slogan leutika prio

Katalog Buku

301. Cerita Senja

Cerita SenjaBuku kumpulan cerita pendek ini berisi sepuluh cerita pendek dari lima penulis anggota FLP Blora. Setiap penulis membawa tema yang beragam dengan nuansa Islami dan bahasanya dikemas dengan santai.

302. Cerita Si Piwi, Kucing Kecil Berbulu Putih

Cerita Si Piwi, Kucing Kecil Berbulu PutihPiwi adalah kucing kecil berbulu putih. Ia tinggal pada sebuah rumah mungil di halaman rumah si kembar Lala dan Lili. Di sana ada ayah dan ibu Piwi serta adiknya. Bu Chita, Pak Chito dan Unyit. Bu Chita selalu memberi aturan ini dan itu. Tidak boleh begini dan begitu. Piwi juga tidak boleh melompat keluar tembok pagar halaman rumah Lala dan Lili. Piwi jadi bosan. Apalagi selalu mendapat makanan yang itu-itu saja. Suatu hari, Piwi bertengkar dengan Unyit. Piwi sangat kesal. Piwi merasa ayah dan ibunya lebih menyayangi Unyit. Piwi ingin pergi. Akhirnya Piwi melompat keluar pagar. Piwi ingin kehidupan yang lain. Ternyata kehidupan di luar pagar tidak seindah yang Piwi kira. Piwi ingin pulang, tapi sudah terlambat. Ternyata Piwi tidak tahu jalan pulang. Sampai akhirnya Piwi bertemu dengan teman baru. Seekor anak kucing yang kupingnya miring. Namanya Kupit. Piwi pun berteman dengan Kupit. Sampai suatu ketika Piwi harus kembali pulang tanpa pamit pada Kupit.

303. CERITAKU TENTANG PENANG ( Festival Kue Bulan di Sungai Petani)

CERITAKU TENTANG PENANG ( Festival Kue Bulan di Sungai Petani)Dari ceritaku sejak awal sampai saat terakhir ini tentang Penang, apa yang akan aku tuliskan sebagai penutup? Pertama, bahwa Peang memang sebuah kota yang bagiku merupakan tempat pemenuhan ekspresiku tentang sebuah sahabat dan keluarga. Bahwa, Leong Khong Ming, memang awalnya hanya bertemu sekedarnya di Jakarta di dunia filateli. TEtapi, dari dialah aku mempunyai keluarga baru di Penang dan Sungai Petani, Kedah, Leong Khong Ming, menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sebagai sahabat dan keluarga bagiku, Ketika aku melawat ke Pengan dan Sungai Kedah, dimana saat itu aku memang sedang galau tentang kesendirianku sebagai seorang perempuan setengah baya tanpa keluarga bahkan anak2ku tidak ada di sekelilingku. Walau imi hanya sekedar ceritaku yang hanya 9 hari disana tetapi sudah cukup membuktikan tentang bagaimana Penang tidak membuat aku ingin datang lagi, jika pelayanan warganya cukup buruk untukku ….. Mungkin, ceritaku ini lebay bagi pembaca tetapi sangat mendalam untukku. Karena, tulisan2ku di mana2 dan di berbagai buku2ku tentang wisata adalah sebuah cerita yang aku alami sendiri sebagai seorang perempuan separuh baya dengan kursi roda ajaibku, berkeliling dunia untuk membuktikan banyak hal. Salah satunya adalah traveling ke Penang yang membuat aku sadar bahwa dunia meamng Sebagian masih belum ramah tentang kepedulian dan disabilitas dan prioritas, dan Sebagian lagi aku juga bisa membuktikan bagaimana mereka sangat ramah dan membuat aku betah untuk Kembali lagi kesana …… Penang, Kenangan terbesarku selama aku disana adalah kehidupanku Bersama keluarga besar Leong Khong Mimg. Penyambutan dan pelayanan mereka, memberikan kenyamanan dan kebahagiaan ku sebagai tamu asing, dari negeri tetangga …

304. Cermin, Nama, dan Pelita

Cermin, Nama, dan PelitaOrang-orang terkekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, tersenyum lagi, lalu, mencatat sesuatu di buku. Semua orang berlaku demikian. Akan tetapi, tidak denganku. Aku tidak bercermin. Di kamarku tidak ada cermin. Ibu tak pernah mengizinkanku bercermin. (Cermin, karya Luklukul Maknun) * Sudah dua hari aku perang dingin sama Bunda menuntut pergantian nama. Aku dan Bunda sama-sama tidak mau mengalah. “Katanya ada yang mau ganti nama, ya?” tiba-tiba Ayah sudah duduk di sampingku. “Ayah tidak tahu, sih, bagaimana rasanya punya nama kampungan.” “Dulu-dulu kamu tidak pernah protes.” “Dulu-dulu enggak sadar. Sekarang sadar.” “Hahaha…. Kamu tahu kenapa kamu diberi nama itu?” Aku menggeleng. (Nama, karya Nachita) * Waktu selalu menghantar seseorang kepada orang lain. Waktu pula yang memperkenalkan Pelita dengan Mike, pemuda Australia yang datang ke Sumatra Barat untuk berlibur. Mereka terlibat percakapan yang seru tentang adat dan budaya Minangkabau. Alunan musik tradisional dan rentak penari yang sedang berlatih menjadikan sore itu terasa indah. Indah bagi seorang Pelita tatkala menyadari ada kharisma dari Mike yang membuat dirinya terpesona. (Pelita Nambun Suri, karya Ripo Mht) * Cermin, Nama, dan Pelita adalah 3 dari 25 cerpen yang terdapat dalam antologi pemenang Lomba Menulis Cerpen Bersama Uda Agus (#3). Beragam tema diangkat oleh penulisnya yang juga berasal dari latar belakang berbeda. Yang membuat antologi ini semakin menarik, 10 cerpen di dalamnya merupakan cerpen komedi yang siap mengocok perut setelah hanyut dibuai 15 naskah lainnya

305. CERPENIS IDOLA

CERPENIS IDOLAThyzia Syailendra sangat menyukai cerpen-cerpen karya Wulandari, seorang cerpenis yang karyanya banyak tersebar di majalah-majalah remaja. Tetapi, anehnya…karya-karya Wulandari sering berisi cerita yang mirip dengan masalah yang sedang dihadapi Thyzia. Tentu saja Thyzia menjadi bingung. Mengapa Wulandari seolah-olah tahu masalah yang sedang dihadapinya? Thyzia dan Wulandari kan tidak saling mengenal walaupun Thyzia adalah fans Wulandari. Jadi, dari mana Wulandari mengetahui masalah yang sedang dihadapi Thyzia? Mengapa masalah yang dihadapi Thyzia sering dijadikan ide cerpennya? Apakah Wulandari punya indera ke 6? Siapa Wulandari sebenarnya?

306. Cetak Biru bagi Pengembangan Wisata Kampung Korea Suku Cia-Cia

Cetak Biru bagi Pengembangan Wisata Kampung Korea Suku Cia-CiaCia-Cia merupakan salah satu suku yang bermukin di Kelurahan Bugi dan Karya Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau. Suku ini memiliki suatu keunikan yang dapat menjadi potensi pengembangan wisata, yaitu adanya penggunaan aksara Hangeul Korea Selatan dalam penulisan bahasa daerahnya. Jika pengunjung berkeliling di sekitar Kampung Suku Cia-Cia, akan ditemukan papan nama jalan, nama sekolah, hingga nama kantor pemerintah tertulis dengan aksara Hangeul. Lebih dari itu, berbagai sekolah telah menetap

307. Cetak Biru Pengembangan Desa Wisata Bebas Asap Rokok Di Desa Bone-Bone Kabupaten Enrekang

Cetak Biru Pengembangan Desa Wisata Bebas Asap Rokok Di Desa Bone-Bone Kabupaten EnrekangBone-Bone merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri dan sangat berbeda dengan desa lainnya yaitu kawasan desa bebas asap rokok pertama di dunia dan memiliki potensi untuk pengembangan daerah wisata. Ketika kita berkunjung ke Desa Bone-Bone kita akan di sambut dengan pemandangan yang sangat indah dengan barisan bukit dan gunung yang khas daerah pegunungan, di tambah lagi udara yang sangat sejuk akan membuat siapa

308. Character Building for Teens

Character Building for Teensbuku panduan yang tepat bagi para guru dan orangtua dalam menghadapi remaja.

309. CINTA 3 EPISODE

CINTA 3 EPISODEEsok, aku minta sebuah tinta, tinta terakhir yang akan kugores dengan cinta yang akan ku bingkai dengan sejuta pesona, berjuta makna...

310. Cinta : Kemarin, Esok, dan Selamanya

Cinta : Kemarin, Esok, dan SelamanyaCinta adalah sebuah pilihan. Kau bisa menerima atau menolaknya sesuka hati. Saat bimbang merapuh, mungkin kau kan pergi menjauh, hingga cinta takkan pernah berlabuh di pantai hatimu. Saat rindu menggebu, kau buru cinta sejatimu kendati ia berkelana sampai belahan dunia paling semu. Cinta itu milikmu, hendak kaubawa lari, atau bersembunyi, ia kan turuti semua maumu. Cinta bukanlah paksaan, namun jika kau tetap jalani, patutlah kau merana karenanya Kumpulan novelet dalam buku ini memberikan banyak gambaran betapa cinta memerlukan bukan saja sebuah pengorbanan, melainkan juga keikhlasan untuk bisa menerima apapun guratan takdir yang tertulis. Cinta telah memilih warnanya sendiri, yang tersapu dalam kanvas kehidupan sang pelukis, seniman pengangung cinta. Nuansa indah yang tercipta adalah bagian dari kisah cinta masa lalu, masa depan, dan berharap menjadi kisah cinta sepanjang masa.

Leutika Leutika