slogan leutika prio

Katalog Buku

641. Jadi Miliarder Lewat Kartu Kredit (Revisi)

Jadi Miliarder Lewat Kartu Kredit (Revisi)Tahukah Anda jika lewat kartu kredit bisa membuat Anda kaya? Selama ini kartu kredit sering dianggap sebagai biang keladi dari permasalahan keuangan banyak orang. Godaan kemudahan transaksi dengan menggunakan kartu kredit menyebabkan banyak penggunanya yang terjebak menjadi budak kartu kredit. Mereka bekerja keras setiap hari hanya untuk melunasi tunggakan utang kartu kredit yang seakan tak pernah ada habisnya. Kondisi ini mengakibatkan banyak orang ketakutan hingga menghindari penggunaan kartu kredit. Padahal jika dikelola dengan benar, kartu kredit bisa menjadikan Anda kaya rayadan tidak dikejar-kejar utang. Melalui buku ini, mata Anda akan terbelalak dengan begitu banyak manfaat dan kemudahan dalam membangun kekayaan Anda hanya dengan mengandalkan kartu kredit!

642. Jadikan Aku Preman

Jadikan Aku Preman“Bang, jadikan aku preman?” —0— Bang Ipung ketawa dan aku merasa itu pertanda buruk. Aku bisa saja langsung digebuki preman ini. Untuk apa dia repot-repot meladeniku, orang yang tak dikenal. Namun ternyata aku salah. Dia membelai rambutku. Awalnya aku risih namun ternyata itu membuatku nyaman. Aku bisa langsung terbuka padanya. Aku menceritakan semua masalahku, semua yang kurasa sangat berat kujalani. “Di sini kamu akan menemukan kedamaian,” kata Bang Ipung. Sejak hari itu aku numpang tinggal

643. Jalan (Dahlan Iskan) Menuju Kepemimpinan Otentik

Jalan (Dahlan Iskan) Menuju Kepemimpinan OtentikDiskusi mengenai kepemimpinan otentik semakin mendapatkan tempat belakangan ini. Kehadirannya menjadi sintesa di tengah menjamurnya model pemimpin tipe tebar pesona, atributif, atau kosmetik di panggung demokrasi. Dalam posisi inilah, wacana kepemimpinan otentik mulai berkembang. Karena itu, tidak heran apabila konsep kepemimpinan otentik menjadi terkesan politis. Padahal, keotentikan dibutuhkan dalam semua dimensi kepemimpinan organisasi. Bukan hanya organisasi politik, tapi juga organisasi publik dan bisnis. Tapi, bagaimana caranya menjadi otentik? Buku ini berusaha menjawab pertanyaan itu dengan mengeksplorasi konsep kepemimpinan otentik yang dikembangkan William W.George (2007) dalam bukunya yang berjudul True North : Discover Your Authentic Leadership. Dari hasil risetnya, Bill-begitu profesor dari Harvard Business School itu biasa disapa, menyimpulkan bahwa para pemimpin otentik mendapatkan motivasi untuk memimpin dengan memahami dan membingkai kembali kisah hidup mereka secara produktif. Untuk lebih memudahkan memahaminya, penulis sengaja menggunakan salah satu contoh fenomena kepemimpinan yang ada di Indonesia. Kali ini, sosok yang dipilih adalah Dahlan Iskan. Dari berbagai referensi yang tersedia, gaya kepemimpinan Dahlan yang sangat fenomenal itu ternyata sangat cocok untuk dideskripsikan dengan menggunakan konsep kepemimpinan otentik yang dikembangkan Bill George.

644. Jalan, Jajan, Makan

Jalan, Jajan, MakanJalan-jalan adalah kegiatan yang menyenangkan. Terlebih karena setelah jalan-jalan, perut pun lapar dan butuh untuk segera makan. Begitu pula rangkaian cerita kisah yang disusun oleh mahasiswa semester dua Prodi Ilmu Komunikasi UMM ini. Jalan-jalan, beli jajan, dan akhirnya makan pun bisa menjadi catatan peristiwa yang dirangkum dalam sebuah berita. Bergaya bak jurnalis muda, mereka bersemangat untuk menelusuri apa saja kuliner inspiratif, khususnya di wilayah Malang Raya. Rangkaian berita featu

645. Jalan-Jalan

Jalan-JalanBuku JALAN JALAN memuat kisah perjalanan wisata dari pesohor dunia dan juga kunjungan penulis beserta keluarga. Selain itu terdapat reportase kegiatan dan opini serta catatan budaya terkait peristiwa trending topic pada skala nasional.

646. JAM KOSONG: Membuka Kesadaran Baru di Tengah Arus Materialisme Pendidikan Yang Tidak Memberdayakan

JAM KOSONG: Membuka Kesadaran Baru di Tengah Arus Materialisme Pendidikan Yang Tidak MemberdayakanFakta bahwa praktek pendidikan yang justru membuat guru dan siswa asing menatap dirinya tidak disangkal lagi. Pendidikan yang sejatinya adalah proses memanusiakan manusia telah kehilangan ruh makwaninya. Buku ini menawarkan sikap kritis terhadap praktek pendidikan yang membelenggu. Anda diajak untuk menghikmahi arus pendangkalan nilai-nilai seputar pendidikan dengan menyelami kesadaran Pribadi demi memelihara harkat manusiawi yang paling dasar. Motivasi menjadi guru inspiratif sudah banyak dikupas, tetapi sisi kesadaran yang meniscayakan perjalanan masuk ke dalam diri (safari internal) masih jarang diulas. Buku ini hadir untuk membuka jalan kesadaran baru bagi siapa saja termasuk para guru. “Sebuah buku indah dengan teks-teks menggugah. Dan tentu sangat penting untuk bacaan dan referensi bagi guru dan siapapun yang peduli akan dunia pendidikan.” - Yusron Aminulloh, Master Trainer Menebar Energi Positif (MEP)

647. Jamaah Al Facebookiyah

Jamaah Al FacebookiyahGlobalisasi yang kian menjaman membuat manusia semakin harus pandai-pandai beradaptasi dengannya. Globalisasi dengan segala hiruk pikuknya seolah kian memasung umat manusia untuk tergerus oleh deras arusnya. Facebook, salah satu ‘makhluk’ ciptaan globalisasi ini belakangan menjadi 'faham' yang amat banyak diikuti oleh umat manusia karena berbagai keasyikannya. Facebook hadir sebagai media jejaring sosial yang menyedot perhatian banyak pasang mata dunia. Facebook pun berubah wujud menjadi gaya hidup. Jamaah Al Facebookiyah pun semakin besar jumlahnya. Akan tetapi banyak yang kurang menyadari. Bak dua sisi mata uang, selain mendatangkan kemaslahatan (manfaat), Facebook juga berpotensi besar menimbulkan kemadlaratan (bahaya, kerugian) bagi umat manusia, tak hanya Jamaah Al Facebookiyah, tetapi bisa juga yang bukan jamaah sekalipun bisa terkena imbasnya. Tidak bermaksud menghakimi Facebook. Apalagi memfatwaharamkannya. Tetapi, ini adalah salah satu interupsi kecil yang patut direnungkan bagi Jamaah Al Facebookiyah ataupun para calonnya. ......................... “Mas Fendi yang masih muda merasa resah melihat dunia Facebook. Baginya, Facebook memang tidak salah dan tidak bisa disalahkan, tetapi kita harus bisa kritis dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif, misalnya mencari teman atau berbagi ilmu pengetahuan.” Ridho Al-Hamdi, Penulis buku Berhala Itu Bernama Budaya Pop dengan nama pena Ridho “Bukan” Rhoma. Kini tinggal di Yogyakarta dan menjadi pengajar di Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIPOL UMY.

648. JANGAN TERSINGGUNG TUAN

JANGAN TERSINGGUNG TUANSajak ini mengandung cerita Cerita tentang keadaan indonesia Ada yang mengatakan indonesia sedang baik-baik saja Ada pula yang mengatakan bahwa indonesia belum sepenuhnya merdeka Sajak ini bukan berupa senjata Tak memakan korban jiwa Tak akan mengancam negara Hanya rangkaian kata yang dihunuskan kepada penguasa Sajak ini bukan bermaksud untuk meruntuhkan dinding penguasa Melainkan hanya ingin mengingatkan kepada mereka Berjuta manusia mempertaruhkan harapan kepada nya Dan ini hanya simbol peringatan agar mereka tidak lupa Apabila sajak ini membuat tuan marah Kami curiga bahwa tuan tentu punya salah Jikalau sajak ini membuat tuan bahagia Maka tuan sedang berada dalam barisan rakyat indonesia

649. Janji Dakocan

Janji DakocanBuku berisi kisah kekonyolan seorang anak manusia. Hidup yang hanya sekali, jangan dipersulit. tertawakan saja!! Buku ini Sangat sangat direkomendasikan untuk kalian yang mengalami stress, kepenatan, dan bosan hidup.

650. Jantungmu Manggis

Jantungmu ManggisJANTUNGMU MANGGIS Jantungmulah manggis pangsa delapan Ungu, tergores-gores, sebab cinta Terpetik di antara yang tercipta Sarat belas kasih dan pengharapan Isinya putih bersih, suci murni Sejati iman dan sabar dan lembut Saat semua susut dan semrawut Cucurkan manis, gagah dan berani Terbalut tebal ungu pangsa putih Kuasa dan murka dan keadilan Di muka getah kuning kebatilan Tiada melemah atau meletih Darahnya ungu kental, cerah nyala Masuk ke jiwa merasukkan pahit Ah, getir dan legi bisa serakit Demi mujur nasib yang kena bala Jantungmulah manggis pangsa delapan Ungu, tergores-gores, sebab cinta Lalu berdenyut aku dan semesta Seiring degupnya di kegelapan 03\20

Leutika Leutika