Katalog Buku

Gema gerakan penghormatan terhadap eksistensi hak asasi manusia (HAM) telah bergaung secara universal. Saat ini tidak satu negara pun di dunia ini yang menolak mengakui adanya seperangkat hak yang sifatnya asasi.

Bagaimana perasaan kalian jika kedatangan bocah dari pulau yang jauh secara tiba-tiba. Sejak kecil kalian tak saling kenal karena ia harus pergi dengan kedua orang tuanya. Seperti itulah yang dirasakan oleh Nurul Awwalin.

Terlanjur Hamil?? Eits, jangan berpikiran negatif dulu ya…Maksudnya, bagaimana kalau pasutri yang baru saja menikah, baru saja mulai menapaki kehidupan baru dan ternyata mendapati kalau sang istri langsung “isi”?
Kumpulan cerpen ‘chicklit’ jaman sekarang rata-rata bercerita mengenai kehidupan lajang dan bagaimana menuju fase pernikahan atau fase “happily ever after”. Jarang lho ada kumpulan cerita pendek bercerita mengenai kehidupan SETELAH pernikahan, setelah fase “happily ever after.” Yaitu fase saat seorang wanita hamil dan memiliki anak; Ibu hamil dan Ibu baru (pregnant and new mothers). Padahal fase kehamilan dan memiliki anak, punya banyak cerita yang, terkadang, jauh dari sekedar “happy-happy”. Mulai dari masa hamil muda yang mual-mual, hamil tua yang bikin badan terasa pegal-pegal. Itu baru fase kehamilan. Belum lagi fase menjadi Ibu, mendapat tambahan tugas membesarkan seorang manusia kecil yang rentan dengan serangan “baby blues.”
Kumpulan cerita pendek ini berupaya membidik fase tersebut, dimana ceritanya dituturkan dengan ringan, mudah dicerna baik oleh ibu hamil, ibu baru, pasutri baru hingga para single yang masih takut menapaki jenjang rumah tangga. Pada beberapa cerita, di bagian akhir terdapat tips dan trik pengalaman penulis. Pokoknya, setelah baca buku ini, dijamin tersenyum, tertawa dan bisa berkata “hamil? siapa takut!”

Martabak Kinoy, bersama empat belas cerpen lainnya membuktikan bahwa eksistensi makanan telah mengalami lompatan besar dari semula yang hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, kini telah menjelma menjadi sumber inspirasi

RUMAH RINDU
“aku ingin punya rumah dipinggiran sawah, yang bertaman apotik hidup dan dilalui selokan berair bening.” Rindu menggurat kalimat ingin dalam nuansa asanya.
BAYU YANG MENARI DI TENGAH SAWAH
Langit biru membara bersama rasa panas bumi, burung-burung memohon berbagi menghinggapi pepadi.....
TENGGELAM
Hari ini sebulan setelah ayah bertanya tentang usiaku. Larasati Sulandari Haryolukito kembali tenggelam.
ROBOT KERTAS
Tamasya di arung jeram bertautan dengan pelangi yang luruh di tikungan kali
MAAFKAN AKU
Matanya menelusuriku mencari mataku. Akhirnya.. tak kuasa... bertemulah.. ia melempar senyum ringan dan tetap aku melempar ke arah lain.
AKU INGIN KAU BAHAGIA
Rupanya dugaanku salah. Tata tidak melupakan aku. Tata masih meningatku. Seperti yang aku yakini, Tata sepertinya mencintai aku dan tetap menungguku
CINTA SEPANJANG MASA
Rasanya tak bijak meninggalkanmu dalam temaram lukamu yang membeku. Kamu sakit dalam perjalanan menunggu senja waktu.
NUTUG SAHABAT KERETA
Aneh bin ajaib mahluk satu ini. Sebelah tali sepatunya merah. Dan sebelah oranye. Dan kaus kaki hijau. Celana abunya ketat, Boy band pun “lewat.”
HARAPAN SELALU ADA
“Mas Mahpud, maaf ya!” mas engga usah nyari kerjaan disini lagi.” Mbok Warsih berujar halus namun tegas.
KEHILANGAN
“Apa pun di dunia ini nisby, tak abadi, ia akan bisu, hancur, absurd, lebur, dan .... hilang!!!”
MENANGISLAH BERSAMA EMBUN PAGI
Pertengahan malam membius desiran rahmat yang berpijar ...........
JANJI ALLOH UNTUKKU
Di usiaku yang menginjak 23 tahun pada tahun ini, aku tidak seperti gadis-gadis sebayaku…..

Akankah cinta menemukan muara yang dinanti, seindah lukisan pelangi senja? Ataukah lara akan mendekap kembali dalam jelaga hati?

Karakteristik yang melekat pada media ialah model penyampai informasi yang tak terlalu banyak diminati, terutama oleh kaum milenial saat ini. Media konvensional lebih didominasi oleh televisi yang saat ini pun cenderung monoton, terutama lagi-lagi bagi kaum milenial. Anak muda tentu membutuhkan suatu cara mendapat informasi yang lebih menarik dan inovatif, tetapi tetap pada kaidah-kaidah yang ada. Media pun tidak tinggal diam. Menyambut keinginan para generasi milenial, media pun lahir kembali d

Gapura biru, kokoh berdiri seraya membisu. Menyandang makna, seperti sebuah gawang besar yang tanpa penjaga. Tidak..! Gapura itu tak pernah beringsut, walau angin keras sesekali bertiup. Dia melulu berdiam, seolah menyimpan misteri jauh di kedalaman.
Tak jauh darinya, seorang siswa menatap gapura dengan mata yang menyala. Serona melihat harta melimpah teronggok di belakangnya. Harta legenda yang teramat dia yakini sungguh berada disana.
“Ayah.. aku akan memburunya! Aku berjanji akan memburu harta legenda di SMK itu!” bisiknya, sungguh-sungguh.
Ah, betulkah ada harta legenda yang tersembunyi disana? Ataukah itu semua hanya bualan semata? Sekedar dongeng fiksi yang mempermainkan siapapun yang mempercayainya?

Rindu yang selalu menitik di tepi hati. Cinta yang basah oleh tetes embun kasihmu.
Apa lagi yang aku cari dalam hidup ini, selain kepasrahan dalam genggaman asmara.

Setiap orang boleh bermimpi dan memiliki mimpi dan sebuah mimpi itulah yang cenderung membuat semangat seseorang menyala terang
Bianfitickta Everline Thilatasia Tifani seorang gadis bertubuh proporsional dan senyum memikat, di tunjang dengan kecerdasan yang jauh diatas rata- rata, sangat berambisi menjadi mahasiswi Curtin University, sebuah universitas bergengsi di dataran benua Australia
Kesempurnaan yang dia miliki sebagai putri tunggal sang dubes dan pengusaha sukses seolah mimpi itu telah berada di ujung jarinya..ya...dan hanya masalah waktu
Harta melimpah tidak membuatnya hidup secara tersier, ada hal unik darinya yang akan menambah decak kagum orang - orang di dekatnya
Dan mimpi itu hampir dia miliki sebelum pada akhirnya penyakit mematikan memaksanya berusaha tetap menyalakan mimpinya di tengah keterbatasan.
Tetap konsistenkah Bian mempertahankan mimpinya ditengah keterbatasan yang makin mempersulitnya ???