut merasakan apa yang kita rasakan, jika itu tidak benar-benar dia alami. Begitu juga sebaliknya.
Sesungguhnya perasaan itu adalah milikmu, apa yang kau rasakan sendiri. Kita tidak pernah bisa mengontrol apa yang kita rasakan. Inilah The Feelings, inilah perasaan saya. Suka tidaknya kalian, terserah. Itu urusan kalian, bukan saya. Urusan saya adalah bagaimana menyelesaikan buku ini dan berbagi apa yang ada di dalamnya—feelings.