Katalog Buku

Apakah akhirnya CMC bubar? Atau CMC akan bertahan sampai kami semua lulus SMA? Aku sendiri juga tidak tahu akhirnya CMC bagaimana…. Hanya para personel CMC-lah yang tahu nantinya CMC akan seperti apa.

Fleur (16 tahun) adalah seorang gadis biasa dengan kehidupan yang juga biasa-biasa saja. Dalam hidupnya, Fleur selalu bisa mengontrol semua hal yang terjadi padanya. Sampai kedatangan Phoenix (16 tahun), siswa baru di sekolah Fleur. Perkenalan mereka diawali dengan kejadian memalukan yang dibuat Phoenix untuk Fleur. Perkenalan itu berlanjut karena sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa mereka menciptakan keakraban yang hampir tak terpisahkan.
Masalah kembali datang saat mama Fleur didiagnosa mengidap kanker otak stadium lanjut yang memaksanya untuk tetap berada di rumah sakit, hingga ajal menjemputnya. Kepergian mama Fleur untuk selama-lamanya menciptakan kedekatan kembali antara Fleur dengan Phoenix.
Hari berlalu begitu lambat setelah kepergian mama Fleur, hingga akhirnya Fleur dihadapkan pada pilihan untuk mengobati penyakitnya yang diturunkannya dari mamanya atau bertahan hidup dengan penyakit ganasnya tersebut. Fleur selalu dikelilingi dengan begitu banyak cinta dari kakaknya, ayahnya, sahabatnya dan Phoenix. Namun pilihan harus tetap dijatuhkan, sebelum semuanya terlambat bagi Fleur untuk melanjutkan hidupnya.

Aku berharap dengan melontarkan kalimat sarkasme pada diri sendiri enggak ada hukum pidana kecuali akan merugikan banyak pihak. Aku ingin mengata-ngatai diriku dengan kalimat-kalimat sarkasme agar aku segera sadar bahwa aku diciptakan untuk menikmati semua hal sepanjang hidupku. Well, karena selama ini aku merasa terlahir sia-sia di muka bumi ini, aku selalu merutuki berbagai kekuranganku tanpa henti. Membuat track record sepanjang hidupku serasa kelabu karena ulahku sendiri. Cantik itu adalah t

Kimia sebagai salah satu disiplin ilmu sains terkadang membuat pusing dan jenuh sebagian orang yang mempelajarinya. Dengan membaca buku ini, tidak lagi!

Buku ini selain berisi ringkasan materi juga dilengkapi dengan soal-soal latihan.Ini bermanfaat untuk menggali pengetahuan, menumbuhkan minat dan rasa senang belajar Matematika.
Buku ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan sumber daya manusia serta dapat mengembangkan penalaran yang logis, praktis dan kritis.Anak dapat membiasakan hidup cermat, teliti, kreatif, dan inovatif.
Dengan buku ini pula siswa –siswa SD kelas VI diharapkan mampu menghadapi ulangan harian dan ulangan umum khususnya Matematika dan IPA, sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan.
Adapun penyajian buku ini telah kami sesuaikan dengan perkembangan pendidikan saat ini . Dengan demikian melalui sajian ini kami berharap dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran yang lebih baik.

Belajar Sosiologi selama ini identik dengan memahami dan mendiskusikan narasi-narasi besar seperti konsep, teori dan gagasan-gagasan abstrak para filosof sosial. Hal tersebut membuat belajar sosiologi terkesan membosankan dan menjemukan karena berjarak dengan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama yang ditangkap para pembelajar sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang membuat inovasi dengan belajar sosiologi dalam realitas yang intim dengan keseharian mereka (sosiologi menyintesa sebagai sociology of everyday life).
Buku ini menjelaskan salah satu metode pembelajaran sosiologi berbasis “live in” yang diterapkan di Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang selama 8 tahun. Metode belajar dikaitkan dengan kegiatan Program Studi Sosiologi yang diberi nama Sociology Camp (Soscamp).
Kegiatan Sociology Camp mengajak dosen dan mahasiswa untuk belajar Sosiologi secara partisipatoris. Kami menginap di desa mitra, menginisiasi kegiatan bersama dan seserawungan dengan warga setempat. Agar ruang akademis menjadi basis bertindak mereka, Sociology Camp mengajari mereka bagaimana melakukan narasi penelitian.
Buku ini merupakan upaya Program Studi Sosiologi UMM dalam memberikan pembelajaran sosiologi yang menyenangkan dengan tanpa menghilangkan ruh dari ratu ilmu sosial ini. Selamat membaca dan merasakan “roso” tentang sosiologi berbasis “live in”.

Buku ini mencoba untuk membuka cakrawala berpikir dari sobat muda semua yang penuh dengan angan dan impian dalam hidupnya. Mimpi-mimpi yang terangkai indah dan membutuhkan sebuah usaha untuk menggapai semua mimpi sobat muda.
.jpg)
Arina Tsuraya hidup di bawah tekanan. Saat usianya masih sangat muda, ia dipakisa menikah dengan orang yang tak pernah dicintainya. Hanya karena label Kiai Haji yang melekat, ayah Rina mengharuskan putrinya menikah dengan keluarga yang sederajat. Hal itu membuat cintanya kepada Gilang harus menghadapi cobaan karena tidak pernah direstui orang tua.
Rina membela diri. Setelah membuat kesepakatan, Rina pergi merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi. Namun ternyata, justru disanalah masalah sebenarnya terjadi. Rina terjebak cinta kedua dan melupakan janji yang pernah dia ikrarkan kepada Gilang.
Dialah Ilham Nugraha. Seorang mahasiswa sederhana yang datang karena hendak memenuhi keinginan Abil, sahabatnya, yang ingin menjadi kekasih Rina. Diluar dugaan, bukan Abil yang dipilih Rina melainkan dirinya.
Lantas bagaimanakah kisah cinta Rina dengan Gilang setelah kedatangan Ilham? Bagaimana pula sikap Abil menghadapi semua ini? Dan, siapakah Marwa yang telah berhasil mencuri hati Ilham?
Akankah Rina menemukan cinta sejatinya seperti yang diharapkan kedua orang tuanya?
Temukan jawabannya dalam kisah penuh kejutan ini!

Rasa nyeri mulai mengrogoti kakiku. Aku duduk tersimpuh memeluk erat kedua kakiku berharap rasa sakit ini menghilang. Bibir bawah kugigit begitu keras untuk menahan sakit. Namun, cacing-cacing di perut teriak seolah tak mau kalah dari gemuruh hujan dan gelegar halilintar. Kini kujatuh terbaring masih memeluk erat kedua kakiku, bunga mimpi merekah mungkin segar karena tersiram air hujan. Lalu terlintas bayang istri dan anakku. Bukan memanggil tapi seolah berteriak begitu senang melihatku menderita dalam sakit ini. Bayangan ketiga datang dengan muka yang garang, parasnya tak terlihat. Langkahnya begitu sunyi, ia tak berteriak seperti anak dan istriku tadi. Sepertinya bayangan ketiga ini sopan mungkin beradab jauh lebih beradab dari diriku. Dia semakin mendekati diriku tanpa suara, tapi, tapi dia membawa tombak yang begitu mengkilat dan “ahhhhhhhhhhhhhhhhhh”.

“Sedih amat,” sapanya santai pagi itu yang hanya mampu kubalas dengan senyum tipis.
“Paling entar kita bakalan ketemu lagi, nih kamu bawa satu koin Ratu Elizabeth-ku,” ucapnya santai saat itu, mungkin tanpa perasaan, sambil menyodorkan koin tebal itu ke tanganku. Tidak sadar dia sudah melemparkan harapan yang terlalu cepat kupungut, secepat ku menggenggam koin besar itu bersama senyumku yang mulai lebar.