slogan leutika prio

Katalog Buku

371. Dari Biru hingga Abu-abu

Dari Biru hingga Abu-abuKumpulan karya ini syarat dengan nilai imaji yang berpotensi menjadi sumber penyambung lahirnya inspirasi. Gaya, diksi, larik, dan tipografi telah dikemas dengan kandungan daya ungkap amanat yang dapat menjadi diskripsi jati diri penulis yang tampak sudah memiliki kekuatan memposisikan diri. Semua terpancar pada pribadi Putra, yang senantiasa terbaca sejak awal pertumbuhan karya hingga berbagai prestasi menguatkan makna yang terformulasi dalam kumpulan puisi ini. ( Suyoso M.Pd ) Pergolakan batin, kepekaan sosial, dan suara hati yang melankolis menjadi warna kental dalam kumpulan puisi ini. Kreativitas, daya imajinasi, dan kepekaan sosial yang dimiliki Syahputra Wibowo ibarat setetes air di padang gersang. Sejuk dan memiliki daya dorong motivasi yang kuat untuk berkreasi. ( Rohmad Widiyanto, M.Hum ) Dunia remaja penuh pesona dan angan, begitu juga dengan sosok Syahputra Wibowo. Ia masuk mengarungi perkembangan zaman. Ia masih muda belia tetapi sudah berkarya melalui kumpulan puisi yang luar biasa, sebagai tanda diri menjadi pemerhati bangsa. ( Moliati, S.Pd )

372. Dari Kelam Menuju Terang

Dari Kelam Menuju TerangBuku ini adalah kumpulan puisi tentang bagaimana seseorang melewati masalah dalam hidupnya. Masalah-masalah yang dibahas dalam buku ini, yaitu cinta khususnya cinta terhadap diri sendiri, kebebasan, relasi dengan Tuhan, dan sesama juga masalah-masalah lain yang tidak sempat saya sebutkan di sini. Masalah-masalah tersebut dibahas dalam tiga bab, yaitu kelam, menuju, dan terang di mana ketiga bab ini melambangkan bagaimana seseorang melewati masalah di hidupnya mulai dari ketika ia mendapat masala

373. Dari Kerapatan Qadhi Hingga Pengadilan Agama

Dari Kerapatan Qadhi Hingga Pengadilan AgamaDulu, sebelum lahirnya Pengadilan Agama, masyarakat Banjar lebih akrab dengan istilah Kerapatan Qadhi, sebuah lembaga yang mengurusi sengketa hukum umat Islam di tanah Banjar. Tuan Qadhi adalah sebuah gelar yang disematkan bagi pemutus perkara waktu itu, bahkan sampai sekarangpun gelar itu masih eksis. Namun lambat laun seiring dengan berjalannya waktu lembaga ini bermetamorfosa menjadi lembaga yang disebut dengan Pengadilan Agama. Pengadilan Agama dalam peta perpolitikan hukum di Indonesia mengalami pasang surut. Segala usaha untuk mengkerdilkan peran dan kewenangan lembaga ini terus digulirkan sampai sekarang. Sebagai hukum yang hidup ditengah-tengah masyarakat, hukum Islam dianggap sebagai ancaman bagi Kolonial. Dengan dalih teori Receptie, Snouck Hurgronje mencoba untuk mengikis eksistensi hukum Islam dan menggesernya dengan hukum adat. Pada tahun 1830, Pengadilan Agama ditempatkan dibawah pengawasan Landrad, tak pelak semua putusan yang lahir dari lembaga ini tidak serta merta bisa langsung mengeksekusi putusannya sendiri tapi harus mendapatkan pengukuhan dulu dari Landrad. Politik hukum ini terus berlangsung hingga era kemerdekaan. Pasca kemerdekaan, usaha untuk mempreteli Pengadilan Agama juga masih gencar. Hal ini terlihat dalam UU No 7 tahun 1989 dimana umat Islam masih diberikan hak opsi dalam menyelesaikan sengketa waris. Di era reformasi, wacana untuk menambah kewenangan Pengadilan Agamapun selalu identik dan dikaitkan dengan pendirian negara Islam. Pengadilan Agama selalu dicurigai akan membawa dampak negatif jika porsi kewenangannya terlalu besar sehingga dikh

374. Dari Kompasiana Menuju Istana

Dari Kompasiana Menuju IstanaBuku ini adalah hasil kolaborasi dari Kompasianers yang hadir dalam acara makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Ditulis oleh penulis yang berasal dari berbagai keragaman: suku, budaya, agama, dan latar belakang pendidikan, serta pengalaman hidup yang berwarna. Buku ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan rasa terima kasih kepada Presiden; sekaligus apresiasi untuk Kompasiana, di mana para penulisnya bernaung. Tentu juga sekaligus merupakan apresiasi kepada Kompasia

375. DARI MILAN KE LEVERKUSEN

DARI MILAN KE LEVERKUSENAntologi cerita berlatar Benua Biru. Dimulai dengan tragedi kerusuhan penonton sepakbola disebuah stadion megah di Kota Milan, penyelidikan sebuah bangunan tua nan angker di Kota London, suasana sepi musim dingin di pedalaman Trondheim, perlombaan perahu dayung yang seru di sungai yang membelah Kota Lyon, Sungai Rhone, perjalanan panjang ke pulau pantai berbatu, Ketalinia, tragedi di sebuah jalan sepi di Twello, petualangan musim dingin mendebarkan dengan sepatu luncur di Basel, sampai kejadian aneh di sebuah gang yang sunyi di Kota Leverkusen.

376. Dari Pandemi ke Demokrasi: Esai-Esai Tentang Politik, Islam, dan Keamanan

Dari Pandemi  ke Demokrasi: Esai-Esai Tentang  Politik, Islam, dan KeamananAkhir tahun 2019 sampai dengan akhir tahun 2022 adalah masa yang sulit bagi bangsa Indonesia dan masyarakat dunia. Pandemi Covid 19 yang menghantam negara-negara di seluruh dunia telah menyembabkan bencana kesehatan yang paling parah. 641 juta orang terinfeksi dan 6,63 juta diantaranya meninggal dunia. Bencana ini telah menghancurkan sistem ekonomi, social dan mengganggu jalannya sistem politik dan pemerintahan. Kegiatan ekonomi sempat berhenti. Pasar tidak berjalan karena sistem suply dan demand tidak berkerja. Kegiatan pemerintahan memang tidak berhenti, tetapi melambat. Ditengah Pandemi berlangsung, berbagai aktivitas sosial politik pemerintahan berjalan dengan berbagai penyesuaian. Kegiatan pemerintah juga terus berjalan walaupun melambana. Salah satu kegaiatan social politik yang berjalan adalah persiapan Pemilu Serentak tahun 2024. Tahapan-tahapan Pemilu 2024 yang sudah disepakati oleh DPR, Pemerintah dan KPU juga berjalan dengan berbagai penyesuaian. Isu lain yang ramai dan kontroversial adalah pergantian 272 kepala daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati, dan Walikota dengan penunjukkan.

377. Dari Sebuah Senja

Dari Sebuah SenjaSembilan puluh sembilan sajak dalam buku ini adalah sejumlah sajak yang terkumpul sebagai usaha pendokumenta¬sian, ditulis antara 1987—2000. Tidak ada kriteria pemilihan maupun penggolongan yang dipergunakan. Sajak-sajak ini merupakan semacam catatan harian, semacam catatan impresionistik terhadap suasana, peristiwa, atau pemikiran yang kebetulan berkelebat dan tertangkap pena untuk dituangkan menjadi sajak. Ada jarak waktu antara penulisan sajak-sajak tersebut dengan penerbit¬annya. Masing-masing punya proses kelahirannya sendiri-sendiri. Tidak ada satu benang merah pun yang dapat dijadikan pegangan untuk menghimpun sajak-sajak ini ke dalam antologi yang diberi judul Dari Sebuah Senja. Pemberian judul semacam ini hanya sebatas kemunculan yang relatif berulang dalam beberapa sajak. Senja bisa jadi hanya sebuah kenangan atau mungkin sebuah obsesi yang menarik untuk ditangkap dalam sebuah potretan impresi puitis.

378. DARI TELINGA TURUN KE HATI

DARI TELINGA TURUN KE HATI“Apa bener gue cinta ama dia? Ngga mungkin banget. Gue kan benci banget ama dia, lagian dia juga udah punya pacar!” “Apa kurangnya sih si Marcell! Cakep, lulusan Inggris, tajir, pinter dan punya segalanya.” Rara bingung sambil menautkan alisnya. “Apa fisik itu penting? Apa fisik yang bagus bisa melahirkan cinta yang sesungguhnya?” Seribu satu pertanyaan berkecamuk dikepalanya. Akhirnya Rara menemukan cinta sesungguhnya ‘Cinta apa adanya’ hingga Rara tahu arti cinta bagi hidupnya. Siapakah pemuda misterius itu?. Munkinkah Eddy, Marcell atau penyiar radio yang dikaguminya?. **** “Terkadang cinta hadir disaat yang tak tepat. Apakah fisik saja cukup membuat kita bahagia? Justru pasangan yang mengerti diri kitalah yang membuat kita merasa tenang bersamanya. Pengertian dan ketulusan seseorang akan membuat kita merasa cinta itu adalah hal yang paling indah didunia ini.” *****

379. Dari Titik Nol: From Zero to Hero

Dari Titik Nol: From Zero to Hero“Dari Titik Nol: From Zero to Hero” memang benar-benar terjadi dalam hidupku. Selama sekitar 6,5 tahun sebagai insan pasca stroke, Tuhan meremukkanku. Sama sekali tidak bisa apa-apa seperti seorang bayi yang baru lahir, tetapi Tuhan jugalah yang mengangkatku sampai aku menjadi seperti ini. Tuhan menjatuhkan aku dari titik kehidupanku yang tertinggi sebagai seorang manusia berumur 39 tahun yang dalam masa kesuksesan hidup ke titik nol, bahkan titik minus, lalu Tuhan juga yang merenda hidupku kemb

380. Dark Peace Chronicle

Dark Peace ChronicleJill tidak menyangka saat dia memutuskan untuk mengingkari takdirnya dengan kabur dari Jail, sebenarnya dia tidak mengingkari tadir siapapun. Jill tidak tahu bahwa kabur dari Jail memang takdirnya. Meski tak ingin mengakuinya, Jambrong si petani bayaran yang muda dan berbakat dan baru tiga tahun menikmati hari-hari membosankan lepas kelulusannya dari Akademi Begundal sebenarnya sadar kehidupan terlalu konstan yang dijalaninya tidak baik bagi kesehatan. Jadi saat ada gadis kacamata buronan yang berlari minta tolong padanya, hati kecilnya sedikit senang dengan perubahan keadaan kecil itu. Richard adalah pria ganteng berambut pirang yang kini dikutuk menjadi kerbau akibat suatu hal mistis. Bahkan sebelum masa-masa kutukannya, dia sudah merasa hidupnya cukup hancur. Jadi saat partner-nya, si petani bayaran, memutuskan untuk ikut campur dalam urusan gadis kacamata yang tidak jelas bibit, bebet, dan bobotnya, dia merasa hidupnya sudah tak bisa lebih hancur lagi dan memutuskan untuk tak keberatan dan menonton pertunjukkan hidup seperti apa yang akan mereka mainkan setelah ini. Kisah perdamaian macam apa ini? Bagaimana bisa Jill berubah status dari tahanan, menjadi buronan, kemudian menjadi majikan, kemudian menjadi budak, bahkan jadi maling jemuran? Kenapa tentara negara mengejarnya?! Dan bagaimana semua kegilaan konyol ini berhubungan dengan takdir Buvana? Sebuah kisah mengenai perang, perjuangan, kebencian, kedamaian, dan kegilaan yang menyusun semua itu.

Leutika Leutika