Katalog Buku

Sebuah Puja-Puji Cinta yang mengiringi jalan menuju keabadian.

Siapapun bisa menulis selagi ia memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Siapapun mampu menghasilkan karya yang luar biasa yang mampu merubah hidupnya dan juga mencerahkan orang lain. Siapapun sanggup membuktikan dirinya sebagai penulis yang hebat dengan reputasi tinggi. Siapapun berhak untuk memilih apakah ia akan mulai menulis detik ini atau 10 tahun lagi. Siapapun memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk menjadi bagian dari penulis yang mengukir sejarah dunia.
Dalam buku ini, berisikan kisah-kisah dari penulis yang memiliki impian untuk merubah hidupnya dan dunia dengan menulis. Selain itu, juga ada tips rahasia menulis yang siapa saja bisa melakukannya.
Jika kesungguhan hati itu telah kukuh, jika niat itu telah berbuah semangat menggebuh, jika tekad itu telah menggunung dan bergemuruh untuk diledakkan, maka saat inilah waktu yang tepat untuk mewujudkan impianmu. Kamu, saya, dan kita semua memiliki hak dan kesempatan yang sama menjadi penulis.

Buku ini merupakan kumpulan puisi yang bercerita tentang luka. Setiap orang pernah merasakan luka, dan buku kumpulan puisi dapat mewakili perasaan luka setiap orang dari berbagai sudut pandang

Percayakah Anda bahwa SEHAT ITU KAYA? Setujukah Anda bahwa sehat dan kaya itu ada dalam diri Anda? Sementara Anda perlu menyakini bahwa diri Anda itu luar biasa, Anda dapat mengenali bagian diri Anda yaitu tubuh dan pikiran.

Dimas Herlambang, seorang pria muda berpenyakit jantung mencintai seorang gadis buta bernama Suci Rakasiwi yang ternyata penuh misteri.
Suatu misteri yang ternyata mengikat masa lalunya dengan erat

Sulit untuk menemukan institusi dengan mandat sekompleks Bea Cukai. Dia dimandatkan untuk mengumpulkan penerimaan negara, tapi dituntut untuk menjaga perbatasan. Dia diamanatkan untuk memudahkan perdagangan, tapi harus mengawasi setiap barang yang keluar masuk negara. Dia harus memberantas penyelundupan, meski tidak diberi kewenangan penuh untuk mengawasi pengangkutan barang di dalam negerinya. Bea Cukai barangkali menjadi institusi yang paling transformatif di dunia. Sebagai institusi yang waji
.jpg)
Berdasarkan pembacaan dan kajian terhadap beberapa buku sejarah sastra Indonesia, tampak bahwa buku-buku ter¬sebut masih memiliki kecenderungan bias gender. Buku-buku tersebut tampak mengabaikan karya, krea¬tivitas, keberadaan para pengarang perempuan. Artinya, masih diperlukan penulisan sejarah sastra yang berperspektif gender. Sejarah sastra yang tidak hanya mencatat perkembangan berbagai genre dan fenomena sastra, tetapi juga sejarah sastra yang memberikan porsi yang adil dalam mencatat, menganalisis, dan memberikan tempat, tidak hanya pada kegiatan sastra para sastrawan laki-laki, tetapi juga para sastrawan perempuan, serta memahami bagaimana relasi gender yang terefleksi dalam karya-karya sastra tersebut. Di samping disusun kurang mempertim¬bangkan aspek gender, buku-buku sejarah sastra tersebut, dalam perspektif teori feminis, dapat dikategori sebagai produk ilmu pengetahuan male¬ stream (“arus laki-laki”) dengan epistemologi modern se¬bagai “cara laki-laki me¬ngetahui”. Oleh karena itu, saat¬nyalah sekarang di¬susun sejarah sastra yang berpers¬pektif gender, yaitu sejarah sastra yang menggunakan epistemologi sudut pandang feminis.

Stereotip orang Madura yang akan ditangkap dari pendapat orang-orang di luarnya kebanyakan sangat menarik. Ada yang akan mengasosiasikannya dengan profesi sebagian orang Madura di rantau sebagai penjual sate, ada yang mengimitasi dialek mereka seraya berkata, “Ta’... iye....”, ada pula sebagian langsung teringat dengan tokoh kawakan asal Madura yang kerap tampil di TV, atau ada saja yang mengaitkannya dengan ‘celurit’ serta ‘kumis lebat’. Reaksi ini lumrahnya di kalangan awam.
Mungkin pasca dir

“Tulisan-tulisan yang dibuat oleh Umar ini memiliki analisis luar biasa yang dikemas dalam bahasa yang begitu eloknya. Apakah ada yang bisa membyangkan bahwa ini adalah karya mahasiswa yang baru semester lima saja? Bayangkan apa yang terjadi kelak setelah Umar sudah doktor! Saya berharap ini adalah sebuah teladan bagi mahasiswa lain bukan hanya dalam mengasah knowledge dan skill, melainkan juga untuk menjadikannya bermanfaat bagi masyarakat luas.”
Fajri Matahati Muhammadin, S.H., LL.M.
(Dosen De
.jpg)
Beberapa cerpen dalam antologi ini sebenarnya sudah lahir di akhir tahun 2003. Kala itu saya tengah mempersiapkan sebentuk suvenir buat teman-teman sekolah berupa rekaman pristiwa yang saya kemas ke dalam bentuk cerita.
Hanya saja impian itu tidak tewujud, saya tak punya akomodasi guna mengaktualkannya. Dan file cerita-cerita itu mengendap di sejumlah komputer teman. Kira-kira tahun 2005, saya menghubungi kembali teman yang pernah saya gunakan perangkat komputernya. Sial, komputer itu rusak dan tentu saja kematian bagi nafas cerita-cerita itu.
Tahun 2006, berbekal catatan harian, cerita-cerita itu saya coba lahirkan kembali dan akhirnya terkabul. Saya mencetak dan menjilidnya lalu saya beri kepada sejumlah teman yang saya anggap punya kaitan sejarah dengan muatan cerita itu. Tentu beragam respon yang kemudian saya terima, tapi semuanya sepakat kalau kelak cerita-cerita itu ada baiknya diterbitkan. Setidaknya pantas untuk disebut sebagai buku kumpulan cerita.
Dan barulah tahun ini, kumpulan cerita ini terbit. Saya menambahkan sejumlah cerita yang saya tulis di kisaran tahun 2008 hingga 2010 guna melengkapi keutuhan sebuah buku (Penambah jumlah halaman).
Nah, kira-kira demikianlah, setidaknya sidang pembaca sudah punya dasar penilaian tentang segala hal ikhwal menyangkut kronologis lahirnya antologi cerpen ini (kalau bisa dikatakan demikian) dan sudah saya beberkan dengan sangat cerewet.