slogan leutika prio

Katalog Buku

111. Anak-Anak Angin

Anak-Anak AnginSebuah perusahaan manufaktur komponen mesin dan elektronik merekrut sembilan sarjana baru sebagai kader. Oleh para senior mereka dijuluki ‘Anak-Anak Angin’. Julukan bernada ejekan itu ditujukan untuk anak-anak fresh graduate yang ‘belum apa-apa’. Empat diantaranya lalu bersahabat akrab. Iwang, lelaki tampan menawan tapi mudah emosi. We yang lugu namun banyak beruntung. Triplex, pria kurus tipis yang sering tertimpa sial tapi selalu tabah dan sabar. Dan Agyo, yang berpembawaan tenang tapi memiliki kemauan keras luar biasa. Serangkaian pengalaman terjadi di perusahaan patungan Indonesia-Jepang itu. Sampai sebuah peristiwa meminta saksi atas perbuatan memalukan yang dilakukan salah seorang bos. Kejadian itu menyebabkan mereka ‘terlempar’ ke Jepang selama dua tahun melalui program pertukaran karyawan antar perusahaan. Kisah-kisah mereka lalu diwarnai kejadian-kejadian unik, lucu, aneh, romantis dan tak terduga. “Mereka harus hormat pada bangsa Indonesia !” Ucapan bernada geram yang pertama kali mereka dengar dari seorang pembimbing itu lalu menjadi pembakar semangat mereka sebagai pekerja asing dalam berkompetisi dengan bangsa lain. Sebuah kesempatan emas datang ketika mereka mengikuti ajang adu keterampilan. Semangat untuk membuktikan kemampuan otak dan tenaga Indonesia mengantarkan mereka pada pengalaman emosional yang tak terlupakan.

112. ANAK-ANAK BUMI MANUSIA

ANAK-ANAK BUMI MANUSIAKata-kata memang sejatinya lebih tajam dari belati, bisa menghunjam ke dalam jantung hatimu. Itu tergambar jelas ketika kita membaca buku kumpulan puisi ini. Kolaborasi apik siswa dan guru dalam buku ini begitu tepat menggambarkan situasi hati para tokoh dalam novel Bumi Manusia, membawa pembaca terbang dalam visualisasi khayal yang tak terbatas ruang dan waktu. Maju terus sastra Indonesia! (Silva Basuki-Ibu, Pengajar, Praktisi Kehumasan). Ungkapan dan bahasa yang digunakan dalam puisi di bukua

113. Anak-anak Kampus, Kehilangan yang Menghidupkan

Anak-anak Kampus, Kehilangan yang MenghidupkanSatu kisah anak-anak kampus yang mencoba mencari makna kehidupan. Castel, mahasiswa akhir jurusan antropologi dari sebuah kampus Yogya, tergerak hatinya ketika banyak membaca artikel surat kabar yang memberitakan banyaknya buta huruf di kawasan lereng Gunung Merapi. Gara-gara berita itu, Castel memilih untuk sekalian melakukan penelitian perseorangan, sekaligus melakukan kegiatan sosial dengan unit kemahasiswaan antropologi untuk berperan serta. Tak lupa juga mengajak kawannya, Kusuma dan adik-a

114. Anak-Anakku, Matahariku

Anak-Anakku, MataharikuAnak-anakku adalah anak-anak Tuhan. Anak-anak kita adalah anak-anak Tuhan. Mereka diciptakan dengan maksud-maksud tertentu. Dan Rencana Tuhan atas anak-anak kita akan digenapi. Ketika Tuhan memberikan anugerah kepada kita lewat anak-anak kita, seharusnyalah kita bisa merawat dan mengayomi mereka. Dan, walaupun sebagai orang tua kita merasa tidak mampu, kita harus terus berusaha untuk bisa merawat mereka dan memberikan masa depan gemilang untuk mereka. Kesaksianku adalah luar biasa. Ketika aku m

115. Analisis Teks Narasi dan Surat Dalam Perjanjian Baru

Analisis Teks Narasi dan Surat Dalam Perjanjian BaruBuku ini adalah sebuah upaya penulis untuk memperkenalkan beberapa teori atau metode analisis teks Perjanjian Baru (PB). Teori itu mencakup analisis teks jenis narasi, surat, dan Injil. Teori pertama, analisis tokoh dan peristiwa yaitu suatu analisis teks narasi dengan tesis: tema merupakan gabungan karakter dan peristiwa di dalam cerita. Tema merupakan pokok cerita dan dibangun dari analisis tokoh untuk mendapatkan karakter dan analisis peristiwa dari awal hingga akhir cerita. Penggabungan ini penting karena bukan hanya menekankan karakter. Penulis akan menganalisis 10 sampel teks dengan metode ini. Teori kedua dan ketiga, analisis kalimat inti dan analisis semantis yaitu suatu analisis dengan tesis: arti atau meaning dari sebuah teks terdapat pada deep structure sehingga perlu dilakukan transformasi dari surface structure ke deep structure dan mempelajari meaning berarti melakukan suatu studi konsep bukan studi kata. Meaning tidak bergantung pada satu kata melainkan kata-kata lain yang saling berelasi arti di dalam suatu teks atau wacana yang dalam buku ini tertuang dalam bentuk studi konsep atau konsep teologis. Misalnya, meaning “firman hidup” di dalam 1 Yohanes 1:1-4 tidak hanya studi kata “firman” dan “hidup” sehingga kita mencari arti katanya berdasarkan etimologinya (sejarah katanya) atau penggunaan kata (usage) di dalam kamus teologi melainkan meaning tersebut menjadi sebuah konsep “firman hidup” yang dibangun dari kata-kata lain yang saling berelasi arti di dalam wacana tersebut yaitu 1 Yohanes 1: 1-4. Konsep “firman hidup” sekaligus menjadi sebuah konsep wacana.

116. Analisis Wacana Surat Filemon

Analisis Wacana Surat FilemonPerkembangan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci memang masih lambat dan dalam tahap perkembangan. Tulisan ini adalah suatu penelitian untuk mengembangkan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci di Indonesia. Penulis memilih studi linguistik dengan pendekatan analisis wacana. Model analisis wacana yang digunakan adalah analisis colon yang diperkenalkan oleh Johanes P. Louw. Sampel teks yang digunakan adalah surat Filemon. Hasil penelitian ini akan mendapatkan struktur dan tema surat Filemon. Pendekatan analisis wacana menekankan semantik.Arti atau makna di dalam teks melampaui kata, frasa, dan kalimat (struktur mikro teks) sehingga fokus analisis sampai kepada keseluruhan wacana (struktur makro teks). Struktur makro teks melingkupi arti dari struktur mikro teks. Seorang penulis menulis teks mulai dari ide wacana yang kemudian secara sadar membangun ide tersebut dari struktur mikro teks yang dipilihnya. Dalam analisis colon, struktur makro teks yang terpenting adalah paragraf yang merupakan satu unit semantis yang dibangun dari beberapa kelompok colon (cluster) dan atau colons. Arti kata, frasa, klausa, dan kalimat tidak lepas dari isi semantis paragraf yang mewadahinya. Sementara, penafsir-penafsir lain lebih memprioritaskan penafsiran struktur mikro teks daripada makro teks. Berdasarkan analisis colon, ide utama atau tema surat ini adalah permohonan Rasul Paulus kepada Filemon untuk mengembalikan atau menerima kembali Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus. Tema wacana ini menentukan struktur makro dan mikro teks ditulis oleh Rasul Paulus.

117. Anggrek Ungu Taman Hatiku

Anggrek Ungu Taman HatikuSinopsis Cerita 1. Nama Peran : 1. Candra Wulan 2. Narto 3. dr. Susanto 4. Ninik 5. Ayah 6. Maria 7. Embok 8. Oom Pram 2. Tempat Kejadian : 1. Bandung 2. Sukarnapura (Jayapura) 3. Ringkasan Cerita : Seorang gadis cilik bernama Candra Wulan dibayangi oleh perkataan ibunya sebelum meninggal dunia, bahwa dia bukan anak kandung mereka. Sikap sang ayah yang otoriter, kaku dan dingin menyebabkan dia tambah tertekan jiwanya dan kian meyakinkannya bahwa itu disebabkan karena dia bukan anak kandung sang ayah. Sang ayah yang kaya raya merasa cukup dengan memberinya harta yang melimpah untuk mengutarakan sayangnya. Untunglah ada di Embok seorang pembantu tua yang setia yang memberinya perhatian, kasih sayang dan kehangatan. Sang ayah sampai Candra Wulan dewasa tidak menikah lagi semenjak ditinggal mati istrinya. Dalam situasi yang demikianlah Candra tumbuh remaja. Wajahnya yang cantik, otaknya yang encer dan lingkungan yang mendukung menyebabkan dia menjadi pusat perhatian di kampusnya. Dia kuliah di ABA jurusan bahasa Inggris. Setamat dari ABA dia merasa kesepian. Dulu dia dapat mengalihkan rasa tertekannya di rumah ke luar rumah dengan kuliah, kursus ini itu, aktif di organisasi kampus, tapi setelah selesai kuliah …………… tamatkah sudah dunia pelariannya. Teman-temannya hilang satu per satu, ada yang nikah, bekerja, pindah kota ……….. dia kesepian, lebih daripada yang dirasakannya dulu. Setiap ada pemuda yang mendekatinya dia selalu takut bagaimana kalau pemuda itu tahu bahwa dia sebenarnya bukan putri “ayah” yang kaya raya itu, akhirnya sekian banyak pemuda yang jatuh cinta berlalu tanpa tahu mengapa dia ditolak. Dalam ketidak berdayaannya itu tangannya lumpuh atau hampir lumpuh. Sang ayah yang super sibuk cuma menghantarnya ke dokter dan menyuruhnya minum obat. Sudah beberapa dokter yang dikunjunginya tapi tidak ada yang berhasil menyembuhkannya. Sampai akhirnya dia mendatangi dokter muda yang baru buka praktek : dr. Susanto. Dr. susanto berusaha mati-matian untuk menyembuhkan pasiennya tetapi gagal total. Akhirnya ia mencoba dengan terapi kejiwaan. Sayang sekali belum selesai terapi ini dijalankan dia harus berangkat ke negeri Paman Sam untuk tugas belajar. Di tengah keputus asaannya itu ayahnya menikah dengan seorang wanita muda yang pantas jadi adiknya. Karena kecewanya maka diterimanya cinta Narto seorang pemuda sederhana yang tidak bergeming walau Candra tangannya hampir lumpuh. Akhirnya mereka menikah dan pindah ke Sukarnapura (Jayapura) Irian Barat (Irian Jaya). Mulanya mereka bahagia. Lama kelamaan timbul masalah. Karena keadaan tangannya yang lumpuh sebelah Candra tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah sebagai layaknya seorang istri. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dan untunglah Candra bertemu dengan Oom Pram teman lama ayahnya. Dengan kelihaiannya Oom Pram berhasil meredam pertikaian pengantin baru itu bahkan mempekerjakan Candra di kantornya sebagai sekertaris setelah melalui tahap latihan mengetik dan mengembalikan kepercayaan diri Candra Wulan, sehingga tangannya dapat dimanfaatkan walaupun tidak maksimal. Maklum pada saat itu di Irian tenaga terdidik masih sangat langka. Dalam keadaan demikian Candra hamil. Tapi karena dia kurang memperhatikan kesehatannya dia keguguran. Enam bulan kemudian dia hamil lagi. Kali ini dia sangat memperhatikan kesehatannya. Demikian hati-hatinya sampai ke luar rumahpun dia tidak mau. (Dia ke luar dari pekerjaannya begitu tahu hamil). Bahkan di rumahpun dia tidak mengerjakan apa-apa karena ada pembantu. Namun demikian, rupanya Allah belum memperkenankan untuk punya buah hati. Candra keguguran lagi! Dan keguguran kali ini memukul jiwanya. Untunglah beberapa waktu kemudian dia hamil lagi. Dan kali ini mereka berhasil mempunyai anak perempuan yang mungil dan mereka beri nama DIAN EKAWATI, PELITA pertama walaupun sebenarnya anak yang ketiga. Sayangnya kebahagiaan itu terenggut lagi. Dian meninggal pada usianya yang ke sepuluh bulan. Sekali ini pukulannya sungguh amat telak…. bagi Candra. Jiwanya yang memang rapuh sejak ditinggal ibunya dengan terjemahan kata-kata ibunya sebelum meninggal menurut versinya membuatnya tidak dapat bertahan. Raganya yang menyangga jiwanya yang lemah itu lumpuh total. Suaminya tidak menyadari hal itu. Dan dengan keterbatasan kesabaran seorang lelaki dia mulai menyeleweng. Hikmah dari penyelewengan suaminya ini adalah Candra jadi berbaikan lagi dengan ayahnya yang dimusuhinya dulu karena menikahi seorang bekas hostes yang cantik dan masih muda dengan anak satu hasil hubungan gelapnya dengan salah satu pelanggannya. Candra kembali ke rumah orang tuanya. Cerita terus bergulir. Dengan melalui proses yang lambat tapi pasti akhirnya Candra mau menerima ibu tiri dan adik tirinya itu. Dan ternyata Maria baik hatinya. Bahkan akhirnya mereka bersahabat. Maria kemudian orang yang mendukung dan mendorongnya untuk bangkit. Akhirnya mereka bekerja sama membuka usaha Rajutan dan Sulaman serta Candra sendiri membuka kursus bahasa Inggris. Pada saat itu tetangga yang belajar padanya menyusul suaminya ke negeri Paman Sam dan di sana bertemu dengan dr. Susanto yang sudah akan pulang ke tanah air. Dan hubungan mereka terjalin kembali, walau melalui harapan dan ketakutan akhirnya Candra menerima dr. Susanto untuk menjadi dokternya lagi baik sebagai dokter fisik maupun dokter cinta …… karena semenjak ditinggal Dian dia lumpuh tak dapat berjalan

118. Angin Kerinduan

Angin KerinduanSeperti apa Rindumu berjalan di atas air pagi ini Bersama tanah yang kerap kau pijak Setelahnya….

119. Anomali

AnomaliSelayaknya kehidupan yang terkombinasi antara Tuhan, Semesta dan Manusia, Kumpulan cerita pendek ini menjadi balutan istimewa untuk menghadirkan ketiganya dalam menu-menu cerita asyik....

120. Antara Bebas dan Batas

Antara Bebas dan BatasAku ingin pulang, merasakan pelukan dan ciuman. Aku ingin pulang, memeluk kebahagiaan dan keharmonisan. Aku ingin pulang, menyanyikan harapan-harapan masa depan. Aku ingin pulang, menari bersama doa-doa yang dipanjatkan bersama. Aku ingin pulang. Tiba-tiba aku merasakan gelap memayungiku, gelap yang semakin lama semakin mendekat, hujan lokal pun tak terelakkan. Butir-butir hujan berbau pekat membasahi tubuhku, aromanya begitu menyengat merusak penciumanku. Mataku mengabur, merasakan zat-zat kimi

Leutika Leutika