Katalog Buku
![Tuan Bong](../main/produk/m_tuan bong_web.jpg)
Namaku Joni Bong. Partnerku Quentina Saverina. Kami berdua adalah agen rahasia Negara. Misi kami yaitu memburu pengacau keamanan nasional tanah air kami tercinta. Apakah kami mampu melakukannya? Selamat membaca, saudara-saudariku sebangsa dan setanah air tercinta…
![Tuan Guru Menulis Masyarakat Membaca](../main/produk/m_tuan guru_web.jpg)
Pendidikan tidak hanya diorientasikan pada tercetaknya generasi yang berpengetahuan (knowledge), tetapi juga anak bangsa yang berkarakter dan berperilaku baik, seperti jujur dan demokratis. Unsur pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), nilai (Value), perilaku (Attiude) akan mendorong terbentuknya kejujuran di setiap generasi bangsa. Kejujuran tidak hanya menjadi ajaran agama, tetapi juga telah terwariskan oleh pendahulu bangsa atau daerah yang menjadi kearifan lokal untuk diteladani. Namun sayang, kearifan-kearifan tersebut tidak diminati oleh generasi muda saat ini, karena telah dikalahkan oleh budaya asing yang begitu masif melancarkan serangannya lewat media massa.
Dalam konteks inilah pentingnya kampanye kearifan lokal kepada generasi muda agar terwariskan dan terinternalisasi dalam aktivitas keseharian mereka. Komunikasi yang baik lintas generasi harus dilakukan, baik secara langsung maupun tidak, lewat komunikasi verbal atau nonverbal. Namun akan menjadi persoalan bila generasi tua tidak menyukai kearifan lokal atau mempraktekan nilai modern yang bertentangan dengan kearifan lokal.
Itulah secuil pesoalan sekaligus tantangan dunia pendidikan dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter. Persoalan dan dinamika yang lebih komplit seputar dunia pendidikan dan fenomena lokal, serta tawaran-tawaran solutif digambarkan secara baik oleh Mohamad Baihaqi Alkawy dalam buku ini. Oleh karena itu, cukup beralasan bila buku ini dijadikan sebagai bacaan yang menarik. Selamat membaca.
![Tudung Venus](../main/produk/m_tudung venus_web.jpg)
“Kini, Aku menulis dengan warna dan menari dengan suka cita. Merangkai satu persatu cerita dari ketakutanku yang membalut kepala. Melihat realita dengan kacamata, peka sekitar, dan tak bicara soal omong kosong bagai drama.Venus seksi dengan tulisannya. Membentuk candu lewat kata, menangisi masa lalu dan kemudian tertawa. Menghilanglah grip…”
Gemulai kata-kata yang terangkum dalam Tudung Venus merupakan kumpulan karya yang sebelumnya bersarang dalam bingkai maya. Terdiri dari 67 cerita pendek dan puisi, Tudung Venus mengajak penikmat kata untuk berselancar menyingkap tudung yang menghubungkan pria dan wanita dari sudut pandang Roro Ajeng Sekar Arum. Cinta, janji, mimpi, sakit hati, perjuangan, dan kematian melingkupi lingkar garis pertemanan, keluarga, dan kehidupan yang tak pernah puas meminta pembelaan.
Sebuah persembahan karya fiksi untuk pecandu kata dengan ukiran kisah syahdu, pilu, bahkan sedikit malu-malu. Kelahiran anak pertama, silahkan menjenguk kedalam tudungnya.
![TUGU](../main/produk/m_tugu_web.jpg)
Mozaik, paradoks, satir kehidupan berkelit kelindan melingkupi kita. Tertulis dalam rahasia langit yang sering tak terbaca. Pencarian dan perjalanan dalam usaha menemukan diri sendiri, entah sendiri entah bersama, kadang sangat melelahkan. Kadang sangat menakjubkan.
Berbagai pengalaman dan tempaan cobaan membuat kita tiada takut lagi menumpahkan resah dan pertanyaan-pertanyaan. Lalu menikmati dan bertualang dengan segala ombak badainya. Demi untuk mencari jawabnya. Demikian terus menerus, tak berkesudahan. Mungkin demikianlah hidup yang sesungguhnya. Yang seharusnya.
Tiga belas cerpen dalam Kumcer TUGU ini membawa kita melalui jalan yang berkelok, berundak, menanjak, terjun, bergelombang. Mungkin menuju TUGU. Penemuan terhebat. Penemuan atas diri sendiri. Penaklukan atas diri sendiri.
![Tuhan Kenapa Aku Menjadi OSELLA](../main/produk/m_Tuhan Kenapa Aku Menjadi Osella_web.jpg)
Salah satu buku dari event BYB di LeutikaPrio
![TUHAN SAMPAIKAN CINTAKU](../main/produk/m_Tuhan Sampaikan Cintaku_w.jpg)
Bisakah cerita masa lalu akan terkubur dan tidak menghalangi impian ke depannya. Semua perjalanan cinta yang tak pernah berakhir, tersimpan dan tergenggam rapi. Tuhan, sampaikan cinta ini?
![Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Durjana](../main/produk/m_Tuhan Izinkan aku menjadi Durjana_web.jpg)
Hari ini, tepat dua bulan dari hari aku berkenalan dengan “perempuan malam” yang bernama Nilam. Aku kembali ke kota ini membawa sebuah kado, sebagai tanda aku turut berbahagia menyaksikan Paman Barra yang ganteng dan berwibawa dengan Nilam yang cantik berbalut kebaya putih berenda emas bersanding di pelaminan. Meski ada sedikit perih di hati, namun akan kusimpan rasa cinta ini untuknya rapat-rapat dalam hati, karena mulai saat ini harus kupanggil dia: Bibi Nilam!
Cuplikan cerita di atas diambil dari salah satu cerpen pilihan duniapenulis.com. Masih ada 15 cerpen lain yang penuh inspirasi dalam buku ini. Penasaran dengan kisah-kisahnya? Simak semua ceritanya, dan temukan motivasi untuk tetap berkarya mengembangkan dunia literasi bangsa.
![Tuhan, Kita, Kamu, dan Kata](../main/produk/m_Cover Tuhan, Kita, Kamu, dan Kata_2.jpg)
“Tuhan, Kita, Kamu, dan Kata” merupakan kumpulan puisi Mardiana Kappara yang berasal dari Jendelasastra.com yang ditulis sejak 2011 hingga 2016. Sederhana dan lugas merupakan ciri dari puisi-puisi Mardiana Kappara. Walaupun terkesan memberontak dari cara kepenulisan puisi pada umumnya, Mardiana Kappara berusaha memotret sekelilingnya dengan kata-kata yang diharapkan lebih mudah dipahami.
![Tulisan di Atas Pasir Deluxe](../main/produk/m_Tulisan Diatas Pasir_deluxe_web.jpg)
Tulisan di Atas Pasir – Deluxe Edition adalah edisi revisi dari buku Tulisan di Atas Pasir. Memuat 15 kisah tentang rindu dan kehilangan, serta bonus sisipan 8 flash fiction pemenang event menulis bersama Leutika Prio.
![Tulisan Para Pemimpi](../main/produk/m_tulisan para pemimpi.jpg)
Jogja indah, teramat indah, tapi bukan itu tujuan utamaku pindah ke kota ini. Otakku memutar kembali kenangan-kenangan lama. Ekspresiku berubah-ubah seiring dengan kenangan yang kembali berputar. Sesekali aku mengembangkan senyumku, teringat betapa menyenangkannya berkumpul bersama papa, mama, dan abang. Senyum dan peluk hangat papa tiap menyambutku di depan pintu rumah serta cium mama yang selalu meninggalkan bekas lipstick merah di pipi. Argh… aku rindu. Kalau abang… hampir tidak ada kenangan