Katalog Buku
441. Don't Let Me Go
eorang gadis berusia kisaran 15 tahun yang mengenakan seragam putih birunya berjalan memasuki gerbang sekolahnya. Bernama Reya, Zareya Dirgantara. Senyum yang terukir indah dari bibirnya membuat Reya semakin cantik, tapi siapa sangka dibalik senyum manisnya itu terdapat kenangan pahit semasa sekolah dasar. “Temen-temen udah pada berangkat belum ya?” gumamnya. Senyum masih terukir indah di wajah Reya. Sedari kecil Reya memang sering tersenyum, walaupun Reya cengeng. Tak heran mengapa temannya dulu sering memanfaatkannya. Reya gadis yang baik, bahkan sangat baik. Sampai-sampai dimanfaatkan oleh temannya pun Reya tidak menyadari. Bahkan Reya sering merasa tak enak pada temannya. Menegur saat temannya berbuat yang tidak baik saja tidak berani. “REYAAA!!” Reya berhenti berjalan kala mendengar namanya dipanggil. Reya menoleh kebelakang. “Mandaaa, kukira siapa ternyata kamu tohh” Reya tersenyum kala melihat sahabatnya ceria. “Hehehe, nggak kerasa ya kita udah kelas delapan aja, perasaan baru kemarin, belum lama masuk sekolah ini,” ujar Amanda. Amanda adalah sahabat Reya sewaktu SD. Mereka berdua dekat belum terlalu lama, kurang lebih tiga tahunan. “Iya juga ya, nggak kerasa udah kelas delapan. Setahun lagi kita kelas sembilan,” katanya. Manda pun terdiam. Benar juga sebentar lagi mereka akan kelas sembilan, lalu lulus dan berpisah dengan Reya. “Manda,” panggil Reya. Manda menoleh pada Reya. “What?” tanyanya. Reya menggelengkan kepalanya, “Ayo masuk!”442. Dongeng Mama
Dari 16 cerita di buku ini, terkandung pesan moral sederhana , diharapkan orang tua dapat menjelaskannya pada anaknya.443. Dongeng Suka-Suka
Apakah cerpen-cerpen yang ada dalam buku antoligi ini akan merusak esensi sebuah dongeng yang sudah ada berabad-abad lamanya? Tentunya tidak sama sekali. Dongeng merupakan daya imajinasi para penuturnya. Di sini, para penulis juga menggunakan imajinasinya dalam membentuk sebuah karya baru. Dan kalau memang pembaca ingin mengetahui kebenaran dongeng, bukan di sini tempatnya. Toh judulnya juga bukan Dongeng Masa Lalu, tetapi “Dongeng Suka Suka”444. DREAMS
Hidup harus memiliki tujuan. Tujuan itu disebut dengan mimpi. Banyak orang yang memiliki mimpi, namun banyak juga yang gagal mewujudkannya. Buku ini akan mengajarkan kepada Anda, untuk mewujudkan mimpi dengan hal-hal yang praktis dan mudah dipahami, sehingga Anda tidak terbentur dengan tembok kegagalan. Beberapa ilustrasi yang diceritakan dalam buku ini berdasarkan pengalaman pribadi Penulis. Di samping itu, buku ini juga menceritakan 16 orang lebih, tentang usahanya dalam meraih mimpi! Nilai-nilai yang diterapkan dalam buku ini berlandaskan firman Tuhan.445. Dreams 2 Reality
Sempat mengalami beberapa penundaan dari mulai proses layout hingga pembenahan konten, Dreams2Reality akhirnya bisa dinkmati pembaca. Di sini, kami bercerita tentang: 1. Perjalanan selama dua tahun. 2. Kesan masing-masing divisi selama memegang tanggung jawab kerjanya. 3. Proses kreatif di balik event-event penulisan Leutika. 4. Sesuatu yang menarik dari Leutikans. 5. Karya-karya pemenang WN Dreams2Reality. Buku ini tidak hanya mengungkap hal-hal di sekitar lingkup Leutika, tapi di sisi lain, mengajak kita untuk lebih dekat dengan apa yang kita inginkan. Kemudian lebih berani mewujudkan apa yang ada di kepala kita menjadi kenyataan.446. Dua Belas Stase, Dua Belas Kenangan
Setiap mahasiswa yang telah dilantik menjadi sarjana kedokteran harus melanjutkan program studinya ke program studi profesi dokter. Inilah yang sering disebut masa kepaniteraan klinik. Masa kepaniteraan klinik selalu meninggalkan kenangan yang takkan terlupakan bagi setiap dokter yang menjalaninya. Susah, senang, lelah, dan bahagia, semua campur aduk jadi satu. Jaga di rumah sakit tiga puluh dua jam sudah bukan hal yang baru. Belum lagi kalau kebagian stase di luar kota. Di setiap rumah sakit447. Dua Cerita Untuk Diandra
Suara hati Erlangga Aku kangen kamu, Diandra! Rasanya masih sulit untuk aku bisa percaya bahwa kamu sudah pergi meninggalkan aku. Suara hati Rencani Diandra, maaf ya kalau selama ini aku sering memendam iri terhadap kamu.448. Dua Sisi Harapan
Jodi mengambil penanya dan dia tahu apa pun yang dia tulis itu tidak akan berdampak kepada siapa pun dan hal apa pun. Tulisannya hanya akan jadi bait bait aksara tanpa tuan. Perjalanan bukan hanya memberikan kita hal-hal baru untuk dirindu. Bukan serta-merta membuat setiap permasalahan diakhiri sendu. Bukan hanya mengajarkan kerinduan berujung pilu. Setidaknya kita nyaris tahu setiap temu dan pisah disediakan sangat padu. Kita tahu pastinya bertemu lalu dipisahkan. Entah dengan cara apa ya449. Duabelas
Buku DUABELAS berisikan tulisan tentang kondisi dan situasi nasional di tinjau dari pendekatan sosial. Penulis berusaha melihat dan kemudian memaparkan perkembangan pergeseran budaya nusantara secara jernih dan netral tanpa tendensi menyudutkan siapapun. Keberpihakan adalah suatu keniscayaan ketika menyampaikan opini namun keberpihakan itu selalu berpedoman pada motto menulis Penasehat, Penakawan dan Penasaran sehingga mengarah kepada kebenaran. Roh dari tulisan terrangkum ketika penulis menyampaikan saran terhadap permasalahan terkait dengan harapan bisa menjadi masukan sebagai bentuk kontribusi dari seorang warga negara,450. Dubai Creek
Apakah kamu masih mencintaiku? Atau cintamu memang telah berkurang… Mungkin juga menghilang, Atau…bahkan kamu memang tidak pernah mencintaiku sebelumnya…? Apakah perahu yang engkau ceritakan padaku, perahu kecil yang terombang-ambing Ditengah samudera yang tak memiliki batas… Dan kita berdua duduk diatas perahu itu Berkasih-kasihan, saling memegang erat dan menguatkan … Telah engkau lepaskan…? Karena rasanya hanya aku yang telah tenggelam dan menggapai-gapai meraih kembali asa… Dan kamu tetap disana, menatap riak-riak air, menyambut ombak-ombak diatasmu dan pergi… Kamu… Tidakkah kamu bisa melihat bahwa sayapku telah patah? Cinta yang menyelimuti ini tidak bisa berpaling dari ketidakberadaanmu dari sisiku… Aku ingin kembali merasakanmu Namun saat dekat, tatapanmu tidak lagi memaduiku… Senyummu tidak lagi mengukungku Sempurnamu tidak lagi memelukku… Apakah jauh kini telah menjadi bahagiamu? Apakah mereka semua telah menjadi pesonamu? And for you, will I always be the flightless bird witSebelumnnya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42] [43] [44] [45] [46] [47] [48] [49] [50] [51] [52] [53] [54] [55] [56] [57] [58] [59] [60] [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67] [68] [69] [70] [71] [72] [73] [74] [75] [76] [77] [78] [79] [80] [81] [82] [83] [84] [85] [86] [87] [88] [89] [90] [91] [92] [93] [94] [95] [96] [97] [98] [99] [100] [101] [102] [103] [104] [105] [106] [107] [108] [109] [110] [111] [112] [113] [114] [115] [116] [117] [118] [119] [120] [121] [122] [123] [124] [125] [126] [127] [128] [129] [130] [131] [132] [133] [134] [135] [136] [137] [138] [139] [140] [141] [142] [143] [144] [145] [146] [147] [148] [149] [150] [151] [152] [153] [154] [155] [156] [157] [158] [159] [160] [161] [162] [163] [164] [165] [166] [167] [168] [169] [170] [171] [172] [173] [174] [175] [176] [177] [178] [179] [180] [181] [182] [183] [184] [185] [186] Selanjutnya