Katalog Buku

Novel ini memiliki format seperti buku harian, disertai dengan tanggal-tanggal dan peristiwa –peristiwa penting yang berlatar di tahun 1965. Buku harian ini bercerita mengenai kehidupan Albert Schmidt, seorang pemuda yang tinggal di sebuah apartemen di dekat Universitas Yale. Albert ditinggalkan oleh ayah dan ibunya yang tiba-tiba menghilang, kemudian ditolak oleh universitas impiannya berkali-kali, sementara adiknya yang merupakan salah satu mahasiswa Yale juga tersandung kasus narkotika. Albert mengurung dirinya di kamar, seperti hikkikomori. Namun bedanya, ia hanya fokus dengan buku-buku biologi. Selama tiga tahun lamanya ia tak pernah keluar apartemen kecuali untuk hal yang mendesak, bahkan ia menutupi jendela kamarnya dengan plester hitam. Hingga akhirnya, Iris, seorang tetangga baru, datang dan secara perlahan mengubah hidup Albert.

Linikala (timeline) di Twitter menjadi saksi. Tiap hari ada beragam kisah tersaji. Kisah cinta, canda, galau dan gombal terekam tanpa sembunyi-sembunyi. Tepatlah simbol burung berkicau sebagai perlambang Twitter. Dalam penelitian satwa burung didapati hasil bahwa semakin seekor burung berkicau, semakin ia teridentifikasi sedang stress. Begitupun yang terjadi pada para pemilik akun Twitter. Mereka akan mudah diidentifikasi dengan kicauan (tweet) yang ditampilkan di linikala. Semakin stress atau sedang dilanda masalah, maka pemilik akun semakin lancar berkicau. Kicauan yang berupa kegalauan, keputusasaan dan kecerewatan makin menampilkan karakter pemilik akun.
Kreativitas menjadi kunci untuk berkicau di Twitter. 140 karakter mengkondisikan pemilik akun untuk efektif dalam memproduksi kata. Keterbatasan karakter tersebut bukan lagi menjadi halangan, namun jadi ajang untuk melatih memproduksi kata yang artisitik dan mengandung kadar estetik. Kesederhanaan tampilan di Twitter tak menyurutkan pemilik akun untuk mengeksplorasi beragam peristiwa menjadi kicauan yang terkadang mampu meramaikan jagat maya. Keramaian kicauan tersebut terekam melalui penggunaan tagar (hashtag) yang mampu memancing keriuhan perbincangan.
Kicau-kicauan dalam buku merupakan rekaman dari beragam tema. Tema-tema yang dibungkus dalam beberapa tagar seperti #MuridGokil, #PuisiSenja, #Bait2Malam, #TweetBebas, #PuisiSingkat, #TimelineGue, #3Serangkai, #PercumaPacaran, #AsyiknyaPacaran, #BuatApaBelajar, #BuatApaPutus, #KamuBerubah, #MasihZaman dan #TweetValentine. Tagar-tagar tersebut memancing keriuhan di linikala. Ada yang mulai berkicau dengan panduan tagar-tagar tersebut. Keasyikan berkicau di twitter bagai menghisap candu. Pemilik akun menjadikan linikala ibarat buku harian yang dapat menampung segala keluh kesah kehidupan, namun berhati-hatilah karena your tweet is your tiger.

sudah ada

“Jika tak sanggup, pulanglah nak. Kau masih bisa makan di desa ini tanpa kuliah.”
“Benar kata ibumu, kita sudah ditakdirkan menjadi orang desa. Tak ada gunanya memaksakan diri menjadi orang kota.” Pungkas ayah
“Aku hanya ingin di doakan bu, yah. Tolong doakan yang baik-baik untukku. Aku pamit ya.”
Menjadi anak desa dan memiliki mimpi besar di Kota sudah bukan hal yang tabu, hamper seluruh dari kami yang notabennya anak desa memilih merantau. Ada yang benar-benar ingin menggapai mimpi, ada yang hanya untuk pembuktian diri bahkan adapula yang hanya gaya-gayaan. Kisah anak desa yang mendapatkan beasiswa pun tak sedikit, sayangnya tak sedikit pula yang mempergunakan uangnya diajalan yang salah bahkan berakhir putus kuliah. Aku tak berniat mendaftar beasiswa, karena ku tahu jumlah saingan yang tidak sedikit. Walau sudah tentu aku ikut memasukkan berkas pendaftaran. Saat keluar meninggalkan desa, aku ditampung oleh seorang polisi dengan catatan aku bertugas mengurusi rumah dan merawat anak-anaknya yang masih kecil. Karena sudah menyukai dunia pertanian, aku mencoba menanam sendiri berbagai macam bunga hias untuk ku jual. Saat itu belum ramai orang yang memajang bunga-bunga hias di teras dan halaman rumah mereka, hal tersebut menjadi nilai tambah untukku karena bunga yang ku jual cukup laris diburu. Awalnya hanya sekitar rumah yang ku tawarkan, lalu lama-kelamaan mulai tersebar karena sering dibicarakan ibu-ibu rumah tangga yang sering membeli bungaku.

Semua cerpen dalam naskah ini berlatar sosial dan budaya kehidupan Jawa. Cerita pada naskah ini dimaksudkan untuk membalikkan tahayul dengan logika dan nalar sehat.

Dengan cinta seseorang mampu tegak berdiri menjalani hidup penuh dengan keterkejutan. Dengan cinta pun seseorang mampu terperosok hingga tak bermuara dan tak berujung. Namun, hal ini tak kan pernah berlaku bila Tuhan Bicara Cinta. Kekerasan, kebakhilan akan luluh bila cinta yang bicara hingga muncul keikhlasan, kedermawanan, keharmonisan, dan kesetiaan.
Kisah bertabur makna dan berhias inspirasi yang membuat Anda penasaran??? Selami kisahnya di buku sederhana ini.

Pemrograman web merupakan kajian yang sangat kompleks. Buku ini secara umum menceritakan dan menyajikan desain perancangan dan pemrograman web secara ringan dan menarik. Semoga bisa membantu siapa saja yang ingin mempelajarinya.
~Lucky Agus Saputra~

Buku ini berisi tentang Desain Pembelajaran Berbasis Blended Learning khusus untuk Mata Kuliah Statistik Strata Satu. Materi yang ada dalam buku meliputi:
1. Pendahuluan Blended Learning
2. Perancangan Blended Learning Mata Kuliah Statistik
3. Pengertian Dasar Ilmu Statistik
4. Skala Pengukuran
5. Operasi Program SPSS
6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
7. Uji Normalitas Dan Outlier
8. Uji Beda T Test
9. Uji Asumsi Klasik
10. Regresi Linier
11. Analisis Korelasi
12. Analisis Faktor
13

Ahh..., ternyata Hirish Prako yang saya kenal mampu untuk menulis puisi. Melankolis, jenaka, marah, cinta, semua menggambarkan ekspresi sang penulis. Gender itu memang konstruksi sosial mas! Bukan karena hanya ada yang menggantung di dalam celana (hal 27) hahaha...Sesungguhnya puisi-puisi dalam buku ini, memperlihatkan sisi feminitas penulisnya. Selamat menikmati. (Nurul Arifin, perempuan aktivis dan politisi)
Kata-kata sering jadi kehilangan makna justru ketika ia diuntai, ditata secara berlebihan, dan dipolitisasi. Hirish Prako tidak termasuk dalam golongan penyair yang suka berlebih-lebihan. Kata-katanya sederhana, efisien, seperti hujan lewat. Imajinatif. Mengingatkan kita pada Haiku, puisi klasik Jepang. Banyak peristiwa melintas. Seperti dalam siaran berita di televisi. (Adhie M Massardi, mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid. Kini Koordinator Gerakan Indonesia Bersih)
Buku puisi “Detak Takut” karya Hirish Prako adalah refleksi kehidupan sehari-hari penyairnya yang penuh warna. Salah satu warna itu adalah takut. Ketakutan sebenarnya penting untuk menghargai hidup yang penuh tantangan. Ada kebimbangan, kesepian, ketakpastian, cinta, tragedi, dilema, pilihan, pertemuan, pengkhianatan, kegelisahan, dan beragam situasi yang dihadapi. Hidup tanpa ketakutan seperti sayur tanpa garam. Namun hidup yang disandera ketakutan, seperti tersesat di ruang waktu, berujung sia-sia. Selamat pada Hirish Prako yang telah menghadirkan dialog jujur dalam puisi-puisinya. (Fadli Zon, politisi dan budayawan)

Beragam jenis kanker yang bermanifestasi di dalam rongga mulut dapat dikenali dan dideteksi secara dini sehingga penderita mendapatkan terapi sedini mungkin. Buku ini menguraikan secara ringkas mengenai deteksi dini kanker pada rongga mulut dan upaya pencegahannya.