Katalog Buku

Sebuah Pengantar
Suara Hati selalu jujur, apa adanya. Seringkali kita mengalami dan menyaksikan hal-hal yang terjadi dan tidak sesuai dengan hati, tapi enggan, malu atau bahkan takut untuk bersuara. Karena menganggap tabu akan sebuah kritik sosial. Tanpa kita sadari bahwa dengan diam dan kebisuan, sama dengan kita mendukung atau menyetujui secara tidak langsung apa yang tidak berkenan dengan suara hati kita sendiri.
Dengan kehadiran Kumcer Suara Hati ini, seperti halnya buku-buku lainnya, sudah tentu ingin menjadi bacaan yang bermanfaat baik bagi para penulisnya sendiri atau pun bagi siapa saja yang membaca dan mengetahui isi suara hati yang di ceritakan dalam bentuk cerpen.
Terlahirnya buku ini, bukan tanpa perjuangan panjang. Hanya dengan semangat karena Allah (Semangka) untuk menyuarakan kebenaranlah buku ini dapat terwujud.
Selamat menikmati cerita dan semoga setelah membacanya anda tidak akan menunda lagi untuk menyuarakan suara hati.
Salam Semangat Pagi & Semangka!

Salam Pers Mahasiswa!
Pemuda adalah generasi penerus yang menjadi do'a serta harapan suatu Bangsa. Jika generasi yang akan datang baik, maka bisa dipastikan, bahwa suatu Negara menjadi lebih baik. Sehingga tidak berlebihan jika pemuda disebut sebagai Agent of Change, sebab peran pemuda sangat penting dalam sebuah pembangunan, dan perbaikan dalam segala lini. Hadirnya

"Ceritanya menggerakkan. Ada gejolak dalam dada saat membacanya. Anak muda yang ingin bergerak dan berubah, perlu baca ini!"
~Rizka Amalia Shofa, penulis novel Hot Chocolate. Novel yang menggabungkan idealisme, moral dan nilai-nilai positif anak muda. Patut dibaca! Cerita didalamnya akan menyadarkan kita bahwa kebaikan pun bisa datang dari anak muda yang kadang dipandang sebelah mata.
~Ariesmunandar Al-Ayubi, XL Future Leaders Youth Ambassador.

Puisi dalam buku ini merupakan karya pelajar Pangkep yang tergabung dalam Komite Komunitas Pelajar Pangkep (KPLP). Mereka bertemu di tahun 2011 dan sepakat membentuk komunitas, dalam perjalanannya kemudian, pelajar-pelajar ini hendak membuktikan sesuatu sebelum seragam putih abu-abu ditanggalkan.
Ada 15 pelajar dari 5 sekolah menengah atas (SMU) dalam proyek ini. Dan, 54 judul puisi telah lahir, jika disatukan, maka akan terkumpul 5.577 kata. Inilah yang hendak mereka buktikan, sebuah buku kumpulan puisi pertama dari pelajar Pangkep
Sejatinya, buku ini sudah terbit sejak 2012 silam. Tahun ketika 15 pelajar itu masih mengenakan seragam putih abu-abu. Hanya saja, ada beberapa hal yang memungkinkannya tertunda, banyak sekali, sehingga tak perlu disebutkan satu-satu di sini.
Setelah buku ini terbit, 6 dari 15 pelajar penyair itu telah menyelesaikan studinya. Mereka adalah: Arfina Purnama Effendi (SMU Negeri 1 Pangkajene),
Raniansyah Rahman (SMA Negeri 2 Pangkajene) Syarifa Nisrinah, Uswatun Hasanah (Pesantren IMMIM Putri Minasatene), Deliama HR dan Fajar Latif (Madrasah Aliya Negeri Pangkep). Tapi, mereka tetaplah bagian dari generasi pelajar Pangkep yang hendak membuktikan sesuatu itu, sesuatu yang tak biasa di kalangan pelajar. Menerbitkan buku.
Akhirnya, selamat mengeja 54 judul puisi dari 15 pelajar dari 5 sekolah yang telah bersatu mengumpulkan 5.577 kata. Mungkin inilah suara pelajar itu.

Karya foto merupakan suatu dokumentasi yang bisa disimpan dalam kurun waktu tertentu. Hampir semua aktivitas manusia dan keindahan alam sekitar, bisa difoto untuk dijadikan dokumentasi. Selain itu,seiring perkembangan teknologi informasi,karya foto yang dimiliki bisa disebar luaskan diberbagai media agar karya foto tersebut bisa dilihat dan dinikmati banyak orang.

Antologi “SUHUF-SUHUF KENANGAN” merupakan sentuhan manis, sebagai penulis mereka mampu menorehkan tautan waktu masa lalunya menikam seolah menagih kesuksesan dan arti motivasi yang meluap tak terbendung, perjuangan tiada henti-henti menjadi selimut bagi muda-mudi bangsa yang berburu makna dan kata. Perkembangan ini merupakan salah satu faktor dalam perubahan pemikiran serta lahirnya sebuah karya dalam kesehariannya.

“Saya sangat mengapresiasi hasil karya pemikiran Soni Ariawan. Saya mengharapkan buku ini menjadi secercah cahaya penyemangat sekaligus inspirasi bagi mahasiswa yang lain untuk terus berkarya sebagai bagian dari pengabdian kita kepada nusa dan bangsa”
(Prof.Ir.H.Sunarpi, Ph.D. - Rektor Universitas Mataram)
Buku yang membakar semangat, penuh dengan kisah, hikmah dan petuah inspiratif, dahsyat! Wajib dibaca oleh mereka yang ingin sukses dan meraih kemuliaan.
(Lalu Sulaen—Ketua BEM Unram 2013)
Tumbukan-tumpukan kalimat motivasi dari seseorang yang mencoba untuk sukses dengan nyata. Soni Ariawan dan bukunya hanya akan memberi Anda langkah “double” karena setiap guratan kisah di dalamnya akan ada jawaban kenapa, kapan dan bagaimana Anda sukses. Bagi para mahasiswa, pelalanhjar, pemuda, remaja dan semua kalangan buku yang ada di tangan Anda ini cocok untuk apapun rasa diri, baik yang merasa ingin atau sudah sukses. (Rohaya Rahmadani—Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Universitas Mataram 2013)
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”
(Pramoedya Ananta Toer).
Buku ini akan menjawab keresahan Anda yang merasa tak kunjung sukses. Semua ada waktunya kawan, semua akan indah pada waktunya. Tuhan akan mempergilirkan kesuksesan, sesuai dengan usaha kita menciptakan kesuksesan itu sendiri. Buku ini tepat untuk kalangan muda, remaja, pelajar, mahasiswa dan siapapun yang menghendaki kesuksesan. Sukses yang bukan hanya sekedar “sukses” tetapi sukses yang mulia. Salam Sukses Cara Gue.

Begitu mudahnya kita mengucapkan kata "sabar", tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Bagi siapa saja yang mampu melakukannya, maka dia pasti akan menjadi pemenang. Sebaliknya, bagi siapa saja yang "gagal sabar", maka jangan menyesal jika ia akan menjadi seorang pecundang. Energi sabar adalah energi kuantum yang sangat luar biasa. Banyak orang yang apatis dengan kata "sabar". Banyak pula orang yang menstigmakan kata "sabar" dengan sesuatu yang negatif dan tidak produktif. Jelas ini adalah sebua

Suatu hal yang sangat memprihatinkan manakala melihat banyak karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menjadikan AUM hanya sekadar batu loncatan untuk menjadi karyawan instansi lain, yang ‘seolah-olah’ sudah pasti menawarkan kelebihan, seperti tunjangan hari tua, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Meskipun AUM sudah memberikan tunjangan yang besar, toh banyak yang tetap meninggalkan AUM demi mencari kelebihan tersebut. Apa yang salah dengan bekerja di AUM? Apa yang keliru dengan menjadi karyawan AUM? Apakah bekerja di AUM ini memang tidak menjanjikan bagi kehidupan dunia dan akhirat? Apakah arti bekerja yang sebenarnya? Apakah kerja itu hanya bernuansa duniawi semata-mata, ataukah ada sesuatu yang besar yang tidak kita sadari?
Perlu pemahaman yang benar tentang bekerja, perlu adanya pelurusan niat dalam bekerja. Dalam sebuah hadis disebutkan:
Suatu hari Rasulullah berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasul kepada Sa’ad. “Wahai Rasullullah,” jawab Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang yang tidak akan pernah tersentuh api neraka.” (HR. Thabrani). Nuansa yang muncul dalam hadis ini: bekerja adalah sebuah sarana mencapai surga Allah , sama seperti wahana shalat yang khusyuk, menunaikan ibadah haji, dan lain-lain yang sifatnya adalah ritual.

Pada umumnya buku Unas ‘hanya’ berisi persiapan materi soal, ranah kognitif dan termasuk hard skill. Untuk itu dalam buku ini dikupas hal yang (lebih) penting, yakni persiapan mental Pra dan Pasca Unas dengan singkatan ABCDEFGHIJ dan ‘akronim’ SMART( Keduanya adalah pengembangan artikel di Koran Kedaulatan Rakyat dan Republika). Selamat membaca dan mempraktikkan. Semoga sukses meraih nilai UN tinggi dan diterima di sekolah/madrasah atau PT favorit yang lebih tinggi ataupun kerja. Amiin.