“Ide-ide akan terus bertumbuh kalau kita bersama, maka kita harus tinggal di bawah atap yang sama. Idelah yang menjadikan kita orang yang bermanfaat atau tidak. Ide-ide yang akan mengubah dunia nantinya” (Senina).

“Kau tahu Rul, besok-besok orang-orang akan bunuh-bunuhan demi air, sekarang kau tengok, orang-orang menghabisi satu negeri karena minyak, tapi besok tidak. Jadi kaucintai hutan, cintai pohon-pohon, cintai lingkungan, cintai rimbawan. Besok orang-orang akan berbondong-bondong ke negeri ini, demi menguasai air”, pesan Cis suatu malam setelah beberapa malam Irul bergabung. (Rekrutan Baru).

“Rul, perempuan itu aib, mereka bisanya hanya menggoda laki-laki, menghambat cita-cita luhur kita, jauhi mereka”. (Rekrutan Baru).

“Dulu, belakang ini belum ada temboknya, Kakek pernah jadi tokoh perlawanan biar tidak ditembok pihak kampus, tapi toh tetap ditembok. Tinggal satu-satunya perjuangan Kakek yang ada hasilnya ya pintu Sumber itu. Lumayanlah bisa lewat, pakai kereta (sepeda motor) pun tembus”. (Bu Jawa).

Susi, tiada yang lebih besar dari USU di Medan, ia tertanam dalam hati dan pikiranku sebagai impian besar. Kutebus dia dengan raga dan jiwa, bermalam-malam suntuk belajar, agar lolos ujian SPMB. Kutegakkan badan, kaki tak pernah letih berjalan berkilo-kilo setiap hari demi hadir di kelas USU. Susi, kini aku tahu, engkau lebih besar dari USU, tempat cintaku berlabuh. (Lae Nikson).