Katalog Buku
1281. Perbankan Indonesia: Geliat dan Siasat Pasca Krisis Finansial Global
Empat tahun setelah krisis finansial mulai mencuat di Amerika Serikat, perbankan Indonesia tidak terlepas dari imbasnya. Bank Indonesia sebagai penjaga sistem perbankan Indonesia, selain terus mengeluarkan berbagai jurus untuk meredam dampak krisis global, juga menyentil dan menjewer bank-bank nakal. Berbagai kasus perbankan yang merugikan nasabah memang muncul di tahun ini, mulai dari kematian nasabah akibat ulah oknum debt colletor, sampai pandangan negatif terhadap peran perbankan yang belum optimal mendukung perekonomian nasional. Berbagai geliat dan siasat perbankan tersebut mengiringi kiprah perbankan nasional yang terus tumbuh dan berkembang di saat perbankan International sibuk menangkal dampak krisis finansial global. Buku disusun secara kronologis sesuai dengan perkembangan kasus dan regulasi perbankan yang terbit sepanjang tahun 2011. Gaya tulisan dibuat populer sesuai format tulisan di media sosial dengan harapan, makna atau substansi tulisannya bisa mudah difahami para pembaca, termasuk mahasiswa yang mengikui mata kulian perbankan atau mata kuliah relevan lainnya. Buku ini sangat cocok sebagai pelengkap buku teks tentang perbankan yang mungkin relatif lebih rumit dan sarat dengan berbagai teori dan analisis ilmiah. Dengan menyelaraskan antara kasus perbankan serta aspek regulasi terkini dengan teori-teori perbankan di buku teks, para pembaca – baik mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum- bisa mengikuti dan memahami peran perbankan Indonesia di era informasi dan globalisasi.1282. Perbudakan Modern di Badan Usaha Milik Negara
Gerakan Bersama Pekerja/Buruh di BUMN (GEBER BUMN) merupakan aliansi yang berbasis pada data, pemikiran, serta kesadaran kolektif guna menghadapi berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan pada perusahaan-perusahaan BUMN. GEBER BUMN percaya, perubahan tidak akan datang tiba-tiba. Perubahan hanya akan terjadi jika ada sekelompok orang yang berpartisipasi untuk mewujudkan perubahan itu sendiri. Dengan kata lain, partisipatif menjadi "kunci" bagi kelangsungan masa depan dari pergerakan in1283. Percik-Percik Senjakala
Senjakala adalah waktu rehat, pulang, permenungan, dan refleksi terhadap pengalaman hidup sepanjang hari. Kumpulan tulisan dalam buku ini ditulis di senjakala. Serupa percik-percik air, semoga bisa membawa kesegaran tersendiri di tengah kompleksitas hidup, serta memberi nuansa kebaruan pada cara pandang kita terhadap sekitar yang terkadang keruh.1284. Perdagangan Saham di Pasar Sekunder
Kajian dalam buku ini membuktikan bahwa Perdagangan Saham di Pasar Sekunder dalam Pasar Modal Syariah tidak bertentangan dengan prinsip ekonomi Islam.1285. Perempuan di Garis Depan
Mulai detik ini, mari berjanji Jangan lagi meremehkan kemampuan perempuan Kaum hawa tercipta bukan sebagai makhluk kelas dua Ia ada untuk melengkapi, bahkan menyempurnakan Keberadaannya bukan untuk disisihkan Apalagi diperlakukan penuh diskriminasi Kelembutannya adalah kekuatannya Diamnya adalah ketegasan sikapnya Lihat jejak langkahnya Yang berkonstribusi nyata untuk beradaban Yang penuh kasih bagi kemanusiaan1286. Perempuan di Kapal Terakhir
Kehidupan yang penuh tragedi tidak selamanya harus dimaknai dalam kengerian. Perjalanan hidup tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini menggambarkan bahwa hidup itu adalah sebuah alur yang tidak dimengerti.1287. Perempuan Pemahat Rindu
Sembilan cerpen garapan penulis muda dari tanah garam ini berkisah tentang rindu. Mulai dari rindu yang berbuah senyum sampai rindu yang berbalur pilu. Berbagai kisah unik tentang rindu yang terkadang membuat kita tersenyum sekaligus mengurai air mata haru tersaji dalam kumpulan cerpen Perempuan Pemahat Rindu ini. Tidak hanya itu, kita juga akan disuguhi kisah tragis tentang perjuangan seseorang untuk mempertahankan rindunya. Akankah berhasil? Selamat membaca.1288. Perempuan Tangguh
Fatma tidak membayangkan rencana perkawinannya dengan Chandra gagal, hanya gara – gara sebuah perjodohan. Kemudian dia kawin dengan Burhan teman kerjanya. Sejak mengandung, Fatma sudah tidak bekerja lagi dan ketika anaknya berumur dua tahun Burhan suaminya juga menjadi penganngguran, karena pabrik tempat bekerjanya tutup. Kemudian Burhan berjualan buah, tidak betah berjulan buah, Burhan pergi merantau. Fatma berusaha menggantikan posisi suaminya berjulan buah, bertahun – tahun Burhan tidak ada kabarnya. Berbagai peristiwa menimpa Fatma. Keteguhan hatinya dan kekuatan cintanya teruji ketika Chandra kembali ingin menjalin cinta dengan Fatma. Apakah Fatma akan kembali kepada Chandra atau tetap menunggu suaminya kembali dari merantau? Silahkan baca untuk mengetahui jawabannya.1289. Perempuan Yang Tersendiri
Setelah era reformasi bergulir situasi dan kondisi masyarakat Indonesia tidak juga menunjukkan adanya perbaikan, terutama di bidang pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan kesejahteraan. Masyarakat harus bersaing dengan masyarakat lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang diwariskan oleh leluhur bangsa kita seakan hilang tanpa bekas. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) semakin menggurita. Buku ini mencoba menggambarkan realita masyarakat Indonesia setelah era reformasi. Bagaimana perempuan Indonesia masih menjadi obyek yang selalu berada dibawah bayang-bayang kaum lelaki. Penulis berdasarkan pengalaman, pengamatan mencoba menggalinya dalam bentuk cerita pendek (cerpen). Sebagian cerpen ini pernah dimuat di surat kabar dan blog. Buku ini mengajak kita untuk mengintrospeksi diri agar dapat menjalani kehidupan sebagai manusia Indonesia seutuhnya.1290. Perempuan, Dimana Kau Simpan Hatimu?
“Dik, putu lezat yang kau makan semalam itu dibuat dengan seluruh rangkaian kesakitan dan tekanan yang luar biasa. Butir-butir beras utuh digilas oleh dasyatnya mesin penggiling sampai hancur menjadi tepung. Lalu dibuatkan adonan, dimasukkan ke dalam cetakan, ditekan-tekan sekuat tenaga sampai padat. Barulah dimasak, dikukus dalam panci panas bertekanan tinggi. Kalau putu-putu itu matang, pancinya akan berdesis seperti tangisan, itu tandanya putu tersebut sudah bisa dilepaskan dari cetakannya.”Sebelumnnya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42] [43] [44] [45] [46] [47] [48] [49] [50] [51] [52] [53] [54] [55] [56] [57] [58] [59] [60] [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67] [68] [69] [70] [71] [72] [73] [74] [75] [76] [77] [78] [79] [80] [81] [82] [83] [84] [85] [86] [87] [88] [89] [90] [91] [92] [93] [94] [95] [96] [97] [98] [99] [100] [101] [102] [103] [104] [105] [106] [107] [108] [109] [110] [111] [112] [113] [114] [115] [116] [117] [118] [119] [120] [121] [122] [123] [124] [125] [126] [127] [128] [129] [130] [131] [132] [133] [134] [135] [136] [137] [138] [139] [140] [141] [142] [143] [144] [145] [146] [147] [148] [149] [150] [151] [152] [153] [154] [155] [156] [157] [158] [159] [160] [161] [162] [163] [164] [165] [166] [167] [168] [169] [170] [171] [172] [173] [174] [175] [176] [177] [178] [179] [180] [181] [182] [183] [184] [185] [186] Selanjutnya