slogan leutika prio

Kategori Kumpulan Puisi

1. UKULELE REMBULAN

UKULELE REMBULANUKULELE REMBULAN ~ dari Sukabungah, Sukajadi Putri cilik dan ukulele rembulan Berangkat dari khazanah bintang-bintang Untuk tampil di bawah jembatan layang Di istana debu persimpangan jalan Kakinya tegak di dekat loreng zebra Bersandal jepit kemuning matahari Denting dawainya diumbar lentik jari Hendak bersaing dengan riuh suara Gaunnya kelabu pagi lepas hujan Disoroti lampu hijau, kuning, merah Nyanyiannya bicara tentang apakah? Tenggelam dalam bunyi hari mengejan Kulitnya coklat tanah bumi yang basah Dibalur sejuk angin semenjak pagi Nyanyiannya—berapa putaran lagi? Mata berliannya—ke mana mengarah? Putri cilik dan ukulele rembulan Sesekali menepi hindari tonton Mengaso di peraduan blok-blok beton Di puri jelaga percabangan jalan 01\21

2. Bukan Puisi, Bukan Sajak, hanya Sekelumit Rasa yang Terserak

Bukan Puisi, Bukan Sajak, hanya Sekelumit Rasa yang TerserakBuku ke-lima belas,ditulis dengan tinta hitam yang bebas. Yang semakin diurutkan,kalbu ini malah kian ditaklukkan. Lantaran kalimat-kalimat yang berjajar,justru pada pipi sendiri mereka menampar.Sebegitu menusuk,sedemikian menghujam. Membongkar habis perihal perangai yang acapkali dirundung lalai. Ya,sederet petuah dibuku ini,justru lebih tertuju kepada rasa di jiwa,yang kerap terberai entah kemana.Terlalu erat terpenjara di ruang fana dunia,dan menjadikan akal serta harta sebagai pujaan utama. Maka sebelum benar-benar celaka,kini patahan-patahannya aku kumpulkan.Sekeping demi sekeping,sepuing demi sepuing. Merengkuh damai pada luka pedih di masa silam.Yang masih menganga,bahkan hingga sekarang.

3. Jantungmu Manggis

Jantungmu ManggisJANTUNGMU MANGGIS Jantungmulah manggis pangsa delapan Ungu, tergores-gores, sebab cinta Terpetik di antara yang tercipta Sarat belas kasih dan pengharapan Isinya putih bersih, suci murni Sejati iman dan sabar dan lembut Saat semua susut dan semrawut Cucurkan manis, gagah dan berani Terbalut tebal ungu pangsa putih Kuasa dan murka dan keadilan Di muka getah kuning kebatilan Tiada melemah atau meletih Darahnya ungu kental, cerah nyala Masuk ke jiwa merasukkan pahit Ah, getir dan legi bisa serakit Demi mujur nasib yang kena bala Jantungmulah manggis pangsa delapan Ungu, tergores-gores, sebab cinta Lalu berdenyut aku dan semesta Seiring degupnya di kegelapan 03\20

4. PUSARAN MAWAR

PUSARAN MAWARPUSARAN MAWAR ~ untuk Ut Asmaramu adalah pusaran mawar Bebas dari gerigi dan dari duri Memikat jiwa, gairahku tercuri Melompat, menghambur tanpa hati tawar Lesap diriku, tiada penolakan Berkisar, terhisap inti asmaramu Harum nyawamu dan semarak auramu Cinta sejati sebak dalam olakan 07\17

5. Menari Bersama Ganggang

Menari Bersama GanggangMENARI BERSAMA GANGGANG ~ dari Pantai Tablolong Selama semangat kita muda Lebuh aspal adalah lintasan Bagi mesin yang kita perkuda Lari sedang surya keemasan Di ceria musim kepanasan Pepohon yang meranggaslah pagar Julangan lontar pemandu sorak Kita mendungas dan segar bugar Penampakan ajaib terserak Jenuh buyar dan jengkel terorak Kita menari bersama ganggang Berbangga bersama landak laut Seiring riang alun melenggang Apa pun yang baik kita kaut Di seberang sini dari maut Kupang, 11\15

6. Merdeka: Sebuah Antologi Puisi

Merdeka: Sebuah Antologi PuisiSebanyak 40 sajak dari 33 penyair muda tersaji dalam buku ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan latar belakang berbeda-beda. Dari Banda Aceh hingga Polewali Mandar di Sulawesi Barat, dari pelajar SMP hingga mahasiswa S2; mereka memberikan makna masing-masing atas kemerdekaan, yang akhirnya mengerucut kepada sebuah harapan besar untuk masa depan bangsa Indonesia. Buku

7. JANGAN TERSINGGUNG TUAN

JANGAN TERSINGGUNG TUANSajak ini mengandung cerita Cerita tentang keadaan indonesia Ada yang mengatakan indonesia sedang baik-baik saja Ada pula yang mengatakan bahwa indonesia belum sepenuhnya merdeka Sajak ini bukan berupa senjata Tak memakan korban jiwa Tak akan mengancam negara Hanya rangkaian kata yang dihunuskan kepada penguasa Sajak ini bukan bermaksud untuk meruntuhkan dinding penguasa Melainkan hanya ingin mengingatkan kepada mereka Berjuta manusia mempertaruhkan harapan kepada nya Dan ini hanya simbol peringatan agar mereka tidak lupa Apabila sajak ini membuat tuan marah Kami curiga bahwa tuan tentu punya salah Jikalau sajak ini membuat tuan bahagia Maka tuan sedang berada dalam barisan rakyat indonesia

8. Bukan Sajak - Bukan Puisi, Hanya Sehimpun Jejak Aksara Hati

Bukan Sajak - Bukan Puisi, Hanya Sehimpun Jejak Aksara HatiBuku ke sepuluh, di penghujung tahun duaribu duapuluh. Di dalamnya terbubuh candramawa sebanyak tujuh, tersimpul judul sejumlah limapuluh, senandika keluh semasa dasawarsa ditempuh. Bukan! Bukan hendak bersilang lengan merasa jumawa. Bukan pula hendak meninggi diri merengkuh bangga. Angka ini hanya sebagai penanda, atas usia yang kian menua. Angka yang menggerogoti raga, pada jiwa yang tertawan senja.

9. Kuncup Melati

Kuncup MelatiPhilip Pullman, seorang penulis yang memperoleh Associate Lindgren Memorial Award 2009 pernah berkata, “Kanak-kanak membutuhkan seni, dongeng, dan puisi serta musik sebanyak mereka butuh cinta, makanan, udara segar, dan bermain.” Oleh karena itulah, sejak dini anak-anak harus dikenalkan kepada baca-tulis puisi. Antologi puisi ini adalah buah dari penerapan mata pelajaran ekskul kelas puisi pada SD Gratis Kuncup Melati Semarang, sebuah sekolah dengan murid dari latar belakang keluarga kurang mamp

10. Help Yourself

Help Yourselfi wonder how many stars left should i count until the end.

11. Pendosa (Book of Poetries and My Darkest Thoughts)

Pendosa (Book of Poetries and My Darkest Thoughts)Orang-orang yang menabur benih dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai Namun, mengapa ketika aku melaksanakannya, mengikuti kompas yang Kau berikan padaku, aku bagai janda yang sebatang kara? Janda yang mengumpulkan remah-remah makanan untuk dimakan lalu mati bersama buah hatinya. Di manakah penyelamat untuk janda itu? Mana Elia yang diutus oleh-Mu ‘tuk membawa mukjizat? Di manakah Tuhan akan daku? Ataukah aku yang mengabaikan berkat-berkat kecil-Nya? Namun, mengapa hanya ber

12. Kumpulan Geguritan: Tanjung Adikarta

Kumpulan Geguritan: Tanjung AdikartaKumpulan geguritan ini terdiri atas beberapa tema, antara lain tema muatan lokal Kabupaten Kulon Progo, religiusitas, nasionalis, dan tema umum kehidupan sehari-hari. Penulis berharap semoga Karya Inovasi Seni Kumpulan Geguritan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat menginspirasi untuk mereka yang ingin menulis/ menyusun Karya Inovasi Seni Kumpulan Geguritan.

13. Diam

DiamHidup menyajikan manis, bahagia, pahit dan kesedihan. Jika kemarin kamu bahagia, dan sekarang kamu merasa sedih, jangan khawatir. Aku ada menemanimu, mengobati segala rasamu. Memberimu secawan cinta tanpa keangkuhan. Untukmu yang tengah berjuang, yang mempertahankan dan yang patah hatinya, mari kita sederhanakan semua luka dan bahagia menjadi hanya 60 menit saja lewat buku yang sedang kamu genggam. Setelahnya, kamu akan bangun dan tersenyum.

14. Satu Pena Seribu Mimpi

Satu Pena Seribu MimpiAntologi puisi satu Pena Seribu Mimpi merupakan karya di penghujung masa SMA. Bagi penulis,karya yang merupakan tindak lanjut dari materi ujian praktik Bahasa Indonesia di SMAIT Fithrah Insani Bandung ini diharapkan bisa mewarnai khazanah dunia literasi, abadi dalam ruang sejarah hidup mereka, menjadi pelipur di kala rindu, dan teman di kala sepi suatu saat nanti. *** Selamat atas buku antologi puisinya. Semoga setelah lulus tetap semangat bersastra. (Asma Nadia, penulis novel best seller) Sel

15. Puisi adalah Kehidupan dan Cinta

Puisi adalah Kehidupan dan CintaGrets Lewis Theodore Walilo, lahir di Batu Malang 13 April 1997. Merupakan anak dengan perpaduan darah Jawa dan Papua. Pendidikan taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama dijalaninya di Wamena, Papua. Setelah lulus seleksi beasiswa, ia melanjutkan pendidikan sekolah menengah atasnya di Macleans College, Auckland New Zealand. Kemudian ia melanjutkan kuliahnya di Australia. Namun, kuliahnya di University of New South Wales (UNSW) di Sydney Australia sempat mengalami hambatan sehingga pada

16. Menyusui Cinta

Menyusui Cintajangan jauh-jauh, Nak jangan berjalan terlalu jauh, petuah ibunda guru karena haus dengan rasa sakit adalah dua hal yang berbeda kau bisa menahan salah satunya namun tidak akan pernah mampu melepas keduanya secara bersamaan ketika ia mengalir masuk melalui setiap sesapnya sambil kau gumamkan tentang lesapnya yang menjadi kabur di udara setelah bergumul dengan aneka curiga saat itu kau baru tersadar bahwa yang terasa hangat di mulutmu bukanlah air susu melainkan air matamu yang kau telan send

17. Cinta, Rindu, dan Kenangan

Cinta, Rindu, dan KenanganCinta Kau hadir tanpa ku minta Kau kenalkan aku pada kata bahagia Kau ajarkan aku bagaimana cara tertawa Kau temani aku dalam gejolak jiwa Dan kau antarkan aku pada kata rindu Rindu Kau hadir dengan hati yang pilu Kau kenalkan aku dangan kata risau Kau ajarkan aku penantian baru Kau temani aku dengan hati yang mengadu Dan kau antarkan aku pada kata kenangan Kenangan Kau hadir setelah cinta berteman rindu Kau mengingat cinta lewat rindu Kau ajarkan rindu untuk yakin pada cin

18. Risalah Cinta Buta

Risalah Cinta ButaBukti kegilaan seseorang akan cinta

19. Dhemit Nguntal Dhuwit

Dhemit Nguntal DhuwitKenapa irah-irahan antologi geguritam iki “Dhemit Nguntal Dhuwit”? Dhemit iku aran liya saka setan utawa lelembut. Luwih saka iku, laku dedhemitan asring digunakake marang tindakan sesidheman yaiku meneng-menengan ora ana siji wong kang weruh. Korupsi itu umume dilakoni kanthi sesidheman alias nglimpekke. Yen bisa aja nganti ana sing weruh lan oleh-olehane rupa dhuwit kang panas utawa haram. Geguritan kang kapacak ana ing buku iki ditulis dening penyair asal sakdengah daerah, kayata Jakarta, Bekasi, Ngawi, Sragen, Banyumas, Mojokerto , Semarang lan liya-liyane. Antologi geguritan iki mbokmewa nembe siji-sijine buku kang isine geguritan ngemu tema nolak korupsi kang diterbitake ana ing sastra Jawi.

20. Tanggal Merah

Tanggal Merah“Tanggal Merah” Berangkat dari kesadaran bahwa hidup adalah proses mencari. Ia bukan hal yang diam, melainkan bergerak menuju pemenuhannya. Pencarian itu dimulai dari penerimaan akan situasi “belum lengkap”, ada hal yang masih harus terus diusahakan, situasi yang oleh penulis disimbolkan dengan "tanggal merah". Setiap kali kita merayakan hal-hal yang ditandai dengan tanggal merah, sadar atau tidak, di antara kegembiraan dan nostalgia, kita tahu ada hal yang sudah dicapai, tetapi tidak semuanya.


Sebelumnya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Selanjutnya
Leutika Leutika